Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

SUNGAI KERAJAAN GAIB (Part 3) - Diikuti Sosok Penari


Kisah misteri kerajaan gaib di sungai dekat rumah seri 3

Lanjutan cerita horor sungai kerajaan gaib. Anak tangga yang dilewati Pak Bambang dan Om Sukar tadi, tiba-tiba muncul kembali.

Begitu pula suasana sekitar. Rumpun bambu tidak selebat tadi. Saat sampai di rumah, Lik Sie sudah pulang dari sekolahya.

Ia heran dengan wajah Om Sukar yang kusut bin kisut. Om Sukar segera menuju ke dapur. Mengambil segelas air putih besar dan langsung meminumnya dalam sekali teguk.

“Si...Sie!” Om Sukar berkata terbata-bata. Sisa kengerian di sungai tadi masih belum menghilang. “A...aa...ambilkan camilan!” katanya dengan terbata lagi.

Om Sukar kembali ke ruang tamu. Ia duduk di sofa dengan Pak Bambang.
“Mong....go!”

“Sekarang kamu tahu to?” Pak Bambang bertanya dengan senyuman lebar. Om hanya menjawab dengan anggukan. Pak Bambang pun memakan makanan yang disuguhkan Lik Sie.

“Aku pamit yo!” Om mengangguk lagi.

Sebelum pulang, Pak Bambang kembali memegang tangan Om Sukar. Yang dibuka harus ditutup. Kalau tidak ditutup, dia bisa datang lagi untuk menghadiri pemakaman Om.

Om Sukar merasa sedikit lega. Hanya sedikit. Namun, ia sudah dapat berbicara.

“Tadi kamu datang, kamu yang pusing. Sekarang, gantian aku yang pusing,” Om Sukar berkata di depan pintu.

“Yo njaluk pangapura aku. Daripada kamu kenapa-napa, sekalian saya beritahu. Pokoknya kamu hati-hati saja!” kata Pak Bambang yang lantas memacu motornya dengan santai. Lega sudah.

Tujuh hari setelah hari itu, Om Sukar gemetar ketakutan. Ia mencari ponsel nomor kontak Pak Bambang. Om Sukar langsung menelponnya setelah apa yang dia lihat.

“Halo, Kar, apa kabarmu? Ada apa nelpon aku?” Pak Bambang bertanya memulai pembicaraan.

“Bambang...”
“Iya?”

“Kamu ingat perempuan yang jadi penari dengan kalem di sungai dulu?”

“Hm...” Pak Bambang terdiam sejenak. Berpikir. “Iya. Kenapa?”

“Ya. Matur nuwun.” Kata Om sambil menuju dapur. Takut-takut menuang air.

Om Sukar segera membaca Al-Fatihah. Dan penari itu berhenti menari saat Om membaca ayat pertama. Lalu menghilang saat Om selesai lalu meneguk air putih tersebut.

Ada yang lebih parah dari semua pengalaman Om selama tinggal di rumah itu. Yaitu adalah... Aku menempati rumah itu sekarang.

TAMAT
close