Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

SUSUK TERATAI PUTIH (Part 35) - Sumpah


SUMPAH

Saat Sumirah bertapa dengan sengaja sang ratu penguasa Rawa Ireng mengirim bayangan demi bayangan pada pikiran Sumirah tentang pernikahan Anggara dengan Fatimah. Sang ratu ingin Sumirah semakin sakit hati dan semakin jauh dari Tuhannya.

Air mata Sumirah jatuh saat melihat Anggara mencium dahi Fatimah di kamar pengantin mereka. Sumirah mengepalkan tangannya dengan erat. Sumirah sesenggukan dan tak tahan lagi Ia pun membuka matanya sambil meremas dadanya yang sesak. Dia tahu jika Anggara akan menikah namun dirinya tak menyangka jika rasa sakitnya sedalam ini.

Krtaaaak...... !!

Wajah Sumirah perlahan retak seperti porselin yang pecah.

Pletaaak....!

Pecahan wajah pipi Sumirah jatuh ke lantai pendopo. Sumirah memungut pecahan wajahnya itu lalu menempelkan kembali ke tempatnya semula. Perlahan Sumirah kembali tenang lalu menutup kembali kedua matanya. Perlahan wajahnya yang retak kembali tertutup lukanya dan halus serta cantik kembali.

Di Pulau seberang Anggara yang berada di kamar pengantin dengan Fatimah tiba-tiba merasakan nyeri di hatinya. Anggara menepis jauh-jauh perasaannya. Dirinya menatap Fatimah yang kini telah resmi menjadi istrinya itu.

Setelah mengecup dahinya, Anggara hendak mengecup merah mungil di wajah sang istri namun saat hampir bersentuhan tiba-tiba Anggara menarik bibirnya jauh-jauh dari wajah istrinya. Fatimah yang telah menutup matanya kaget dan membuka matanya kembali.

"Ada apa kak?"

Anggara mengelengkan kepalanya lalu memegang dadanya kuat-kuat.

"Maafkan aku Fatimah, aku mohon maafkan Aku!."

Anggara turun dari ranjang pengantinnya, menatap kembali Fatimah yang keheranan dan juga kecewa.

"Maafkan aku Fatimah...!!"

Anggara pergi keluar dari kamar pengantin meninggalkan sendiri Fatimah yang telah meneteskan air matanya.

"Apa kau begitu mencintai Sumirah kak Anggara sampai-sampai kau meninggalkanku di malam pernikahan kita ini."

Walau sempat ragu dan pergi, akhirnya Anggara kembali menemui Fatimah karena tak enak hati dengan kyai Akbar, mertuanya, dan juga karena Anggara merasa bersalah karena telah meninggalkan Fatimah karena bayangan Sumirah. Dirinya tak ingin menyakiti wanita yang telah sah menjadi istrinya itu hanya karena wanita asing yang tak halal bagi dirinya, yaitu Sumirah.

Anggara dan Fatimah pun melaksanakan ibadah suami istri dengan lancar dan hikmat, walaupun diam-diam Anggara masih teringat dengan Sumirah.

Begitupun dengan Sumirah. Ditengah-tengah pertapaannya wajah Anggara berkali-kali menghiasi penglihatannya. Sumirah lagi-lagi  meneteskan air matanya sambil bergumam lalu tersenyum mengerikan.

"Aku bersumpah, aku akan mengambil mu kembali kangmas Anggara..!"

BERSAMBUNG
close