Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

SUSUK TERATAI PUTIH (Part 36) - Kembalinya Sumirah


KEMBALINYA SUMIRAH

"Aku ingin memperkenalkan mu kepada pak Purnomo sebagai Istriku, jadi tidak ada yang menuduh kita berzina karena kita tinggal satu rumah Fatimah, kau harus bersiap-siap."

"Iya kak"

Saat Anggara dan Fatimah keluar dari rumah mereka, ternyata posisi Sumirah masih tetap sama. Berdiri di balik pohon untuk mengawasi mereka.

"Apa di sini kalau malam memang selalu terasa dingin kak Anggara?"

Anggara dan Fatimah berjalan beriringan ke rumah pak Purnomo. Langkah mereka diterangi oleh obor yang terbuat dari bambu yang  diisi oleh minyak tanah. Atasnya ditutup dengan sabut kelapa yang kemudian dibakar untuk menciptakan cahaya api.

"Peganglah tanganku Fatimah agar kau merasa lebih hangat."

Fatimah tersenyum dan langsung menempelkan badannya pada lengan sang suami.

"Ciih!"

Sumirah meludah saat melihat keromantisan pasangan suami istri tersebut.

"Tunggulah sampai wajah cantikmu akan aku miliki Fatimah!"

Ssssssst..... Sssssst...Sssssst...

Hanya dengan kedipan mata Sumirah sudah berada di depan pintu rumah yang sedari tadi dirinya awasi.

Ctrrreeeeetcssss..

Saat jarinya menyentuh pintu, Sumirah tersentak kaget. Bergegas jemarinya ia tarik. Rasa terbakar begitu terasa di ujung jarinya. Dahi Sumirah berkerut, dirinya merasa heran kenapa tak bisa masuk ke rumah Anggara.
Mata Sumirah menelisik, melihat sudut demi sudut. Tapi tak ada apapun yang janggal.
Anggara tak memasang jampi-jampi ataupun alat-alat pengusir lelembut seperti bunga setaman atau apapun itu. Tapi mengapa dirinya tak bisa masuk kerumah Anggara.
Sumirah sekali lagi mengulurkan tangannya, mencoba memasuki rumah Anggara.

"Aaarghht....!"
Brught....Kini bukan hanya tangannya saja yang terbakar, tapi tubuhnya pun terpental.

"Aaarghht... Apa ini!"

Tiba-tiba tubuh Sumirah dipaksa menjelma menjadi seekor ular dengan ukuran normal. Tubuhnya berubah sendiri padahal dirinya tak ingin menjadi ular.

Sssssst... Sssssst....Sssssst...

Sumirah bergegas bersembunyi di semak-semak dekat rumah Anggara saat mendengar langkah kaki mendekat ke arahnya.

Tap... Tap.. Tap...

Ternyata itu adalah langkah kaki Anggara dan Fatimah yang baru saja pulang. Di balik semak-semak Sumirah yang berwujudkan seekor ular hijau terus menjulurkan lidahnya sambil menatap Anggara dan Fatimah yang hendak memasuki rumah mereka. Matanya yang kuning menatap tajam dan terus mendesis.

Sebelum menutup pintu, Anggara menatap semak-semak persembunyian Sumirah. Dirinya tahu jika wanita itu bersembunyi disana. Bahkan Anggara melihat kedua bola mata ular jelmaan Sumirah yang menyala terang.
Anggara terus saja menatap bola mata ular tersebut dan hampir saja sukmanya tercabut seandainya  istrinya tak menepuk pundaknya sambil meniup tengkuk sang suami setelah membaca ayat Kursi.

"Kakak, ayo kita masuk."

"Iyya Fatimah."

Anggara yang tergagap dan tersadar pun menutup rapat pintu rumahnya. Sementara itu Sumirah merayap perlahan meninggalkan pelataran rumah Anggara.

Tubuh ularnya mengepulkan asap. Sumirah harus kesusahan merayap, baru setelah sampai di tepi sungai dirinya sudah tak lagi mengumpulkan asap, hanya saja rasa panas masih menguasai tubuhnya.

Byuuuuuuuuurrr.....

Ular hijau itu menyeburkan diri ke dalam sungai.

Blukubuk.... Blukubuk.. Blukubuk...

Perlahan dari dasar Sungai muncul seorang gadis cantik, dengan rambut basahnya yang terurai.

"Neng, kenapa malam-malam mandi di sungai. Nanti masuk angin loh!"

Seorang lelaki yang membawa obor dan jaring tanpa sengaja melihat Sumirah yang tengah berendam di air sungai. Pria itu hendak memasang jaring untuk mendapatkan ikan. Dirinya malah tak sengaja melihat paras ayu Sumirah.

"Kemarilah kangmas, temani aku, agar aku tak kedinginan."

Sumirah melambaikan tangannya, merayu si lelaki agar mau mendekatinya. Tentu saja lelaki tersebut tergoda. Berkali-kali dirinya menelan ludah, jakunnya naik turun.

"Kemarilah Kangmas!"

Sumirah menyisir rambut dengan jemarinya, menambah pesonanya. Tanpa babibu lelaki pencari ikan tersebut menceburkan dirinya ke sungai demi bisa menemui Sumirah yang cantik mempesona bagaikan dewi.

Byuuuuuuuuurrr....

Dengan tergesa lelaki tersebut berenang ke arah Sumirah. Dalam pikirannya dipenuhi dengan wajah cantik serta tubuh molek Sumirah.

"Wadoh. Apa ini!"

Tiba-tiba lelaki itu berteriak, tubuhnya tak bisa bergerak. Ternyata iya dililit oleh seekor ular yang berasal dari bagian bawah tubuh Sumirah. Lelaki itu panik setengah mati. Terlebih setelah melihat mata Sumirah yang berganti dengan pupil ular.

"Ssssetttan!"

Lelaki tersebut meronta, berusaha melepaskan tubuhnya. Namun sia-sia karena semakin dirinya bergerak maka semakin kencang pula lilitan Sumirah.

Perlahan wajah Sumirah mendekati sang pria, lalu tersenyum mengerikan.

"Kangmas, aku lapar!"

Ssssssst...... Sssssst..... Sssssst...

BERSAMBUNG
close