Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

LEMBAH SEWU MAYIT (Part 5)


Part 5 - Terkejut

Aarrrgh!

Aku berteriak kaget saat rambutku dijambak Ki Krowok lalu diseret hingga beberapa meter. Aku berontak melepaskan diri dan berhasil memukul tangannya sampai dia terdorong mundur.

Ki Krowok nampak marah melihat buruannya lepas. Dia kembali maju hendak mencengkram kepalaku dengan kuku-kukunya yang runcing.

Aku berkelit sembari memukul hingga tubuh kurusnya terhempas jatuh ke tanah. Aku tak ingin sia-siakan kesempatan ini. Selagi dia masih terkapar, kuhantamkan tinjuku berkali-kali hingga dia meraung kesakitan.

Jerit kesakitannya membuatku makin bersemangat. Tangan kananku terangkat tinggi-tinggi siap hujamkan pukulan pamungkas, tapi belum sempat itu terjadi, Ki Krowok mendadak hilang tanpa bekas.

Aku mundur selangkah lalu ambil sikap waspada. Aku tak tau apakah aku benar-benar sudah menghancurkannya, tapi firasatku mengatakan kalau dia tak semudah itu untuk dikalahkan.

Tapi itu urusan nanti, sekarang yang terpenting adalah keselamatan Linda. Aku harus segera membawa gadis itu keluar dari tempat ini.

Kuhampiri Linda yang masih tergolek pingsan. Kududuk bersila di dekatnya lalu berkhidmat pejamkan mata. Hingga tak lama berselang, dunia di sekitarku seakan-akan berubah.

Semilir angin yang berhembus membuatku perlahan-lahan membuka mata.

Alhamdulillah...

Kini aku berada di tengah padang rumput luas di bawah naungan langit yang gelap. Suara binatang malam yang bersahutan menandakan kalau aku telah kembali ke alam nyata.

Kubopong tubuh Linda lalu melangkah hati-hati melintasi padang rumput yang gelap. Namun ketika aku mulai masuk ke dalam hutan, hawa jahat yang sempat hilang kini kembali terasa.

Aku tak tau kejutan apalagi yang telah menunggu. Yang ada dalam otakku hanyalah membawa Linda secepat mungkin keluar dari hutan ini.

Mendadak terdengar suara menggeram bergema seantero hutan. Aku terpaksa menghentikan langkah karena merasa ada ancaman yang terasa begitu dekat.

Benar saja. Tak jauh dari tempatku berdiri, ada bayangan yang muncul dari balik kegelapan. Aku tercekat. Untuk sejenak aku terpaku di tempatku berdiri.

Ki Krowok hidup lagi!

Ki Krowok berdiri sambil menyeringai. Dia yang tadi kulumpuhkan di alam gaib, kini hadir di alam nyata dengan aura jahatnya yang begitu kuat.

Kurebahkan tubuh Linda lalu melindunginya dengan energi gaib sekedar untuk berjaga-jaga. Di saat yang bersamaan, Ki Krowok datang dengan cakar-cakarnya yang runcing mengerikan.

Grrrhhhh!

Ki Krowok menyerang sambil menggeram. Aku berkelit lalu sengaja menjauh agar Linda terhindar dari marabahaya.

Ki Krowok memburuku lalu menyabetkan kuku-kukunya, kusambut dirinya dengan pukulan pemusnah dalam satu kepalan tangan!

BUGH!

Suara benturan terdengar ketika tinjuku beradu keras dengan tangan Ki Krowok. Aku terpental mundur sementara Ki Krowok nampak terhuyung-huyung.

Aku kembali menghantam dengan energi yang lebih besar. Ki Krowok yang belum tegak berdiri jadi tak mampu berkelit lalu terjengkang dengan tulang rusuk yang patah amblas ke dalam.

Diriku hendak kembali menyerangnya, tapi gerakanku terhenti saat melihat Ki Krowok kembali bangkit seolah tak terjadi apa-apa.

Hal itu tentu saja membuatku heran. Ilmu apa yang dimilikinya? Aku tau ilmu rawaronteknya membuatnya tak bisa mati selama masih menyentuh tanah. Tapi tubuhnya yang cepat pulih menandakan kalau dia punya ilmu yang lain.

Tapi aku tak perduli. Bagaimana pun caranya aku harus mengalahkannya. Ki Krowok jelas manusia yang berbahaya, tak terbayangkan kalau dia tetap hidup lalu berkeliaran memburu kepala manusia.

Aku kembali memukulnya dengan tenaga dalam berlipat ganda. Sementara Ki Krowok hanya diam berdiri angkuh menyambutku dengan tangan terbuka.

BRAK!

Aku terpental lalu jatuh terduduk di tanah, sementara Ki Krowok terhempas beberapa meter dengan tengkorak kepala yang rengkah.

Cepat-cepat aku bangkit untuk menuntaskan seranganku, tapi Ki Krowok lebih dulu bangkit lalu menyeringai dengan kepala yang telah kembali utuh.

Edan!

Ki Krowok tersenyum seolah mengejek. Lubang di pipinya memperlihatkan barisan giginya yang kini jadi runcing.

Aku kembali maju lalu menghujaninya dengan tinju bertubi-tubi. Ki Krowok langsung tumbang dengan kepala remuk dan patah tulang di beberapa bagian.

Aku tak mau mengulangi kesalahan yang sama. Sekuat tenaga kuangkat tubuh Ki Krowok lalu melemparnya hingga tersangkut di sebuah pohon besar.

Tubuh Ki Krowok yang tersangkut nampak mengeluarkan asap lalu kering dan menghitam. Tanganku mengepal siap menghantam bila dia bangun lagi. Tapi setelah beberapa saat, dia tak lagi bergerak.

Syukurlah..

Aku langsung berlutut dengan napas tersengal-sengal. Memukul dengan tenaga dalam sebesar itu membuat tubuhku jadi begitu letih. Kedua tanganku terasa sakit akibat terlalu memaksakan diri.

Sebenarnya sejak awal aku bisa saja berubah wujud lalu selesaikan semua ini dengan cepat. Tapi bagaimana bisa aku terlepas dari pengaruh iblis itu jika aku masih terus mengandalkannya?

Tapi syukurnya segalanya kini telah usai, aku ingin kembali kepada Linda dan pastikan kalau dia baik-baik saja. Tapi baru saja aku berdiri, mendadak muncul sosok kurus kering yang keluar dari balik kegelapan.

Astaga!

Mataku terbelalak tak percaya, Ki Krowok kembali datang dalam bentuk yang sempurna. Tapi kejutannya tak berhenti sampai di situ. Dari arah yang lain, ikut bermunculan sosok yang sama hingga kini diriku dikelilingi tujuh Ki Krowok sekaligus!

Aku sadar kalau ini tak main-main. Tadinya kupikir akan lebih mudah mengalahkannya ketimbang menghadapi demit. Tapi ternyata ilmu hitamnya membuatnya jauh lebih unggul dibanding demit manapun yang pernah kuhadapi.

Aku tak punya pilihan lain. Aku tak mungkin menghadapinya dalam wujud manusia. Mengalahkan satu Ki Krowok saja sudah membuatku kewalahan, apalagi sekarang ada tujuh! Gila!

Kupusatkan konsentrasi barang sejenak, demi melepaskan kekuatan iblis yang terbelenggu dalam tubuhku. Sebentar saja dua titik hitam di bawah pusarku terasa panas, lalu menjalar ke sekujur tubuh hingga akhirnya iblis itu pun terbebas..

ROOOOAAAARR!

Aku meraung keras seiring wujudku yang kini dipenuhi sisik keemasan. Lalu segera merangsek menyerang salah satu dari Ki Krowok yang ada di dekatku.

WUSH!

Pukulanku keras menderu. Tapi tinjuku hanya menghantam angin karena Ki Krowok menghilang begitu saja. Lalu aku beralih pada wujud Ki Krowok yang lain dan memukulnya dengan emosi meledak-ledak.

BLAR!

Tapi lagi-lagi seranganku luput. Ki Krowok kembali menghilang hingga tanganku malah menghantam pohon sampai hangus terbakar. Ada apa ini? Ilmu apa lagi yang dimilikinya hingga mampu mempermainkanku macam begini?

Kualihkan pandangan pada wujud Ki Krowok yang lainnya. Tapi ternyata jumlahnya tetap tujuh dengan posisi yang acak tak beraturan.

Emosiku memuncak karena merasa dipermainkan, lalu menyerang membabi-buta menghantam ketujuh sosok itu secara beruntun.

BLAR! BLAR! BLAR!

Bunyi dentuman bersahut-sahutan. Ketujuh sosok itu musnah tak berbekas.

Aku berdiri sambil menatap dengan mata merah menyala, lalu terkejut melihat pemandangan yang membuatku jadi terperangah..

Dari balik kegelapan, kembali bermunculan tujuh sosok Ki Krowok dengan tubuh yang masih utuh. Tapi bukan itu yang membuatku terkejut, melainkan tubuh-tubuh tanpa kepala yang ikut bermunculan dari segala penjuru arah!

Situasinya jadi serba sulit. Kini aku berada dalam kepungan tujuh Ki Krowok beserta puluhan atau bahkan ratusan tubuh tanpa kepala yang berjalan kaku menuju ke arahku.

Tapi tiba-tiba..

ROOOOAAAARR!

Terdengar raungan keras datang mendekat. Lalu mendadak muncul sosok yang membuatku jauh lebih terperangah lagi..

Sosok dengan sisik emas di sekujur tubuhnya. Dengan mata merah menyala sembari mendesiskan lidahnya yang bercabang dua.

Ya Allah.. Apakah ini nyata?

Sosok bersisik emas itu lalu menerjang ke arah kerumunan tubuh-tubuh tanpa kepala. Tangannya menghantam kian kemari hingga membuat tubuh-tubuh busuk itu hancur menjadi debu.

Sejenak aku diam terpaku. Aku seperti sedang menyaksikan diriku sendiri tengah berlaga, hingga aku tersadar, masih ada tujuh Ki Krowok yang harus kuhadapi.

Kutinggalkan dulu sosok bersisik emas itu dengan segala kejutannya. Kini aku kembali fokus pada tujuh Ki Krowok yang sekarang berdiri berjajar seolah menantang untuk diserang.

BLAR! BLAR! BLAR!

Kuhujani mereka dengan pukulan penuh energi, tapi lagi-lagi seranganku hanya mengenai pohon yang langsung tumbang. Aku berteriak luapkan emosi, aku benar-benar dibuat kehabisan cara.

Kini aku hanya diam berdiri sambil terengah-engah. Bukan karena kelelahan, melainkan menahan emosi yang meletup-letup melihat ki Krowok yang kembali muncul lalu bertolak pinggang dengan senyum penuh kemenangan.

"Itu bukan dia, mereka hanya bayangannya. Dia masih ada di puncak bukit. Hancurkan dia di sana.."

Sebuah suara bisikan terdengar di telingaku. Suara tanpa wujud yang aku tak tau siapa pelakunya.

Tapi tak ada waktu untuk berpikir. Diriku tergerak untuk melakukan apa yang suara tadi bilang. Kuhantamkan kembali pukulan bertubi-tubi kepada tujuh sosok Ki Krowok. Lalu seperti tadi, mereka hilang tanpa bekas.

Sebelum tujuh Ki Krowok itu kembali muncul, aku bergerak secepat mungkin menuju puncak bukit.

Ternyata suara bisikan itu benar adanya. Di situ kutemui pocong Ki Krowok yang masih tergolek di atas kain penyangga persis di tempatnya semula.

Aku tak mau buang-buang waktu, segera kuangkat pocong Ki Krowok lalu melemparnya tinggi-tinggi ke udara. Sebelum dia jatuh ke tanah, aku melompat menyongsongnya dengan pukulan berkekuatan penuh hingga sisik-sisik di tanganku jadi menghitam.

BLAR! BLAR! BLAR!

Tiga pukulan sekaligus menghantam tubuh Ki Krowok yang tengah meluncur ke bawah. Bunyi dentumannya begitu keras dengan semburat cahaya menerangi langit.

Tubuh Ki Krowok hancur menjadi debu di udara, lalu buyar diterpa angin malam yang berhembus membawa debu-debu itu tersebar ke segenap penjuru lembah.

Aku mendarat gagah di atas puncak bukit. Dengan tangan terkepal siap menanti bilamana Ki Krowok benar-benar muncul lagi.

Tapi ternyata itu tidak terjadi. Ilmu rawaronteknya tak mampu hidupkan kembali tubuhnya yang telah sirna tertiup angin.

Kini aku yakin kalau aku benar-benar telah memusnahkannya. Sebuah malapetaka besar akhirnya bisa kucegah.

Lalu aku teringat akan sosok bersisik emas tadi. Siapa dia? Bagaimana wujudnya bisa sama persis seperti diriku?

BERSAMBUNG

*****
Selanjutnya

*****
Sebelumnya
close