MESUM DI RUMAH BEKAS PESUGIHAN
JEJAKMISTERI - "Mandek sek lur, golek sarapan luwe (berhenti dulu lur, cari makan lapar)" ucapku ke kakak saya siwir yang lagi nyetir si "OTONG" (nama motor kesayangan ku)
"Golek nangdi? (cari dimana?)" tanya siwir "menggok nang deso kunu mesti enek warung (belok ke desa situ pasti ada warung" ujar gw
Akhirnya siwir mengemudikan si "OTONG" masuk ke dalam desa, entah namanya desa apa aku tidak tau
Warga di desa ini cukup ramah, meski tidak kenal mereka tetap saja menyapa dengan ramah, siwir tetap melajukan si Otong pelan-pelan sambil kepalanya tolah toleh cari warung
Tiba-tiba...
Siwir mengerem si Otong mendadak "enek opo to lur ngerem dadak (ada apa to lur ngerem mendadak)" tanyaku
Tapi siwir diam aja sambil melihat ke depan, aku pun akhirnya lihat ke arah siwir menatap, di depanku terlihat pagar yang terbuat dari bambu menutupi aspal desa, dan di dalam pagar itu, kira-kira 200 meter, terdapat rumah gedung 3 lantai yang sudah hancur dan temboknya sudah menghitam, mungkin menurutku rumah itu habis terbakar, rumah itu terletak di kiri jalan
"Heh lur, yoh mbalek (heh lur, ayo kembali)" ucapku sambil menepuk siwir, tetapi siwir tetap diam aja sambil menatap rumah itu, aku yang sudah hafal dengan karakter siwir yang berkelakuan aneh seperti itu langsung menampar pipi siwir
Tapi aku lupa kalo siwir pake helm, jadi tanganku yang linu
"mas, mas mbalek mas dalane buntu (mas, mas kembali mas jalannya buntu)" ucap bapak-bapak sambil mengayunkan tangannya
Aku pun langsung menggoyang-goyangkan tubuh siwir, siwir ini bisa dikatakan bisa melihat sosok yang tidak kasat mata,
"eh lur ayo ndang munggah (eh lur ayo cepat naik)" ucap siwir tiba-tiba
Aku pun bergegas naik, dan siwir langsung mutar gas si otong
"lur enek opo to (lur ada apa to)" tanyaku
"wes ngko ae (sudah nanti aja)" jawab siwir
Siwir pun menghentikan si otong di depan warung yang baru buka, lokasinya di dekat gapura desa, yang tadi pas kita masuk desa masih tutup
"Buk, teh angete kaleh pecele kaleh (buk teh anget nya 2 pecelnya 2" ucap ku ke ibuk-ibuk warung
"Nggeh mas, sekedap nggeh (iya mas, sebentar ya)" ucap ibuk itu ramah
*****
Siwir bercerita, pas waktu kita sampai di depan pagar tadi, siwir melihat ada sosok makhluk wanita berkapala ular yang sangat-sangat ketakutan, yang membuat siwir berhenti mendadak, dan pas siwir melihat itu, siwir sangat ketakutan dan siwir tidak bisa menggerakkan tubuhnya
"Asem, isuk-isuk wes delok demit (asem pagi pagi sudah melihat demit)" gerutu siwir sambil memakan pisang goreng hangat
***
Akhirnya kami pun mendapat cerita dari Ibu warung itu
Kabar burung yang tersebar di warga desa itu, Rumah itu dimiliki oleh pengusaha, namanya Pak R, pak R memiliki 1 istri dan 5 orang anak, dan kabar yang beredar Pak R ini melakukan perjanjian pesugihan dengan sosok Ratu siluman ular, 5 orang anak dan Istrinya meninggal dijadikan tumbal, dan karna pak R sudah tidak bisa menyetorkan tumbal, maka pak R lah yang jadi tumbal, Pak R meninggal terbakar pas waktu rumahmya terbakar
"Terus nopo o buk, kok enten pager teng mriku (terus kenapa buk, kok ada pagar disitu)" tanyaku
Ternyata pagar itu dibuat, biar tidak ada lagi warga yang masuk ke situ
Kejadian 1 tahun yang lalu, ada sepasang muda mudi yang mesum disitu, waktu itu si pria teriak-teriak minta tolong, dan teriakannya mengundang warga desa, pas warga desa sampai di rumah itu, didapati si wanita sudah tidak memakai sehelai benangpun, dan si pria pakai CD saja
Pas waktu itu, si wanita yang sudah telanjang bulat kesurupan dan menggeram sambil bilang "MATI KOWE, MATI KOWE" wargapun membawa muda mudi itu ke salah satu warga yang bisa hal-hal gaib, tetapi naas 3 hari kemudian si wanita meninggal, dan si pria jadi gila sampai sekarang, dan si pria sekarang di pasung di rumahnya, mangkannya warga desa memagari rumah itu biar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, dan di tambah warga kalau malam ronda untuk jaga desa
Setelah kita kenyang, kita pamit ke ibuk warung itu, lalu kita ke mushollah untuk sholat dulu dan minta keselamatan kepada Sang Pemberi Keselamatan, setelah sholat aku dan siwir melanjutkan perjalanan pulang kampung
---==SEKIAN==---
BACA JUGA : BANYU TURU (Pencarian Pewaris Pusaka)