Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

TIRTA KENCANA


JEJAKMISTERI - "Kematian demi kematian terus terjadi di kolam renang itu, sosok perempuan bernama Puspita yang kadang menghantui pengunjung kolam renang memberi efek sangat mengerikan. Puspita seringkali menampakkan diri pada calon mangsanya, menjerat dengan rambutnya yang panjang, menyeret pada kedalaman lalu menggelitik korban hingga tewas kehabisan nafas,"

_________JEJAK MISTERI__________
Berjalan kaki sekian menit lamanya setelah turun dari ojek, akhirnya aku tiba di sebuah bangunan besar dengan gerbang berwarna biru muda. Aku mengamati bangunan itu untuk memastikan apakah benar ini tempat yang aku tuju. Setelah aku yakin bahwa inilah tempatnya, aku segera memasuki bangunan itu melalui lobi hingga sampe pada ruangan dengan pot bunga besar di dua sisinya.

"Assalamualaikum.. permisi," ucapku setelah mengetuk pintu.

"Silakan masuk,"
Ucap seorang perempuan dari dalam sembari menggeser pintu tersebut hingga kami benar-benar bertatap muka.

"Siang Mbak, perkenalkan nama saya Jagad. Dua hari lalu saya mendapat panggilan kerja di sini, apakah saya perlu melakukan tes lagi?" Tanyaku pada perempuan itu setelah ia duduk pada kursi di balik meja, jika di lihat dari penampilannya dia seperti orang penting di sini. Perempuan itu tak segera menjawab ucapanku, dia mengamatiku dari rambut hingga bagian tubuh lainnya dengan seksama.

"Oke mas, silakan duduk. Saya udah pelajari perihal lamaran kamu. Dan kebetulan kami membutuhkan dengan segera karyawan di posisi tersebut jadi silakan tentukan hari, kapan akan mulai bekerja disini biar saya yang urus proses administrasinya di sini." Ucapnya.

"Oh iya, perkenalkan saya Tantri. Saya bagian personalia di sini."
Perempuan itu tersenyum sambil mengulurkan tangannya. Tantri mempersilakan aku kelaut setelah berlangsung beberapa menit kami ngobrol terkait gaji, fasilitas, hak serta kewajiban.

____________________________

Tirta Kencana, sebuah kolam renang yang cukup luas. Kolam renang ini memiliki beberapa sub bangunan yang difungsikan sebagai rumah makan, wahana bermain bagi anak dan beberapa kolam dengan berbagai ukuran serta kedalaman.

Pada bagian depan Kolam persis menghadap sebuah perbukitan yang rindang, sehingga cuaca di sekitar kolam renang cukup sejuk dan nyaman. Bangunan ini berdiri cukup jauh dari jalan raya dan juga dari bangunan lainnya, sehingga kendaraan bisa leluasa keluar masuk ke halaman parkir kolam renang.

_________________________

Pada hari yang telah dijadwalkan, aku mulai bekerja sebagai penjaga kolam renang. Pekerjaan utamaku adalah mengawasi para pengunjung agar tetap aman. Hal yang biasa terjadi saat berenang adalah kram atau nyeri pada bagian tubuh tertentu, efek buruknya kram terkadang membuat lengan dan kaki sulit di gerakan hingga menyebabkan kematian karena tenggelam.

Pada umumnya kolam renang terlihat ramai, namun di tengah hiruk pikuk suasana berenang justru tak sempat memperhatikan orang lain yang berada tak jauh dari kita, bisa saja orang yang tengah mengalami kram yang tak di sadari oleh pengunjung lain di dekatnya.

_______________________

Hari berlalu begitu cepat, tak terasa sudah hampir dua Minggu ku lalui pekerjaan ini dengan baik. Karyawan yang ramah, juga pihak manajemen yang membuat nyaman para pekerja. Dulu kolam renang ini bernama Telaga Arum, namun karena sudah berpindah pemilik, maka nama kolam renang pun berganti menjadi Tirta Kencana.

Seperti biasa kolam renang tetap buka hingga pukul sembilan malam, saat itu aku shift malam. Beberapa pengunjung mulai berangsur pulang, hanya tersisa satu perempuan yang tengah asik berenang. Sesekali dia menyelam dan muncul di permukaan berbeda. Jam sudah menunjukkan pukul setengah sembilan malam, harusnya aku bersiap-siap untuk memberitahu perempuan itu agar segera naik karena kolam renang akan tutup.

Aku mendekat pada kolam tempat perempuan tadi berenang, aku amati secara seksama air yang tenang itu. Tak ada tanda-tanda dari perempuan tadi, mungkin dia sudah selesai berenang. Begitu pikirku. Akhirnya aku menuju ke ruang ganti, hari ini begitu melelahkan.

Baru beberapa saat aku membalikkan badan, air tiba-tiba beriak seperti sesuatu bergerak dalam kolam. Hanya hitungan detik,
langkahku kembali terhenti ketika akan memasukinya ruang ganti, dari luar terdengar suara seseorang sedang mandi. Gemercik air, dan senandung kecil terdengar lirih.

"Permisi ...."
Aku mengetuk pintu ruang ganti, suasana menjadi sunyi. Tak ada suara gemercik air maupun perempuan yang sedang bersenandung seperti yang aku dengar beberapa detik lalu.

Aku merasakan hawa dingin tiba saja menjalar, menyentuh leher belakang hingga membuat bulu kuduk meremang. Lampu sekitar tempatku berdiri mendadak berkedip lalu padam. Di tengah pekat ruangan, aku merasakan sebuah tangan halus menyentuh perutku yang bidang, sepertinya tangan seorang perempuan.

Aku diam menahan gerakan, aroma harum begitu kuat aku rasakan membuat pandangan sedikit berkunang. Aneh, tubuhku seolah kaku hingga sulit bagiku bergerak. Sungguh suasana yang mencekam, dalam gelap ruangan aku bisa merasakan helain rambut panjang menempel pada tubuhku.

Whuaaa!

Aku menjerit kencang, ketika lampu yang tadinya padam mulai menyala hingga tampak sesosok wajah perempuan penuh luka pada wajah yang pucat pasi, dengan jelas aku melihat tubuh itu penuh luka seperti bekas tusukan dari wajah, leher, dada, perut hingga paha. Sementara dua pasang kaki putih pucat itu sama sekali tak menyentuh tanah.

Aku jatuh terduduk, mendekap lutut tak mampu menatap sosok seram di hadapanku. Badanku gemetar, bibirku menggigil karena seumur hidup baru kali ini bertemu sosok penampakan.

"Mas.. Mas Jagad,"
Ucap seseorang mengguncang bahuku.

Menyadari suara tersebut berasal dari orang yang aku kenal, aku segera menengadahkan wajah pada sumber suara itu.

"Karin, ta tadi ada yang aneh di sini."
Ucapku pada Karin, karyawati bagian tiket masuk.

Karin menarik tanganku agar berdiri, dia memandang sekitar ruangan dan melemparkan pandangan pada permukaan kolam renang. Sesaat Karin terdiam, lalu segera mengajakku keluar menuju lobi depan.

"Tadinya ku kira kamu udah pulang, tapi motornya masih di ruang parkir. Ayo lekas pergi dari sini."
Karin menggandengku untuk keluar dari sana.

___________________________

"Jadi kamu tadi di temui Puspita?''
Tanya Karin saat kondisiku mulai berangsur tenang.

Aku tak memahami pertanyaannya, namun dia dengan cepat segera menjelaskan.

"Puspita, hantu penunggu kolam renang ini. Aku sebenarnya mau mengingatkan kamu agar hati-hati tapi aku kuatir kamu akan keluar dari pekerjaan ini." Ujar Karin seraya mengenakan jaket hendak pulang, namun Karin kembali mendekat dan duduk di sampingku, mimik wajahnya serius.

"Aku sudah bekerja di tempat ini cukup lama, pemilik kolam renang sebelumnya menjual tempat ini karena sepi pengunjung. Hampir tiap bulan selalu ada korban jiwa saat berenang, terakhir seorang perempuan bernama Nanda yang jatuh terhempas dari papan loncat, perempuan naas itu tidak tahu jika kondisi kolam tengah dikosongkan airnya sehingga tubuhnya remuk saat jatuh dari ketinggian dua puluh meter menghempas dasar kolam," Karin menyipitkan matanya, ia berbicara setengah berbisik.

"Ayo pulang bareng aku, motornya taruh sini aja besok pagi aku jemput," ujar Karin menarik tanganku.

Aku hanya terdiam, masih teringat jelas sosok perempuan dengan rambut panjang terurai dan tubuh penuh luka yang baru saja menghantui ku di ruang ganti.


close