Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

JAKA INDI & DUNIA ASTRAL (Part 56) - Elemen Logam


Tiara lalu kembali dan membawa tubuh polos Anggraini dan memasukkannya pada Gentong perunggu besar yang terisi air obat dan rempah-rempah.

Setelah dimasukkan dalam gentong perunggu, hanya terlihat kepala Anggraini yang muncul di atas permukaan air.

Tiara bekerja membantu Jaka Indi, tanpa istirahat sejenak pun, hingga beberapa kali Tiara harus membasuh peluh keringat yang ada di keningnya.

Saat ini Jaka Indi fokus menangani Diandra. Setelah menenangkan diri dan menghimpun hawa murninya, Jaka Indi mulai mengurut ke-46 hiat-to di sekitar perut dan d**a Diandra secara perlahan.... terasa tubuh yang halus lembut serta d**a Diandra yang kenyal dan hangat, secara perlahan tubuh serta d**a Diandra berubah mengeras, terasa dingin dan semakin memadat laksana logam. Bahkan saat Jaka Indi menggosok tubuh gadis remaja tersebut, tubuh yang seharusnya halus, lentur, lembut dan kenyal ternyata telah berubah keras membeku laksana menggosok benda padat.

"Haah...!! Mengapa tubuh Diandra mendadak menjadi padat dan mengeras." Seru Jaka Indi tiba-tiba dengan nada keras dan terkejut.

"Paman...."Diandra mempelajari elemen logam, dan ia sudah menguasainya sampai level lima, jadi tenaga dalamnya bekerja secara otomatis memberi perlindungan pada tubuhnya."

Jaka Indi teringat... gurunya pernah bercerita seseorang yang telah mencapai puncak kesempurnaan dalam elemen logam, tubuhnya bisa menjadi sekeras logam, bahkan tubuhnya tidak mempan senjata tajam dan pukulannya dapat menghancurkan batu karang yang paling keras sekalipun.

Dalam hati.. "Baru tingkatan level lima, gadis ini sudah bisa membuat tubuhnya padat seperti ini. Setidaknya gadis remaja ini akan mampu menahan pukulan." 

Nafas Jaka Indi.. lambat laun terdengar berat, Diandra juga mengeluarkan suara keluhan dan napas tersengal, keluhan yang menggetar sukma. Perlu dimaklumi tempat yang digosok dan diurut oleh Jaka Indi sekarang adalah bagian yang peka di tubuh seorang gadis, apalagi adakalanya Jaka Indi menggosok dan mengurutnya dengan sangat kuat, terasa aliran dan getaran energi panas listrik yang keluar dari telapak tangan Jaka Indi.

Sedang bagi Diandra ini untuk pertama kalinya merasakan sensasi rangsangan yang nikmat, digosok dan diurut setiap jengkal tubuhnya oleh telapak tangan laki-laki, terasa ada energi getaran dan aliran hangat menyusuri seluruh tubuhnya. Betapa nikmat rasanya sukar dilukiskan dengan
kata-kata..., nikmat yang memabukkan.

Terutama saat jari-jari dan telapak tangan Jaka Indi mengurut dadanya, tubuhnya terasa seperti dibakar gairah. Mata Diandra masih terpejam, namun napasnya makin memburu, badan bergeliat dan bergetar keras. Sedang bagi Jaka Indi sendiri, ini adalah pertama kalinya, menyentuh tubuh wanita yang bisa berubah-rubah tingkat kekenyalan dan kepadatannya, saat tubuh Diandra mengeras dan memadat Jaka Indi harus menggosok dan mengurut dengan lebih kuat sambil menyalurkan energi listriknya, saat Jaka lndi kembali mengurut ulang tubuh Diandra, tubuhnya sudah terasa kembali normal menjadi lembut dan kenyal.

Menyalurkan energi panas pada elemen yang bersifat berlawanan, benar-benar menguras tenaga dalamnya.

Sebaliknya bagi Diandra... setiap merasakan telapak dan jari Jaka Indi menyentuh bagian sensitif tubuhnya, jantung Diandra berdebar keras, ingin rasanya dia menjerit. Tapi terpaksa dia terus memejamkan mata, setiap jengkal tubuh yang digosok Jaka Indi terasa dialiri hawa hangat yang menjalar ke seluruh tubuh. Dan dari setiap pori-pori tubuh Diandra mulai mengeluarkan asap berbau amis, efek menguapnya racun yang mengendap dalam tubuh.

Mendadak Tiara datang dengan membawa tubuh Anggraini yang sudah direndam air panas selama tiga puluh menit

"Sekarang gantian kamu masukan tubuh Diandra kedalam Gentong air berisi air rebusan obat, dan rendam pula selama tiga puluh menit, jangan lupa usahakan air selalu panas dan tungku api tetap menyala. Saat ini tubuh Anggraini dalam posisi meringkuk,, di atas pembaringan, Lalu Jaka Indi mendudukkan tubuh Anggraini menghadap kearah dirinya.

Kali ini giliran Jaka Indi mengurut ke-46 hiat-to di sekitar perut dan d*"a Anggraini. Bila tubuh Diandra bisa berubah-rubah kepadatannya, sebaliknya tubuh Anggraini terasa normal saja, layaknya tubuh gadis remaja yang lembut kenyal dan hangat, begitupula aliran energi panas yang disalurkan Jaka lndi dapat diserap dengan baik oleh tubuh Anggraini, bahkan Jaka Indi bisa merasakan arus panas berputar merata dengan cepat di seluruh tubuh Anggraini.

"Tiara... elemen apakah yang dipelajari Anggraini?" tanya Jaka Indi.

"Elemen angin juga di level lima" Jawab Tiara dari ruang tamu.

"Ouuuh... pantas energi panasku lebih cepat terserap ke seluruh tubuhnya," Ucap Jaka Indi.

Saat telapak tangan Jaka Indi mulai mengurut betis, terus merambat paha dan terus naik mengurut bagian perut serta d**a Anggraini, terdengar suara napas dan desah yang merangsang dari Anggraini dan suara napas memburu serta keluh kepuasan.

Anggraini seperti mabuk bagai terbuai dalam impian, entah berapa lama kemudian, akhirnya terasa dari pori-pori tubuhnya keluar asap berbau amis, tanda hawa beracun yang sebelumnya mengendap ditubuh, sudah menguap keluar.

Lalu dikeringkannya tubuh Anggraini dengan kain handuk dan Jaka Indi mengenakan pakaian Anggraini kembali.

Lemas dan kaku pada tubuh Anggraini sudah berangsur hilang, lambat laun kebugaran tubuhnya mulai pulih. Diandra juga sudah selesai proses berendam di-air obat, dan seluruh tubuhnya sudah dikeringkan oleh Tiara.

Saat ini kedua gadis remaja tersebut sudah berbaring di atas ranjang dengan berpakaian lengkap, sesekali Anggraini mengerling kearah Jaka Indi dengan pandangan sayu tapi mesra.

Sebaliknya Diandra dengan pipi memerah, sengaja memejamkan mata rapat-rapat, karena merasa jengah, terhadap apa yang telah dilakukan Jaka Indi atas dirinya.

"Paman terima kasih atas bantuannya," Ucap Tiara sambil memeluk Jaka Indi lembut.

Jaka Indi kemudian menarik tangan Tiara keluar kamar.

"Ada apa Paman !?" Tanya Tiara dengan rasa heran.

Jaka Indi tidak menjawabnya, melainkan ditariknya tangan Tiara menjauh dari pintu kamar Losmen, menuju salah satu sudut lorong.

Tiara yang masih berada dibawah pengaruh hipnotis dari jarum akupuntur yang ditancapkan Jaka Indi, hanya pasrah saja saat tangan mungilnya ditarik oleh Jaka Indi.

Setibanya disudut lorong Losmen Sedap Malam, Jaka Indi memegang kedua pipi Tiara, serta dihadapkan wajahnya ke wajah Jaka Indi. Di seluruh dunia, sulit ditenmukan wajah secantik ini dan sepasang mata seindah ini. Ya inilah wajah cantik dan mata indah Dewi Yuna, mata wanita tercantik dari negeri Suralaya. Ada saat-saat dimana Jaka Indi merasa Tiara adalah Dewi Yuna, karena Tiara memakai rupa dalam wujud Yuna, tak urung hati Jaka Indi bergetar, kala menatap wajah dan mata Tiara.

Ditatapnya kedua mata Tiara dalam-dalam.

Sepasang mata yang tenang dan lembut, bagaikan air yang mengalir. Terang dan bercahaya, bagaikan bintang.

"Tiara, camkan perkataanku baik-baik !!"

"Mulai saat ini hiduplah secara benar, tinggalkan kehidupan dunia hitam, sebagai wanita penghibur yang selama ini kamu jalani, toh hartamu sudah cukup banyak. Jadilah teladan yang baik bagi saudara dan adik-adik organisasi perkumpulan yang kau bentuk itu." Kemudian Jaka Indi mencabut jarum yang ditanam pada sisi kedua pelipis Tiara, dilanjutkan dengan mencabut jarum perak yang ada di ubun-ubun kepala Tiara.

Selanjutnya dibawanya tubuh mungil Tiara dalam dekapan Jaka Indi, Tubuh Tiara terasa sedikit gemetar, sambil bisiknya. "Saat ini kamu tidak lagi berada dalam pengaruh hipnotisku, Ingatlah... hiduplah secara benar dan jaga dirimu baik-baik."

Waktu itu... keadaan Tiara masih dalam keadaan belum sepenuhnya sadar, bahkan masih nampak seperti orang setengah linglung, namun terlihat ada air mata mengalir pada kedua ujung mata Tiara.

Jaka Indi melepaskan dekapannya dan berjalan menuju keluar Losmen Sedap Malam.

Sesampainya diluar Losmen diambilnya sulingnya dan dengan meniupkan nada tertentu, sesaat kemudian muncullah Khodam macan putihnya.

BERSAMBUNG
close