Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PART INDEX - KELUARGA KORBAN SANTET


Aku melihat pandangan mata mbah Imron mengedar kesana-kemari,

ia memperhatikan dengan seksama setiap bagian rumah ini. Dia membuka satu persatu ruangan dan kemudian masuk ke dalam kamar pak Kasran, lalu mengangkat tangannya dan berdoa, lalu kembali berjalan mengarah ke kamar Erika.

Ketika pintu kamar dibuka, tiba-tiba saja seperti ada sebuah kekuatan yang mendorong mbah Imron, bahkan aku pun bisa merasakan dorongannya.

"Astagfirullah…" Seru mbah Imron sambil terjejer beberapa langkah ke arah belakang.

"Wi, cepat tutup pintunya…!" Seru mbah Imron setelah kami berdua berada dalam kamar.

Pernak pernik spritual berterbangan di sekitar kamar Erika yang terbilang cukup luas. Kulihat sebuah kotak dalam lemari Erika kemudian terbuka,

nampak isi dari kotak itu langsung terbang dan berdiri di atas lemari. Sebuah sosok kecil berambut dengan taring dan kuku yang panjang dan meruncing, setengah tubuh dari sosok itu pun menyerupai ular.

Orang-orang yang berkecimpung dalam dunia supranatural sering menyebut sosok ini dengan sebutan jenglot yang memiliki kekuatan supranatural tinggi. Jenglot setengah ular ini juga sangat sulit untuk didapatkan.

Benda keramat ini terbilang langka, belum lagi ritualnya yang terbilang berat.

"Darimana Erika bisa mendapatkan benda seperti ini…" Ucapku dalam hati.

Sosok jenglot itu kini tengah berdiri dengan kedua tangannya yang bergerak-gerak seperti patah-patah.

Beberapa bilah keris pun ikut berterbangan tak beraturan. Tidak hanya itu, beberapa batu mustika pun kini berterbangan kesana-kemari. Entah berapa banyak khodam-khodam atau makhluk dari dunia lain yang berada di dalam kamar Erika ini.

Entah itu yang berasal dari berbagai senjata ataupun batu-batu mustika itu, tapi yang jelas kekuatan yang terasa begitu besar berasal dari sosok jenglot itu.

Mbah Imron kemudian memutar sorbannya yang kemudian diiringi dengan terdengarnya deru angin yang keluar dari sorban itu.

Seketika itu juga beberapa mustika kembali ke tempatnya dan hanya beberapa gelintir saja yang masih tetap berterbangan. Kembali mbah Imron memutar sorbannya dan kemudian memukulkannya ke arah jenglot tadi.

close