Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PORTAL LADUNI (Part 14) - Keponakan yang Tak Bisa Aku Selamatkan


JEJAKMISTERI - Aku empat bersaudara, saudara yang paling busngsu adalah seorang perempuan sebut saja namanya NIA (nama samaran). Saat itu Nia menelponku.

"Hallo, Assalamu'alaikum dang"

"Walaikumsalam, ya dek kenapa"

"Dang sekarang Nia lagi dirumah" kudengar suara menangis.

"Iya... ada apa, kok kamu nangis, lagi ribut sama suami?"

"Enggak dang, Nia barusan dari rumah sakit cek-up kandungan"

"Terus kenapa, sehatkan kandungannya"

"Itulah dang... calon bayiku hilang"

"Hilang gimana kan udah masuk tiga bulan masa hilang, alat dokternya kali rusak"

"Awalnya kami kira gitu dang, habis dari rumah sakit kami langsung ke dokter spesialis biar lebih jelas, tapi ternyata dokter pun menyatakan kalau aku tidak sedang hamil"

"Bukannya tiap bulan kamu periksa terus dek"

"Iyalah dang, pokoknya dang ke rumah aku dulu, nanti aja nanyanya"

Aku juga penasaran dengan kejadian ini, aneh benar-benar aneh, aku pun langsung berangkat kerumah adikku.

Singkat cerita, akupun sampai di rumah adikku, setelah bercerita dia memperlihatkan hasil USG memang di falam photo film itu sudah terlihat kosong dan tidak ada tanda-tanda kehamilannya.

"Hmmm... ini benar-benar aneh dek, nanti malam dang coba cari tahu ya."

"Iya dang, tolong usahakan kembalikan calon anakku."

"Iya nanti aku usahakan ya, yang penting kamu sabar dengan semua ujian ini"

"Iya dang, tega sekali orang yang mengambil calon bayiku"

"Sudahlah kamu yang tenang banyakin istigfar aja"

"Iya dang"

Sambil ngobrol dengan keluarga dan adikku, aku mencoba menembus dimensi astral untuk melakukan penerawangan, setidaknya aku bisa mendapatkan sedikit informasi tentang hal ini.

Kucoba melakukan flas back waktu kejadian hilangnya janin dari dalam perut adiku. Kulihat ada sesosok makhluk ghaib seperti kelelawar tapi ini bukan kelelawar, dia turun dari sebuah puncak bukit terbang menuju rumah adikku.

Kemudian makhluk itu hinggap pas di atas rumah adikku, dan menerobos masuk melewati atap rumah, di dalam rumah kulihat adikku sedang tidur, makhluk itu menghampirinya, makhluk itu berhenti di samping tempat tidur, dan seperti sedang melakukan sesuatu.

Dia seperti menghisap nafas dalam-dalam, dan dari perut adikku keluarlah cahaya seperti sinar panjang seperti sinar pelangi tapi warnanya hanya biru terang, perlahan sinar itu semakin sedikit dan akhirnya habis semua masuk ke mulut makhluk itu. Dan dia langsung pergi kembali kearah gunung tempatnya tadi muncul.

Anehnya adikku seperti tidak merasakan apa-apa dia masih saja tidur dengan lelapnya, mungkin karena pengaruh gendam makhluk ghaib itu.

Makhluk jenis apa itu? hmmm... kalo dari bangsa siluman pastilah ini urusannya akan menjadi berat, tapi kalo sebangsa khodam suruhan, siapa yang suruh untuk apa, owh bisa saja dia itu suruhan orang untuk mengisi rahim orang yang sedang berhajat dengan cara ghaib untuk mempunyai keturunan ini sering di sebut pemindahan janin secara ghaib.

Singkat cerita malam ini aku akan kembali menembus portal dimensi alam astral, untuk menyusul makhluk tadi, aku tahu lokasi bukit yang kulihat adalah lokasi bukit kaba sebuah daerah perbukitan aktif dan berkawah di daerahku.

Aku pun bersiap-siap untuk memulai misiku, aku harus menjemput kembali janin adikku.

"Seruni, bersiaplah" 

Aku langsung membakar dupa, kali ini dupa yang ku bakar ukurannya lebih besar dari biasanya karena aku yakin pekerjaanku di alam astral akan membutuhkan waktu yang lebih lama.

Aku mulai dzikir pembuka portal ghaib dan... balszzz aku dan seruni sudah berada di punggung naga emasku.

Sahabat... terbanglah ke puncak bukit sampai di kawahnya, aku yakin makhluk yang kita cari bersemayam di sekitaran kawah bukit ini..

Naga emaspun langsung meluncur menuju puncak bukit kaba. Sampai di puncak bukit kamipun turun dari punggung naga emas.

Dingin sekali daerah ini, lembab di dekat kawah ada sebuah tanah datar seperti lapangan bola, yah mendengar cerita dari para pendaki bukit ini, memang ada sebuah lapangan di pinggir kawah dan biasa digunakan para pendaki untuk tempat berkemah, tapi saat ini kebetulan sedang tidak ada para pendaki yang sedang berkemah.

Aku menghampiri kawah itu, aku tidak bisa melihat ke dalam kawah karena kawah ini penuh dengan kabut seperti awan putih. Menurut cerita kawah ini memang angker penuh dengan aura mistis, kalau sudah berada disini para pendaki tidak boleh berlagak sombong apa lagi berkata-kata sembarangan, kalu di melanggar nanti biasanya akan celaka.

Lama kami menunggu kalau-kalau ada reaksi makhluk ghaib dengan kedatangan kami, tapi tetap saja yang ada hanya rasa sepi dan dingin.

Hmmm... kalaulah seandainya ini bukan sedang menjalankan misi tentu akan lebih menyenangkan, berada di tempat sepi, dingin dan di temani seorang wanita cantik seperti seruni, Owh... pikiranku mulai negelantur.

"Kanda fokus saja dengan misinya, hati-hati bisa saja ada yang muncul secara tiba-tiba dan langsung menyerang kita"

Aku jadi malu sendiri mendengar kata-kata seruni, sepertinya dia tahu dengan fikiranku.

"Yah... baiklah dinda... tapi masa berfikir saja aku tidak boleh? apa bangsa kamu semuanya benar-benar sedingin kamu ini ya" kucoba mancing dengan pertanyaan.

"Kanda lepaskan perisai kala cakramu dan lemparkan ke dalam kawah itu"

"Baiklah dinda" akupun mengaktifkan aji kala cakra dan bless... gear perisai kala cakra sudah berada di depanku, dan ku arahkan energinya ke arah dalam kawah, perisaiku pun melesat kebawah menembus kabut asap dan masuk ke dalam kawah.

Lama perisaiku di dalam kawah sepertinya sedang berbenturan dengan sesuatu, karena sesekali terlihat kelihatan cahaya seperti petir dari dalam kawah, dan akupun memanggil perisaiku ke atas kembali.

Alangkah terkejutnya aku, ternyata perisaiku di ikuti oleh lima makhluk yang kulihat di penerawanganku tadi.

Sekarang terlihat jelas bentuk dan rupa mereka, benar bentuknya seperti kelelawar, tapi kepala seperti manusia dan bertelinga panjang dan kaku, berkulit hitam mulutnya bertaring panjang dan bermata merah, kaki terjuntai kebawah dengan kuku yang tajam dan panjang.

"Hati-hati kanda mereka bangsa siluman kelelawar, mereka tidak menghisap darah melainkan sukmalah yang mereka hisap"

OOh... sebangsa siluman mirip vampir tapi vampir penghisap sukma, mereka membutuhkan sari pati sukma untuk memperkuat kesaktian dan bertahan hidup, kebanyakan sukma yang mereka hisap adalah sukma bayi yang masih dalam kandungan, dan jasadnya mereka makan.

"Mereka tidak bisa di ajak bicara dan tergolong bangsa siluman yang berbahaya kanda, lebih bahaya dari siluman ular"

"Mendengar penjelasan seruni aku jadi sedikit lebih waspada"

Tiba-tiba mereka melakukan serangan mendadak tanpa aba-aba, dan seruni pun langsung berkelebat melompat kedepanku, dan menghalau siluman itu dengan selendangnya.

"Kanda panggil kelelawar dan minta dia supaya aku bisa menungganginya"

"Baik dinda" aku pun memanggil khodam kelelawarku dan bleszzz... kelelawarku langsung muncul..

"Sahabat bantu seruni dan biarkan dia menunggangimu"

"Kreaaakkk" jawaban kelelawarku, dia pun langsung mendekati seruni dan seruni melompat naik ke punggungnya, kali ini terjadi pertempuran di udara.

Hmmmm... lima lawan satu, sepertinya ini tidak imbang, sudah beberapa waktu belum ada siluman kelelawar vampir yang tumbang, sebaiknya aku juga ikut ambil bagian.

Akupun menghampiri naga emasku untuk terlibat dalam pertarungan,
"Sahabat... ayo kita ikut bertempur."

Naga emas langsung terbang ke arena pertempuran, dengan perisai kala cakra yang masih aktif aku melakukan serangan jarak jauh, karena type serangan siluman kelelawar adalah serangan jarak dekat aku lebih unggul dengan serangan jarak jauh.

Gear perisaiku hanya bisa mengejar satu siluman saja, sedangkan lawanku ada tiga, dan dua siluman lagi sedang bertarung melawan seruni.

"Hmmmm... aku tidak bisa menggunakan ajian cakra manggilingan karena ini pertempuran di udara dan aku tidak bisa menggebrak bumi untuk menciptakan gelombang energi"

"Sahabat kita bertarung jarak dekat dan keluarkan apimu untuk menyerang jadikan mereka sate kelelawar"

Naga emas bergerak bak seekor burung gereja yang terbang kesana kemari, dan setelah ada siluman yang terjangkau,
"Semburkan apimu..." suuuaaarrrr.... api keluar dari mulutnya dan tak pelak lagi satu siluman terkena dan... "kreeerraaaakkk..." siluman itu hangus terbakar dan musnah seperti daun kering terbakar api dengan mengeluarkan bau seperti daging terbakar.

Sementara lawan seruni tinggal satu siluman lagi karena yang satunya sudah tumbang, aku memanggil perisai kala cakra untuk mendekat dan memutar-mutar mengelilingiku. Saat dapat celah langsung kuarah ke salah satu siluman dan kreeeeeaaaakk... satu siluman tumbang, badannya putus dan terjatuh masuk ke dalam kawah.

Tinggal satu lawan satu, "sahabat kejar dia..." naga emasku langsung melesat mengejar siluman itu, akan tetapi siluman itu terbang dan kabur masuk ke dalam kawah.

"Cukup sahabat tidak usah di kejar lagi"

Melihat temannya kabur siluman yang menjadi lawan seruni pun kabur masuk kedalam kawah.

"Bagaimana dinda mereka semua masuk kedalam kawah"

"Biarkan mereka kanda, kita tidak tahu apa yang ada di dalam sana, sebaiknya kita pergi dari tempat ini "

"Tapi janin adikku bagaimana dinda"

"Janin itu sudah tidak tertolong kanda, karena janin dan sukma itu bukan di tahan akan tetapi dihisap atau dimakan oleh para siluman kelelawar vampir penyedot sukma itu"

"Hmmm... aku gagal untuk memenuhi permintaan adikku, apa yang harus aku katakan padanya nanti"

"Sudahlah kanda nanti ceritakan saja kejadian tadi mudah-mudahan adikmu bisa menerimanya"

"Owh.. lagi-lagi seruni tahu isi fikiranku, baiklah dinda nanti akan aku ceritakan"

"Mari kita pulang kanda"

"Seruni jangan dulu kau buka portalnya, aku tadi membakar dupa yang lebih panjang aku yakin sekarang baru separuhnya terbakar, jadi kita masih punya waktu disini"

"Maksud kanda bagaimana, apa kita masih mau melanjutkan pencarian"

Aku mencoba untuk tidak memikirkan apa-apa, ternyata benar seruni tidak bisa menebak keinginanku.

"Aku mau bersama kamu di sini sebentar dinda" seruni mengerenyitkan keningnya dan mentapa aneh kearahku.

"Dinda aku sedikit bercerita tentang perasannku bolehkah?" dia tidak menjawab seperti dia kembali bisa membaca fikiranku.

"Aku tahu dinda bisa membaca fikiranku tapi ntah aku merasa tidak puas kalau tidak ku utarakan padamu"

"Dinda... ntah kenapa jika aku berada di alam nyata semua perasaan ini hilang, aku tidak pernah teringat sama khodam pendampingku yaitu kamu, tapi saat berada di alam astral ini aku merasakan sesuatu yang aneh terhadap kamu, aku merasa tenang dan nyaman di dekat kamu, jujur sebenarnya saat setiap kamu mau membuka portal untuk pulang aku merasa berat karena dengan terbukanya portal artinya akan berpisah dengan kamu"

"kanda aku minta kanda kendalikan perasaan itu, karena itu akan mempengaruhi misi-misi kanda nanti, ketakutan akan kehilangan khodam pendamping itu tidak baik karena kanda akan merasakan ketergantungan terhadap khodam pendamping, bangsa kami 
hanyalah sebagai pendamping misi kanda"

"Agh... dia pintar mengalihkan jawaban, masa sih tidak mengerti dengan tujuan ceritaku"

"Aku mengerti kanda"

"Agh... lagi-lagi aku di bikin malu sendiri, baiklah dinda mari kita pulang, tapi nanti aku akan berkonsultasi dengan panglima sepuh tentang perasaanku ini"

"Itu akan lebih baik kanda"

Serunipun mengibas-ngibaskan selendangnya dan portal pun terbuka, kamipun melompat kedalam portal dan blesszz... aku sudah berada di kamar ritualku tanpa seruni.

[BERSAMBUNG]

*****
Selanjutnya

*****
Sebelumnya
close