Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

JAKA INDI & DUNIA ASTRAL (Part 64) - Candi Borobudur


Sesampainya di Pemakaman Umum Seyegan, Jaka Indi meminta pada sopir taxi online yang digunakannya untuk menunggunya sekitar setengah jam. Hanya sebentar saja Jaka Indi sudah bisa menemukan Makam Achitya, Karena bik Inah sudah memberikan denah letak posisi makam Achitya.

Setelah tiga puluh menitan Jaka Indi berdoa dengan khidmat, serta menandai kubur Achitya dengan menanam pohon campaka yang dibelinya bersama sekantong plastik berisi kembang mawar, saat tadi berada di luar makam, Jaka Indi kemudian kembali ke Taxi online yang masih menunggunya diluar makam, dan meminta dihantarkan ke Candi Borobudur.

Didalam taxi online sambil menunggu sampai di tujuan, Jaka Indi membuka dan membaca buku perihal Candi Borobudur yang dibelinya saat berada di Stasiun Tugu.

Buku ini menceritakan sisi sejarah yang berbeda dari apa yang diketahui Jaka Indi.

Penulis buku ini menceritakan kalau Candi Borobudur didirikan oleh Nabi Sulaiman.

Sedang setahu Jaka lndi Candi Borobudur dibangun sekitar tahun 800 Masehi atau abad ke-9. Oleh para penganut agama Buddha Mahayana pada masa pemerintahan Wangsa Syailendra.

Lantas bila Candi Borobudur didirikan oleh Nabi Sulaiman, apa saja buktinya. Menurut penulisnya, diantaranya, Relief yang menggambarkan sebuah tabut yang dijaga.

Tabut yang dimaksud dalam hal ini ialah sebuah kotak atau peti yang berisi warisan Nabi Daud as kepada nabi Sulaiman as. Konon berdasarkan kabar yang beredar di dalam tabut tersebut terdapat kitab Zabur, Taurat, dan Tongkat nabi Musa.

Uniknya pada relief yang terdapat di Borobudur, tampak peti atau tabut itu dijaga oleh seseorang.

Berdasarkan sumber ayat Al-Quran, "Dan Nabi mereka mengatakan kepada mereka:
'Sesungguhnya tanda ia akan menjadi raja, ialah kembalinya tabut kepadamu, di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun, tabut itu dibawa malaikat. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda bagimu, jika kamu orang yang beriman'" (QS Al-Baqarah [2]: 248).

Berikutnya ada... Kisah patung yang belum tuntas berjuluk Unfinished Solomon Kisah tentang pekerjaan jin yang tidak selesai ketika mengetahui Sulaiman telah wafat terdapat pada QS Saba [34]: 14.

Dikisahkan ketika mengetahui Sulaiman wafat, para jin sontak menghentikan pekerjaannya. Nah pada Candi Borobudur, terdapat patung yang belum tuntas diselesaikan. Patung itu disebut dengan Unfinished Solomon. Sebagaimana diketahui dan terdapat pada sekitar area Candi Borobudur, terdapat sejumlah patung Buddha, sedangkan soal bangunan yang tinggi yang dimaksud tersebut adalah Candi Prambanan.

Relief menggambarkan mukjizat Nabi Sulaiman berbicara kepada hewan. Konon reliefnya juga ada di candi yang terletak di Provinsi Jawa Tengah tersebut.

Bahkan uniknya, sejumlah frame yang terdapat pada relief Borobudur bermotifkan bunga dan burung.

Terdapat pula sejumlah relief hewan lain, seperti gajah, kuda, babi, anjing, monyet, dan lainnya.

Kemudian ada pula kisah tentang Ratu Saba dan rakyatnya yang menyembah matahari dan bersujud kepada sesama manusia.

Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa Saba artinya berkumpul atau tempat berkumpul.

Ungkapan burung Hud-hud tentang Saba, karena burung Hud-hud tidak mengetahui nama
daerah itu.

"Jangankan burung, manusia saja ketika berada di atas pesawat, tidak akan tahu nama sebuah kota atau negeri," katanya menjelaskan.

Menurut penulisnya, tempat berkumpulnya manusia itu adalah di Candi Ratu Boko yang terletak sekitar 36 kilometer dari Borobudur.

Jarak ini juga memungkinkan burung menempuh perjalanan dalam sekali terbang.

Wonosobo dan hutan saba. Dalam kamus bahasa Jawa Kuno, kata "Wana' bermakna hutan. Jadi, wana saba atau Wonosobo adalah hutan Saba. Itulah beberapa ulasan bukti Candi Borobudur yang didirikan oleh Nabi Sulaiman.

Namun Jaka Indi pernah membaca dari sumber literatur yang lain, bahwa negeri Saba ada di negeri Yaman.

Entah yang mana yang benar Jaka Indi juga tidak tahu. Tapi pastinya salah satu portal ghaib yang sedang dituju Jaka Indi, berada di kawasan Candi Borobudur.

Saat ini Jaka Indi sudah sampai di kawasan wisata Candi Borobudur. Tentunya sebagai kawasan wisata, yang termasuk satu dari tujuh keajaiban dunia.

Borobudur selalu ramai dikunjungi wisatawan lokal dan manca negara. Jadi Jaka Indi harus menunggu hari gelap bila mau menggunakan portal ghaib di kawasan tersebut, untuk melakukan perjalanan ke negeri Astral Suralaya bersama khodam macan putihnya.

Jaka Indi memanjat candi dengan anak tangga batu yang cukup tinggi, dan setelah melihat relief didinding candi, tidak terasa waktu senja mulai tiba. Jaka Indi berjalan menuju suatu area yang sepi, tak lama matahari pun mulai tenggelam, lalu dikeluarkannya suling bambu kuning dari tas pinggangnya dan ditiupkan-nya sebuah nada untuk memanggil paman hamzah, khodam macan putihnya.

"Aumh...Gerrrr...Aumh... Tuan Raden apa kabar tuan?" Ucap khodam macan putihnya sambil menggosokkan kepalanya dengan manja ke tubuh Jaka Indi.

"Alhamdulillah... , baik Paman. Paman aku mau minta tolong hantarkan aku ke negeri Suralaya' Pinta Jaka Indi sambil tangannya mengelus-ngelus leher khodam macan putihnya.

"Naiklah Raden..." Berikutnya Jaka Indi sudah berada di atas punggung khodam macan putihnya, dan merangkul lehernya.

Hanya dalam sekejap mata, khodam macan putih telah melesat bersama Jaka Indi sejauh mata memandang.

Disuatu tepi telaga yang jernih, ditempat terbuka yang berada ditengah hutan.

Seorang gadis muda yang cantik terlihat sedang berdiri terkesima menatap indahnya sinar bulan purnama.

Telaga tersebut tidak hanya memiliki air yang sangat jernih, tapi juga banyak tumbuhan dan tanaman bunga yang tersusun rapih dan indah disekitarnya.

Pada tepi telaga juga terdapat beberapa batu-batu gunung yang tertata dengan apik, sebagai tempat duduk bagi siapa saja yang ingin menikmati keindahan suasana di telaga tersebut.

Walaupun telaga ini telaga yang indah dan berada di hutan yang cukup terbuka, seolah tak banyak yang mengetahui keberadaan telaga itu.

Karena sang gadis hanya seorang diri berada di telaga indah tersebut.

Telaga yang berada ditengah hutan itu, sesungguhnya merupakan tempat pemandian favorit dari para peri yang tinggal dan menetap disekitar hutan itu.

Nampak sang gadis cantik yang adalah seorang peri, yang tadinya hanya terkesima atas indahnya sinar bulan purnama.

Perlahan mulai melepaskan busana merahnya yang bermotif kembang-kembang satu persatu. Dimulai dengan membuka gaunnya lalu penutup dadanya berikutnya penutup bagian bawah tubuhnva juga telah ditanggalkan.

Hingga tubuh indahnya yang polos tidak lagi tertutup sehelai benangpun.

Peri cantik itu lalu berjalan perlahan memasuki telaga dan menenggelamkan seluruh tubuhnya kedalam telaga, selanjutnya mulai mandi seperti umumnya orang mandi, dengan satu persatu membersihkan anggota tubuhnya.

Hanya saja cara ia mandi dan membersihkan anggota tubuhnya, semuanya dilakukan dengan gerakan perlahan dan gemulai.

Peri muda nan cantik jelita itu seolah tidak menyadari kalau ada beberapa pasang mata yang menatapnya dengan membelalak dari tempat tersembunyi.

Setelah membersihkan seluruh anggota tubuhnya peri cantik itu lantas menuju tepi telaga lalu tegak berdiri di atas dasar telaga, ia berdiri ditepi telaga sambil memejamkan matanya, seluruh wajah dan tubuhnya dihadapkan ke cahaya sinar bulan purnama. Air telaga hanya menutupi bagian bawah lututnya dan betisnya, sedang bagian atas lutut kaki hingga ke ujung rambut kepala, semua dalam keadaan polos tanpa sesuatu apapun yang menutupi tubuhnya, lekuk tubuh gadis ini sungguh indah dan penuh daya pikat, bagian tubuh yang semestinya langsing ternyata memang tidak gemuk, dan bagian tubuh yang semestinya berisi, ternyata memang padat berisi. la memiliki potongan muka oval dengan alis mata tipis melengkung bagaikan busur panah, bentuk sisi luar matanya agak menyipit keatas, dihiasi bulu mata yang lentik, bibirnya lembut dan merah merona, merekah bagai buah delima yang sedang masak, sungguh suatu kecantikan yang dapat menggetarkan setiap lelaki yang memandangnya, Peri cantik ini memiliki kulit putih pucat tanpa cela.

Bahkan terhitung sangat putih, lebih putih dari kulit para gadis yang dipingit sekalipun.

Kecantikannya sungguh sukar dilukiskan dengan kata-kata.

Beberapa pasang mata yang mengintip dari tempat persembunyian sampai membelalak, dan biji matanya nyaris melompat keluar, menyaksikan tubuh polos yang indah menawan tersebut.

Mendadak detak jantung mereka yang mengintip dari tempat persembunyiannya, mulai berdebar keras dan nafas memburunya dapat didengar oleh Jaka Indi yang juga sedang bersembunyi di atas dahan pohon yang rimbun.

Mereka melihat gadis remaja telanjang bulat, yang sedang mandi dengan lekak-lekuk badannya yang sempurna serta d**a yang menjulang tinggi, bernas dan padat.

Terlihat gamblang di depan mata, mau tidak mau mata para pengintip jadi membelalak hingga membakar gairah nafsu mereka.

Jaka Indi tidak terlalu berminat melihat gadis cantik yang sedang mandi di telaga tersebut, tapi matanya justru memperhatikan para pria yang sedang sembunyi dibalik semak belukar.

Sangat mudah bagi Jaka Indi dari atas dahan pohon yang tinggi melihat siapa-siapa saja yang sedang mengintip peri yang sedang mandi itu.

Terlebih sejak matanya dapat melihat dalam kegelapan, hasil latihan dan didikan dari eyang Ageng Wicaksono Mereka terdiri dari tiga kelompok, yang bersembunyi dibalik semak dibawahnya adalah tiga pemuda bertubuh tinggi besar dengan taring kecil pada kedua sisi mulutnya.

Postur dan potongannya seperti dari negeri tempat pangeran Corwin berasal.

Sedang yang sembunyi dibalik batang pohon besar, sejenis siluman berkepala harimau dan siluman berkepala kambing.

Pada semak sisi sebelah kiri Jaka Indi terlihat dua manusia kera berbulu hitam, seperti berasal dari satu tempat yang sama dengan Pangeran Abhinaya. Dari kedua manusia kera ini Jaka Indi sempat mendengarkan percakapan mereka, bahwa mereka disuruh menmata-matai organisasi Perkumpulan Bunga Teratai.

Setelah memperhatikan mereka semua, Jaka Indi kembali melirik ke tepi telaga. Begitu indah tubuh gadis yang sedang mandi ini, tinggi semampai putih dan halus laksana sutra.

Di bawah pancaran sinar bulan purnama yang mulai bersinar terang, terlihat laksana tubuh bidadari yang sempurna tiada cacatnya, Butiran air yang berkilauan keperakan, jatuh berderet di atas wajah yang cantik jelita, terus mengalir keleher yang jenjang, ketubuh yang indah, berlanjut turun ke tengah dua bukit menonjol yang putih padat menjulang, lalu mengalir perlahan ke perut yang datar dan terus mengalir kebagian bawah perutnya...

Namun Jaka Indi merasa seperti pernah mengenali gadis cantik tersebut.

Entah siapa yang memberi aba-aba, secara mendadak dan hampir bersamaan ketujuh pemuda itu, mendadak melompat keluar dari tempat persembunyiannya dan seketika menubruk tubuh sang nona cantik, seperti tujuh ekor singa sedang menyergap seekor rusa untuk dijadikan santapan.

Sebaliknya gadis cantik yang berdiri di telaga dibawah sinar rembulan, yang sedang dalam keadaan memejamkan mata, seperti tidak menyadari kalau dirinya sedang dalam bahaya.

Disaat ketujuh pria itu telah mendekati tepi telaga, dan disaat Jaka Indi bersiap menolong sang gadis, mendadak gadis cantik itu melesat keluar dari telaga dan berkelebat dengan sangat cepat, sungguh cepat gerakannya hingga tak dapat diikuti pandangan mata biasa, tapi Jaka Indi dapat melihat jelas kalau gadis tersebut, telah menotok titik-titik syaraf gerak, pada tubuh ketujuh pria yang menyergapnya.

Hingga mereka semua hanya bisa diam terpaku ditempatnya, tanpa bisa bergerak sedikitpun.

Sekalipun sudah tidak dapat menggerakkan tubuhnya, tetap saja mata para pria itu masih memandang liar dan penuh nafsu pada tubuh polos si gadis dengan nafas memburu, yang saat ini justru si gadis tepat berdiri dihadapan mereka.

Si gadis dengan langkah gemulai, mendekat kearah tujuh pemuda itu dan menggores perlahan dengan kukunya yang runcing satu persatu pada lengan mereka semua.

Lalu dibukanya totokan pada pemuda berkepala harimau.

Diluar kesadarannya pemuda berkepala harimau yang sudah terbebas dari totokan tapi telah dikuasai oleh nafsu birahi, langsung menerkam tubuh gadis cantik tersebut dicium dan digerayanginya seluruh tubuh indah sang gadis dengan brutal,

BERSAMBUNG
close