Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

HANTU BERBAJU MERAH

Langit gelap, angin begitu kencang menerpah daun-daun dan dahan hingga menimbulkan suara-suara gemerisik dari semua pohon yang ada. Rumpun bambu seberang jalan kian merontah-rontah dari tariannya, seakan ingin terlepas dari para induk akarnya. Jalanan begitu sepi suara-suara anjing liar kerap berbunyi seperti lolongan sedih nan perih menyambut kematian sunyi. Sesekali terdengar suara rintih tangis sepi beradu dengan deru suara angin yang kian bergemuruh menambah suasana kian magis berbusana seram dibalik hati. Gerimis mulai menumpahkan maksudnya dan hujan datang ditemani angin bertandang, membawa kidung-kidung gemercik menyibak tabir malam yang datang mengabarkan kegelisahan. Sesekali jika didengar dengan seksama ada suara-suara nyanyian mendayu biru diantara lebatnya hujan, suara dari dalam rumah bertingkat yang tak berpenghuni diujung jalan, ya, suara tangis, rintihan dan nyanyian kerap terdengar dari rumah kosong bertingkat tersebut, hingga membuat merinding dan ketakutan semua orang yang melintas dirumah itu jika mendengar suara-suara tersebut. 

Nisa dan Junno kehujanan selepas turun gunung, mereka adalah belia-belia muda yang sedang berpetualang untuk menuju kampung terdekat dijalur sisi barat pendakian. Mereka berangkat mendaki dari sisi pendakian jalur timur dan memutuskan untuk pulang lewat jalur barat. Lalu datang lagi Lailah, Murni dan Murdi yang juga berteduh dipos ronda ujung kampung itu, senasib sepenghujan kata mereka. Mereka adalah dua grup, Nisa dan junno sedangkan Lailah, Murni dan Murdi ketemu di puncak dan memutuskan untuk turun bersama-sama lewat jalur barat. 

Aduh-aduh lebat sekali hujannya. “kata Junno.” 
Iya,, mana angin pada ribut, tuh basah baju ini. ”Lailah menggerutu.”
Bisa bermalem kita disini kita, mana tempat ini sempit. “si Murni berkata.”
Tenang aja hujan aja dibikin repot kita lanjut jalan atau berteduh disini dan bivak meski sempit kalian yang cewek bisa tidur dan aku dan Junno duduk-duduk aja gimana, ini coklat dan kacang masih ada untuk kita nikmati bersama.” kata Murdi sambil tersenyum.

Mereka pun ngobrol kesana kemari sambil bercanda bersama tak perdulikan alam sedang apa, malam kian tenggelam dalam larut hujan, angin sudah tak seribut yang tadi-tadi, lolongan anjing liar terdengar lagi, burung hantu berteriak sambil mengepakkan sayap ingin diketahui. Hujan seakan-akan mau berhenti, dan mereka pun akhirnya berlalu melanjutkan perjalanan bersama dari pos ronda menuju kampung terdekat agar mendapat penginapan yang layak nan hangat dikampung yang dituju. Sesampai didepan rumah tingkat nan kosong, hujan menderas kembali, hingga mereka memutuskan untuk singgah lagi berteduh dirumah tersebut karena memang hujan lebat kembali.

Ya,, ya,, hujan lagi, kita disini aja kelihatannya kosong tak berpenghuni,” kata Murdi.”
Oke, kelihatannya hangat, lagian seperti villa tak terawat “Junno menambahi.”
Sok tahu aja kamu Mur, jelas-jelas rumah ini berpenghuni “kata Nisa yang memang sejak tadi berdiam diri sambil terus menerus mengamati rumah bertingkat yang kini sebagai tempat berteduh, semenjak dari pos ronda tempat berteduh mereka pertama.”

Ketertarikan Nisa memang terlihat, saat mereka berteduh dipos ronda tersebut, seperti ada magnet yang menarik hati Nisa untuk berkunjung kerumah bertingkat tersebut, tetapi tidak ungkapkan kepada Junno atau yang lainnya. Entah ini sebuah kebetulan atau keanehan, hujan tiba-tiba deras kembali ketika mereka berlima sampai didepan rumah bertingkat tersebut hingga memutuskan untuk berteduh dan bermalam dirumah kosong itu.

Tak dikunci pintunya .“ Junno membuka daun pintu rumah tersebut .”
Ayoo masuk aja diluar dingin. “Murni angkat bicara.”
Mereka semua akhirnya masuk kedalam rumah yang memang tak berpenghuni, banyak sarang laba-laba disemua sudut ruangan, tebal berdebu disana sini. Junno menyalakan lampu cell solarnya sedangkan Murdi menyalakan lampu senternya untuk memeriksa ruangan yang ada, Lailah dan Murni mempersiapkan matras untuk tidur, sedangkan si Nisa tetap berdiam di depan pintu sambil terus memandang kearah tangga menuju lantai dua rumah tersebut. Kemudian dia melangkah mendekati tangga dan memandang keatas sambil terus terdiam, Murdi datang dari belakang.

Aku merinding semua melihat kamar-kamar yang ada belakang. ”kata Murdi”.
Jangan kebelakang atau keatas, kita istirahat diruangan depan saja, rumah ini banyak penghuninya. “kata Nisa.” 
Diatas ada sosok wanita berbaju merah menyala dan berpayung merah, dia cantik sekali tetapi sangat bengis dan jahat “bisik Nisa kepada Murdi.”
Dan dibelakang itu banyak siluman menghuni kamar-kamar belakang juga gendruwo di halaman belakang rumah ini. ”Bisik Nisa sambil tangannya menunjuk tempat yang letaknya dibelakang.”
Jangan bilang kesiapa siapa, Junno mungkin sudah tahu itu jika dia merasakan hawa gaib dirumah ini, ”kembali Nisa berbisik kepada Murdi.“

Murdi hanya diam dan menurut saja apa yang dikatakan Nisa, karena dia sangat percaya dengan kemampuan Nisa dalam melihat alam gaib yang ada dirumah kosong itu. Junno menghampiri Nisa dan Murdi, dengan sedikit mengendap dan sangat pelan berjalanannya. Dia sudah merasakan hawa-hawa gaib yang ada disekitar rumah itu, tetapi belum melihat sesuatu, lain halnya dengan si Nisa yang langsung dapat melihat bentuk-bentuk gaib yang ada, karena memang dia mempunyai kemampuan lebih dari semua temannya dalam ruangan tersebut.

Dia bernama Nancy NIcollas Knor nonik belanda, meninggal dibunuh dan di perkosa beramai-ramai diarea sini beberapa ratus tahun yang lampau, “Nisa menerangkan kepada Junno dan Murdi.” Tetapi hanya penampakan jasadnya saja dia memakai nonik belanda, sebenarnya ia adalah iblis betina yang sangat kejam dan suka menggoda kaum adam dengan segala urusan syawatnya, dan dia sangat benci dengan kaum hawa karena dianggap sebagai saingan dan harus dimusnahkan jika dianggap sebagai penghalang. “Hati-hati jangan sampai berfikiran kosong karena dia mulai beraksi, dialah yang menarik kita kesini, karena dia menginginkan keberadaannya diketahui oleh kita, Jun jagalah Lailah dan Murni, dan kau Mur,, jangan sampai melamun atau kosong ya, insyaalloh gak terjadi apa-apa jangan takut, mereka sama dengan kita cuman beda alam.” Nisa mengingatkan Junno dan Murdi agar tetap waspada.
Malam semakin larut suara-suara aneh mulai terdengar oleh Junno dan Murdi sedangkan Lailah dan Murni sudah tertidur. Murni merupakan saudara kembar Murdi dan mereka sudah terlelap tidur dan diapit Junno dan Murdi, sedangkan Nisa mala tidur dibawa tangga agar, kalau-kalau si baju merah nonik belanda turun harus melewati dia dulu sebelum mengganggu teman-temannya atau pun gangguan dari belakang harus melewati dia terlebih dahulu. Mereka pun tertidur tanpa gangguan yang berarti, entah karena terlalu lelah sehabis turun gunung atau terkena sirep dari si baju merah nonik belanja itu. Malam semakin larut udara dingin mencengkramkan kekuasaannya pada siapa saja, suara-suara kegelapan malam kian terasa meremangkan bulu kuduk, anjing melolong tak henti-henti, burung hantu mendengkur bersahutan diatas dahan dahan pohon diluar rumah kosong itu.

Hantu berbaju merah turun menampakkan diri diantara lelap mereka, matanya menyala pada Murdi yang sedang mendekap saudara kembarnya, dia terbang melayang melewati Nisa tanpa diketahui, dan menghilang diatas tubuh Murni yang sedang tertidur lelap sekali. Tiba-tiba Murni terjaga duduk memandang kearah Murdi, matanya menatap tajam dengan segala nafsu ke pada Murdi, ia membuka bajunya sendiri dengan perlahan kemudian mengusap wajah Murdi dengan lembut. Rupanya ia memelet jiwa lelap Murdi dalam tidur karena lelah, Murdi pun terbangun dan memandang dengan senyum gairah kepada Murni saudaranya sendiri, Murni yang sudah setengah telanjang melucuti baju Murdi dengan rasa yang penuh gelora membahana, Murdi pun juga mengalungkan tangannya kebahu murni dan sesekali memainkan rambut Murni yang tergerai mempesona. Sebentar lagi persetubuhan saudara kembar akan terjadi, kerena mereka sudah terasuki oleh nafsu-nafsu setan. Dan tiba-tiba Nisa terjaga dari tidur melihat Murni dan Murdi berpelukan setengah telajang, ia langsung bangkit menyeret tubuh Murni agar melepaskan diri dari pelukan Murdi.

Bangsat setan betina berani-beraninya kau masuk ketubuh temanku, keluar atau kumusnahkan kau dari alammu. “Kata Nisa sambil terus menarik menjauhkan diri dari tubuh Murdi.”
Murni menatap tajam dengan segala amarah terpendam kepada Nisa, dimana dia sudah hampir telanjang dengan berdiri menantang sesekali lemah gumulai seperti ingin menari atau kemayu.
Jangan kau ganggung kesenanganku wahai manusia betina jelek atau kau akan menanggung akibatnya jika menghalangi maksudku. ”Kata Murni yang memang sudah terasuki si nonik belanja Nancy Nicollas Knor.”  Tiba-tiba Murni merangsek maju menyerang Nisa dengan segala cakar-cakarnya dan mulutnya merancau tak karuan seperti bahasa belanda dalam mengumpat caci maki kotor. Nisa yang sudah sigap langsung menerima serangan si Murni dan langsung mencengkram bahu Murni seraya berkata, “Keluar atau ku musnahkan kau.” Murni mengeluh dan kemudian tertawa cekekikian lalu merontah rontah marah, ”Jangan menggangu kesenanganku,, jangan mengganggu kesenanganku,“ dengan suara yang begitu dalam dan berat Murni terus merontah. Ada kekuatan aneh yang menyelimuti tubuh Murni ketika Nisa mencengkram bahunya, semacam penyedotan hawa murni Nisa yang terserap masuk kedalam tubuh Murni. Nisa memekik “aach“, tangan cengkraman Nisa bergeser seperti menarik garis lurus dari atas kebawah melewati tulang punggung menuju bagian tengah punggung diatas pinggang agar aliran sedot sukma yang dilakukan Murni tertahan, yang memang pusatnya ditengah tulang punggung. Murni alias Nancy Nicollas Knor yang merasuki tubuh Murni tertahan kaget atas gerakan tekanan tangan Nisa yang mengetahui pusat titik dari aliran penyedotan sukma itu. Tiba-tiba Nancy Nicollas Knor ingin melepas tubuh Murni dan akan mengajak Nisa bertarung di alam, tetapi Nisa tidaklah sebodoh bocah yang kemarin sore dengan sangat sigap karena memang sudah waktunya mengakhiri pergumulan itu.

Nisa sudah kelewat batas amarahnya kemudian dia mengambil senjata gaibnya yang berada ditelunjuk jari dan ditusukkan pas ditengkuk si Murni dengan memekikkan asma Alloh, seketika terdengar suara lenguhan kesakitan nan panjang dari mulut si Murni dan seketika pula Murni roboh tak sadarkan diri terkulai dilantai. Nisa dengan cepat memunguti pakaian Murni untuk dibusanakan kembali, nanti jika terbangun seolah-olah tak terjadi apa-apa atau hanya sebuah mimpi. Ternyata Murdi sudah ditangani oleh Junno ketika Nisa selagi menangani Murni dalam pergumulan tadi. Setelah meletakkan Murdi dan Murni pada posisi tidurnya Nisa mencoba kelantai atas membaca pesan-pesan gaib yang tertinggal pada ruangan atas rumah kosong tersebut sedangkan Junno menjaga teman-teman. Jika tadi ketika Nisa tidak cepat-cepat mengakhiri pergumulan itu, dan sukma Nancy melepaskan diri dari tubuh Murni maka akan semakin sulit ditangani, karena Nisa harus bertarung kembali di alam gaib yaitu alam dari si Nancy Nicollas Knor maka dia akan sulit ditaklukkan, karena dia berwujud roh.

Dalam penglihatan Nisa lewat pesan-pesan gaib yang berada diruangan atas, terbaca bahwa Nancy Nicollas Knor adalah sosok putri tuan tanah seorang belanda, hidup makmur sejalan dengan keserasian kecantikannya, kemudian jatuh cinta dengan seorang pemuda pribumi bernama Joko Lelono, cintanya bersambut bunga-bunga mekar harum mewangi, kebahagiaan membusanahi mereka berdua hingga sampai akhirnya datang pinangan dari seorang kapiten belanda. Tetapi Nancy Nicollas Knor menolaknya, nama kapiten tersebut adalah Van Aberon Kollewijn anak seorang Gubernur Jendral Van Kollewijn, karena cintanya ditolak dan merasa malu, maka dia merekayasa untuk membunuh si Joko Lelono sebagai bentuk penghalang agar jika Joko Lelono mati maka Van Aberon merasa tak mempunyai saingan lagi. Maka tujuan untuk membunuh Joko Lelono dilaksanakan disuatu peladangan tebu, sepuluh serdadu kapiten menghadang Joko Lelono, pada saat Joko Lelono melintas ternyata dia bersama Nancy, maka terjadilah penyergapan Joko Lelono dan dibunuh, si Nancy diperkosa beramai-ramai lalu dibunuh dan dibuang keladang tebu. Dan semenjak itu tubuh si Nancy Nicollas Knor diambil iblis sebagai ajang untuk balas dendam.

Lalu dengan perkembanngan jaman yang terus berjalan tempat dimana pemerkosaan serta pembunuhan tersebut didirikan sebuah rumah oleh pemilik lahan dan saat itulah dendam-dendam terus berlangsung, entah berapa manusia yang sudah menjadi korban atas semua nafsu dendam-dendam dari Nancy Nicollas Knor setan cantik berbaju merah dengan payung berwarna merah juga. Dan rumah itu dijadikan kosong, karena sebelumnya terjadi pembunuhan yang terjadi sebanyak tujuh kali secara beruntun terhadap siapa saja yang mendiami rumah tersebut dan serta terjadinya penampakan wanita cantik berbaju dan berpayung merah yang selalu menangis, merintih maupun bernyanyi, hingga membuat sang penghuni tak merasa nyaman atau kerasan dalam mendiami rumah tersebut. Tapi kini setan itu telah dimusnahkan oleh Nisa, sosok wanita muda belia yang memang sejak kecil mempunyai kemampuan dalam hal-hal yang berbau gaib sangat luar biasa sejak dilahirkan. Dia mempunyai saudara laki-laki angkat bernama Alif yang juga sangat berilmu tinggi dan sudah menjadi ustad di usia yang muda dari Langitan, seorang adik angkat bernama I Gusti Ayu Cahyaning Ati yang juga hebat dari bali dan dua orang ummi Aisyah dan Kinanthi serta seorang abah bernama Jelitheng.


KISAH MISTERI BERDASARKAN KISAH NYATA
-------------------------------------------------------
~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~
close