Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PESTA DI KEBUN BAMBU (Part 1) - Suara Gamelan Dari Belakang Rumah Ditengah Malam


Kisah cerita horor hantu pesta di kebun bambu 1

Terdengar suara gamelan dari belakang rumah di tengah malam.

Siapa yang memainkan gamelan di malam hari.

Setiap lewat tengah malam di kebun bambu belakang rumah selalu ada suara gamelan dan iring-iringannya yang lain.

Seperti ada pertunjukan tari jaranan.

Semakin larut suaranya kian keras.

Alunan musiknya riuh rendah bagaikan banyak penonton yang menyoraki para penari jaranan.

Kadang juga ada suara sinden yang melantunkan tembang jawa.

Pertama kali aku mendengarnya saat di bangku SMA.

Tengah malam terbangun karena kebelet buang air kecil.

Saat di kamar mandi sayup-sayup suaranya terdengar di telinga.

Aku segera keluar dari kamar mandi.

Masuk ke dalam kamar, menutup tubuh dengan selimut.

Suaranya masih terdengar walaupun kian melemah.

Lama-kelamaan aku mulai terbiasa dengan suaranya.

Saat mengerjakan tugas sekolah hingga larut malam, dan suaranya terdengar, rasa-rasanya sudah tak ada lagi perasaan takut.

"Aku sudah berteman dengan suaranya" ucapku kala itu.

Pernah sekali, aku menceritakan apa yang kudengar kepada ayah dan ibu.

Namun, mereka malah menganggap ceritaku hanya isapan jempol.

Semenjak saat itu, tak pernah kuceritakan tentang suara itu.

Kecuali kepada karibku, Yeni.

Pertemuanku dengan Yeni merupakan jalan untuk melihat apa yang telah tengah terjadi di kebun bambu belakang rumah.

Yeni adalah teman dekatku saat di bangku kuliah.

Darinya, aku mulai tahu sumber suara-suara dari kebun bambu belakang rumah.

Dia merupakan salah satu temanku yang sering berkunjung kerumah.

Dia memang memiliki kemampuan mampu melihat makhluk-makhluk tak kasat mata.

Pertama kali dia datang kerumah. Dia langsung berjalan kebelakang rumah, dan melihat kebun bambu.

"Ada banyak disini," ucapnya sambil bergidik ngeri saat itu.

Waktu itu Yeni pernah bermalam di rumahku untuk mengerjakan tugas kuliah.

Lewat tengah malam tugas kami belum selesai. Mendadak dia berhenti mengetik.

Menatapku dengan raut wajah agak ketakutan.

"Kamu dengar suara itu, Na..?" tanyanya lirih.

"Dengar. Suara gamelan dan lain-lainnya kan," jawabku santai.

BERSAMBUNG
close