BANGSA JIN DARATAN
JejakMisteri - Dibandingkan jin air dan jin udara, bangsa jin daratan adalah yang paling banyak variasi wujudnya dan paling bervariasi tingkat kesaktiannya. Secara umum variasi wujudnya terbagi dalam 3 jenis, yaitu berwujud seperti manusia, berwujud seperti binatang darat, dan sebagian kecil lainnya berwujud seperti burung dan hewan terbang, masing-masing dengan rupa dan ukuran yang bermacam-macam. Diluar ketiga jenis wujud itu ada juga yang wujudnya aneh, tidak seperti bentuk wujud makhluk hidup pada umumnya, seperti berbentuk segumpal asap, berbentuk tali tambang, berbentuk kain selendang, dsb.
Dari sifat energinya, sebagian bangsa jin tergolong sebagai makhluk halus berenergi positif, sebagian lainnya berenergi negatif, dan penggolongan berdasarkan watak dan kepribadiannya, yaitu golongan hitam atau golongan putih, dan yang sulit dibaca jalan pikirannya, berlaku untuk mereka (Penggolongan Makhluk Halus). Selain yang bergolongan putih, jin daratan juga banyak yang dari golongan hitam, termasuk yang biasa disebut iblis, sehingga manusia harus berhati-hati bila "berteman" atau berhubungan dengan mereka.
Walaupun secara rata-rata kesaktian jin daratan sangat bervariasi, ada yang rendah sekali, ada yang tinggi sekali, tetapi secara per individu, dibandingkan jenis bangsa jin lainnya, jin daratan adalah yang paling tinggi kekuatannya, ada yang sampai ribuan atau bahkan puluhan ribu kali lipat kesaktiannya Ibu Kanjeng Ratu Kidul. Jin terkuat di bumi kekuatannya sekitar 30.000 KRK. Tetapi jin-jin sakti tersebut tidak banyak diketahui oleh manusia, karena biasanya semakin tinggi kesaktiannya, dimensi gaibnya juga semakin tinggi, semakin sulit dilihat. Dan walaupun tubuh gaib mereka memancarkan energi yang besar dan tajam, tetapi energinya juga halus, lebih sulit dirasakan atau dideteksi keberadaannya. Yang sering dilihat dan diketahui oleh manusia umum biasanya hanyalah jin-jin yang berdimensi dan berkesaktian rendah saja.
Jin daratan ada yang hidup sendiri, ada juga yang hidup berkomunitas dan sebagiannya membentuk kerajaan jin daratan. Di pulau Jawa ada banyak sekali kerajaan jin daratan. Lokasi kerajaannya bisa di mana saja. Bisa di kota, di desa, di rumah, di sumur atau di pekarangan rumah orang, di hutan atau pun di gunung. Kesaktian mereka bervariasi, ada yang biasa saja, ada juga yang berkesaktian tinggi. Di pulau-pulau lain juga ada kerajaan jin daratan, tetapi tidak banyak seperti di pulau Jawa.
Di dalam berkomunitas, ada bangsa jin yang berkomunitas sebatas perkumpulan pertemanan atau kekeluargaan, tetapi ada juga yang berbentuk komunitas yang mempunyai sosok pemimpin sebagai penguasa. Selain itu ada juga komunitas khusus yang berbentuk kerajaan jin, yang sosok pemimpinnya diakui sebagai raja.
Dalam kesempatan ini Penulis ingin meluruskan suatu pandangan yang beredar di masyarakat, yaitu tentang suatu pandangan yang menganggap bahwa raja jin pasti sakti, dan kalau seseorang bisa berhubungan, atau mempunyai khodam raja jin, dianggap ilmu dan khodamnya itu pasti hebat dan sakti. Sebenarnya tidaklah selalu benar demikian.
Ada banyak komunitas bangsa jin yang mempunyai sosok pemimpin, mempunyai anggota atau bawahan, dan mempunyai bangunan gaib, oleh manusia sering disebut sebagai kerajaan gaib. Tetapi sesungguhnya tidak semua komunitas seperti itu sungguh-sungguh adalah kerajaan jin. Mungkin hanya kelompok atau gerombolan bangsa jin saja. Begitu juga di dunia manusia, tidak semua komunitas yang ada pemimpinnya, ada anggota atau bawahan dan mempunyai bangunan besar disebut sebagai sebuah kerajaan. Mungkin sebenarnya hanyalah segerombolan penyamun saja yang mempunyai anggota dan mempunyai bangunan sebagai markas mereka.
Jadi dalam pandangan masyarakat sudah ada salah kaprah, menyamaratakan semua bentuk komunitas halus yang ada pemimpinnya, ada anggota atau bawahan atau prajurit, dan ada markasnya, disamaratakan artinya sebagai kerajaan jin, dan pemimpinnya disebut raja jin.
Kerajaan jin adalah suatu bentuk khusus komunitas gaib yang di dalamnya terkandung unsur peradaban, yaitu ada hierarki kepemimpinan seperti halnya di kerajaan manusia dan ada tata aturan yang mengikat semua mahluk halus yang menjadi anggotanya. Di dalam kerajaan jin ada sosok halus yang menjadi raja, prajurit, kepala prajurit (senopati atau panglima) dan ada rakyatnya. Rakyat di dalam sebuah kerajaan jin tidak selalu semuanya adalah bangsa jin, ada juga mahluk halus lain selain jin, seperti sukma manusia, kuntilanak, peri, dhanyang, dsb.
Kerajaan bangsa jin dibentuk oleh tokoh-tokoh bangsa jin yang mempunyai intelektualitas seperti manusia. Mereka mengenal tata aturan dan tata krama seperti manusia. Tokoh-tokoh bangsa jin itu dan sosok jin yang menjadi rajanya tidak semuanya sakti, bahkan ada yang kesaktiannya lebih rendah daripada kuntilanak yang di alam gaib termasuk makhluk halus yang kekuatannya paling rendah. Walaupun kesaktian mereka rendah, setelah mereka bertemu dengan sosok-sosok jin lain yang juga berintelektualitas sama, mereka membentuk suatu komunitas yang lebih daripada sekedar perkumpulan biasa, yaitu membentuk kerajaan jin yang di dalamnya ada tata aturan dan hierarki kepemimpinan. Sesudahnya di hari-hari selanjutnya biasanya ada datang sosok-sosok gaib lain untuk bergabung di komunitas itu dan menempatkan dirinya sebagai prajurit atau rakyat.
Jadi tidak semua raja jin adalah sosok halus yang sakti. Malah yang menjadi prajurit atau senopati, dsb, ada yang lebih sakti daripada rajanya, tetapi mereka menempatkan diri mereka di bawah kepemimpinan raja mereka. Begitu juga terjadi di dunia manusia, yang menjadi raja belum tentu adalah manusia yang paling sakti. Mungkin ada prajurit, senopati, panglima, menteri, penasehat raja atau spiritualis, dsb, yang sebenarnya lebih sakti daripada raja mereka, tetapi mereka menempatkan dirinya di bawah kepemimpinan raja mereka.
Selain komunitas bangsa jin yang sungguh-sungguh berbentuk kerajaan seperti di atas, yang di dalamnya ada tata aturan dan hierarki kepemimpinan, ada banyak bentuk komunitas atau perkumpulan atau gerombolan bangsa jin yang oleh manusia karena ketidak-tahuannyasering juga disebut sebagai kerajaan jin, dan pemimpinnya disebut raja jin, walaupun sebenarnya sosok gaib penguasanya bukanlah raja jin dan komunitasnya itu bukan kerajaan jin.
Kelebihan sebuah kerajaan jin dibandingkan komunitas lain bangsa jin yang tidak berbentuk kerajaan adalah bahwa sosok raja jin, prajurit atau kepala prajurit, atau rakyatnya, sudah terbiasa hidup sebagai mahluk yang mengenal tata aturan, tidak liar, mau menempatkan diri mereka di dalam aturan. Mereka tidak mengagung-agungkan kesaktiannya untuk berkuasa. Sedangkan komunitas gaib lain yang walaupun juga mempunyai pemimpin dan penguasa, tetapi bukan kerajaan jin, biasanya mengandalkan kesaktiannya untuk berkuasa dan untuk merekrut anggota. Mirip seperti gerombolan gaib. Jenis komunitas inilah yang biasanya liar dan banyak membuat ulah, dan di dalamnya sering terjadi perebutan kekuasaan. Jenis komunitas ini sudah banyak menjadikan suatu tempat atau lokasi menjadi angker dan sering membuat celaka manusia yang datang kesitu.
Di luar komunitas bangsa jin, baik yang berbentuk perkumpulan biasa ataupun yang berbentuk kerajaan, ada sosok-sosok bangsa jin yang hidup sendiri, tidak berkomunitas. Bahkan banyak di antara mereka adalah jin yang berkesaktian tinggi. Tetapi mereka hidup sendiri, tidak tampak berkomunitas, dan tidak merekrut anggota.
Jadi tidak benar bila dikatakan raja jin pasti sakti, dan juga tidak benar kalau seseorang berhubungan, atau mempunyai khodam raja jin, dianggap ilmu dan khodamnya itu pasti hebat dan sakti. Lebih baik kalau kita mempunyai satu saja khodam jin, yang sakti dan mengenal budi pekerti dan berintelektualitas tinggi, daripada mempunyai banyak khodam gaib, walaupun itu adalah raja jin yang mempunyai banyak prajurit. Semakin banyak khodam kita, juga semakin banyak tuntutannya, dan kalau kita tidak bisa mengatur dan mengendalikan mereka semua, bisa saja kemudian mereka membuat ulah, apalagi kalau ada anggotanya yang liar. Satu khodam jin yang sakti, dia juga bisa seketika mendatangkan jin lain sebagai bawahannya, bahkan bisa menjadikan raja-raja jin di lingkungannya sebagai bawahannya, jika diperlukan. Baca juga tulisan berjudul Kesaktian Mahluk Halus.
Komunitas mahluk halus yang mempunyai bangunan gaib seperti bangunan di dunia manusia biasanya adalah yang sosok wujudnya seperti manusia. Jenis halus lain yang sosok wujudnya tidak seperti manusia, walaupun ada raja dan ratunya, punya prajurit dan rakyat, biasanya tidak mempunyai bangunan gaib seperti bangunan di dunia manusia. Sekalipun ada yang mempunyai bangunan gaib, tetapi bangunan gaibnya itu tidak bisa diidentifikasikan sebagai bangunan kerajaan gaib, hanya bangunan biasa saja sebagai tempat tinggalnya.
Contohnya adalah komunitas ular gaib. Biasanya tidak resmi berbentuk kerajaan gaib. Bangunan gaibnya mirip bangunan tempat tinggal ular nyata di dunia manusia yang menjadi tempat mereka bersarang. Ada raja dan ratunya dan mempunyai rakyat, tetapi tidak resmi siapa yang menjadi prajurit. Rakyatnya atau anggotanya bisa sampai ribuan. Ada yang kekuatannya rendah, tapi lebih banyak lagi yang kekuatannya tinggi sampai ribuan KRK. Yang paling tinggi kekuatannya biasanya yang sosok wujudnya mirip ular sanca. Ukuran lebar badannya ada yang sampai seperti tong minyak tanah.
Dan sama dengan ular nyata di dunia manusia, ular gaib perilakunya mirip. Sehari-harinya mereka menyebar mencari tempat untuk bersarang dan bertelur. Dan banyak di antara mereka yang untuk bersarangnya itu mereka masuk ke badan manusia (ketempatan mahluk halus).
Dan karena mereka posisinya juga di bawah, sama seperti ular sungguhan, sering manusia tidak tahu bahwa ada ular gaib yang mereka sudah injak atau lindas. Biasanya kemudian orangnya akan kesambet ular gaib. Ada yang cuma sakit saja, ada juga yang sampai menemui kematian.
Ada yang sosok wujudnya seperti ular kobra. Galak dan suka mematuk.
Ular gaib lainnya yang bukan seperti ular kobra lebih sering melilit kaki atau tangan atau badan manusia yang kesambet.
Jenis lain yang sering membuat orang kesambet adalah bangsa jin perempuan berpakaian putih panjang sampai ke tanah mirip kuntilanak. Manusia sering tidak tahu bahwa mereka sudah menabrak salah satu jin perempuan itu yang sedang menyeberang jalan.
Bangsa jin daratan bisa hidup dimana saja di daratan, bisa di pohon, di batu, di rumah atau di pekarangan rumah orang, di sumur, di sawah, di hutan, di bukit, di gunung, dsb. Bila tinggal di pohon, ada yang tinggal di bagian luar pohon, di dahan-dahan dan di antara daun-daun atau di bawah pohon, ada juga yang tinggal di dalam pohon (di dalam batang utama pohon). Ada yang hidup sendiri, ada juga yang berkomunitas. Komunitas bangsa jin daratan ada yang berupa komunitas biasa saja (sekelompok jin yang hidup bersama dan bersosialisasi), bisa juga berupa kerajaan jin.
Ada banyak komunitas bangsa jin yang tinggal di bagian dalam batang pohon. Mereka membentuk suatu bangunan gaib di dalam batang pohonnya. Biasanya mereka tidak berhubungan langsung dengan kehidupan manusia, tidak berinteraksi langsung dengan manusia karena mereka mempunyai kehidupan sendiri. Keberadaan mereka bisa ditandai, karena biasanya pohon tempat tinggal mereka mempunyai lubang coakan di bagian bawahnya dan lubangnya itu menyentuh tanah. Itu adalah pintu masuk ke dalam kediaman mereka. Karena pohonnya terus bertambah tinggi, lubang itu akan terus melebar memanjang ke atas, tetapi ujung bagian bawah lubangnya akan selalu menyentuh tanah. Keberadaan energi mereka membantu energi kehidupan pohonnya, sehingga pohon itu akan tetap hidup walaupun sudah berusia tua.
Komunitas bangsa jin yang tinggal di bagian dalam pohon, selama keberadaan mereka tidak secara nyata mengganggu kehidupan kita, sebaiknya tidak perlu diusir. Mereka tidak berhubungan langsung dengan kehidupan kita, dan juga tidak apa-apa bila kita memotong ranting atau dahan pohon itu selama batang utamanya tidak dipotong atau ditebang. Mereka juga tidak akan menyerang kita bila pohon itu roboh tertiup angin.
Bila kita ingin mengusir komunitas bangsa jin yang tinggal di bagian dalam pohon mudah saja, tidak perlu bantuan orang pinter. Cukup dikerok saja tanah di bagian bawah lubang pintu masuk mereka kira-kira dalamnya satu jengkal tangan atau lebih, sehingga lubang itu tidak lagi menyentuh tanah. Biasanya mereka akan pindah mencari pohon lain, karena tidak lagi merasa nyaman. Dan mereka juga tidak akan menyerang kita, karena kita tidak mengusik langsung kehidupan atau pohon mereka. Sebulan kemudian biasanya mereka sudah pindah dari pohon itu. Tetapi bila kita kemudian akan menebang pohon itu, perlu diperhatikan dahulu adanya kehidupan makhluk halus lain di bagian luar pohon itu.
Kehidupan bangsa jin yang tinggal di bagian luar pohon, di dahan-dahan dan di antara daun-daun atau tinggal di bawah pohon, sangat dekat bersentuhan dengan kehidupan manusia dan kadangkala berinteraksi secara langsung maupun tidak langsung dengan manusia. Pengaruh energi keberadaan mereka juga berpengaruh langsung terhadap kehidupan manusia. Ada yang pengaruh energi mereka memberikan suasana teduh dan wingit, ada juga yang membawakan suasana panas dan angker.
Bila ada gangguan makhluk halus yang berasal dari sebuah pohon, biasanya berasal dari kehidupan makhluk halus di bagian luar pohon, karena kehidupan mereka sangat dekat atau berdampingan dengan kehidupan manusia dan kadang juga berinteraksi secara langsung maupun tidak langsung dengan kehidupan manusia. Biasanya mereka akan marah dan menyerang kita bila kita memotong ranting atau dahan pohon itu, apalagi bila batang utamanya dipotong atau ditebang. Mereka juga bisa marah, jengkel dan menyerang siapa saja bila pohon itu roboh, padahal pohonnya roboh sendiri tertiup angin. Dan bila kita ingin mengusir mereka dan akan menebang pohon itu mungkin diperlukan adanya bantuan orang pinter atau bantuan kekuatan benda-benda bertuah.
Bangsa jin daratan adalah jenis makhluk halus yang paling banyak berinteraksi dengan manusia. Bangsa jin daratan adalah jenis makhluk halus yang paling sering menjadi khodam cincin atau jimat, khodam pendamping atau khodam ilmu. Seringkali ada di antara mereka yang mengikut manusia, menempel atau masuk dan tinggal bersemayam di dalam tubuh manusia, menjadikan tubuh manusia sebagai rumahnya (ketempelan atau ketempatan makhluk halus) atau menjadi pendamping manusia, atau menjadi khodam ilmu. Sebagian mau bersahabat dengan manusia, bisa dimintai tolong atau diajak berkomunikasi. Sebagiannya juga mau "diagamakan".
Kebanyakan yang diketahui oleh manusia tentang makhluk halus adalah mahluk halus kelas rendah saja yang biasanya kekuatannya tidak lebih dari 1 KRK, yang biasa menjadi khodam ilmu atau pendamping, khodam benda gaib dan jimat isian dan yang banyak hidup di lingkungan tempat tinggal manusia. Sedangkan mahluk halus yang kekuatannya lebih tinggi kebanyakan tidak diketahui oleh manusia, terdeteksi saja tidak. Karena itu tokoh makhluk halus seperti Ibu Kanjeng Ratu Kidul lebih banyak hanya menjadi cerita saja, menjadi mitos dan pengkultusan saja. Walaupun banyak orang yang mengaku mengenal beliau, tapi tidak banyak orang yang sungguh-sungguh pernah bertemu dengan beliau.
Kebanyakan bangsa jin daratan yang hidup di permukiman manusia telah familiar dengan kehadiran manusia di lingkungannya. Tetapi bangsa jin yang terbiasa hidup di tempat yang sepi dan jauh dari kehidupan manusia, seperti di hutan atau di gunung, seringkali tidak suka dengan keberadaan manusia di lingkungannya. Bila ada manusia yang oleh mereka tidak diinginkan keberadaannya, apalagi perilaku manusia tersebut dianggap 'mengganggu' atau si manusia dianggap sudah melakukan 'kesalahan', seringkali mereka 'menegur' atau 'menghukum' manusia tersebut dalam bentuk misalnya membuat manusia tersebut sakit, atau salah melihat jalan dan disesatkan tak bisa pulang, salah melihat jalan dan masuk ke jurang, atau bahkan 'diculik' masuk ke alam gaib, hilang bersama dengan raganya.
Sebaiknya kita selalu berhati-hati bila berada di tempat yang jauh dari pemukiman manusia, jangan bercanda bersenda gurau atau berbicara tidak sopan, mengobrol dan tertawa terbahak-bahak, apalagi berteriak-teriak, yang bisa mengganggu ketenangan suasana alam setempat. Biasanya bangsa jin yang tinggal di pegunungan jauh lebih sakti daripada yang tinggal di dataran rendah dan banyak di antara mereka yang kesaktiannya jauh lebih tinggi daripada Ibu Kanjeng Ratu Kidul. Manusia yang dikenai 'hukuman' oleh bangsa jin gunung sulit disembuhkan dan yang sudah diculik sulit dikembalikan. Upaya yang biasanya dilakukan adalah memberikan 'syarat' atau sesaji untuk 'merayu' jin gunung tersebut supaya mau melepaskan si manusia dari hukumannya.
Banyak gunung di Jawa, yang berhutan, tidak gundul, di bagian sekitar puncaknya dihuni oleh mahluk-mahluk halus yang sakti sekali, yang bahkan kesaktiannya bisa sampai ratusan atau ribuan kali lipat kesaktiannya Ibu Ratu Kidul. Tetapi kebanyakan keberadaan mereka tidak terasakan atau terdeteksi oleh manusia, karena dimensi mereka halus sekali, juga karena mereka memiliki kemampuan halimunan, yaitu menyelimuti dirinya sedemikian rupa sehingga tidak terlihat oleh manusia ataupun oleh mahluk halus lain.
Contohnya, Gunung Gede di Jawa Barat ada dihuni 3 buto raksasa yang masing-masing kesaktiannya sekitar 1000 kali kesaktian Ibu Ratu Kidul. Bangsa buto ini bukanlah jenis bangsa jin. Mereka adalah jenis tersendiri. Tetapi kita perlu tahu keberadaan mereka disana untuk kehati-hatian bila kita sedang berada disana. Di gunung itu ada banyak mahluk halus sakti, tetapi kesaktiannya tidak ada yang melebihi ketiga buto tersebut.
Gunung Lawu.
Ada beberapa tingkatan kekuasaan gaib di gunung Lawu yang masing-masing hidup di dalam komunitasnya sendiri-sendiri.
Penguasa tertinggi di gunung Lawu adalah keluarga bangsa jin yang berwujud kuda sembrani, yaitu kuda berbulu putih kebiruan, bersayap, dan bertanduk lurus lancip di kepalanya, dan keluarga bangsa jin berwujud burung sebesar rumah (tinggi badan + 6 meter). Mereka tinggal di bagian puncak gunung Lawu.
Masing-masing mereka berkekuatan sampai 1000 kali lipat kesaktiannya Ibu Ratu Kidul. Masing-masing berkomunitas dengan sejenisnya atau keluarganya saja. Mereka tidak bersikap sebagai penguasa wilayah. Selama keberadaan mereka tidak diusik mereka juga tidak akan bereaksi negatif.
Penguasa lapis kedua gunung Lawu adalah sesosok bangsa jin bertubuh besar dan gempal, bertelanjang dada dan berkepala botak, hidup sendiri dengan tingkat kesaktian sekitar 300 kalinya kesaktian Ibu Ratu Kidul. Sosok jin inilah yang menunjukkan sikap sebagai penguasa gunung Lawu, berkuasa atas semua mahluk halus di bawah kekuasaannya. Semua makhluk halus di gunung Lawu menghormati keberadaannya, karena ia juga menjadi pengayom mereka dan manusia yang tinggal di sekitar gunung Lawu. Tetapi selama ini ia tidak menonjolkan kekuasaannya (tidak meminta penghormatan secara khusus), dan tidak dikenal oleh masyarakat setempat, karena dimensinya yang tinggi yang menyebabkannya tidak terlihat oleh manusia walaupun mampu melihat gaib. Selama suasana di gunung Lawu aman damai itu sudah cukup baginya. Ia juga menghormati mahluk halus lain di gunung Lawu yang lebih sakti darinya, karena juga menjadi tempatnya meminta bantuan jika suatu saat ada gangguan.
Penguasa lapis ketiga gunung Lawu adalah beberapa komunitas mahluk halus di bagian lereng dan kaki gunung Lawu. Salah satunya adalah komunitas gaib yang dipimpin oleh bangsa jin bersosok seperti manusia laki-laki tinggi besar yang berjuluk Kyai Jalak yang menjadi legenda di gunung Lawu. Keberadaan semua komunitas mahluk halus itu bersifat menjaga kesakralan dan ketentraman kehidupan di gunung Lawu. Mereka juga menghormati mahluk halus lain di gunung Lawu yang lebih sakti dari mereka, karena juga menjadi tempat mereka meminta bantuan jika suatu saat ada gangguan.
Gunung Merapi.
Sosok mahluk halus yang dianggap menjadi penguasa di gunung Merapi adalah sesosok bangsa jin berwujud seorang kakek-kakek berjubah putih yang biasa dipanggil Eyang Sapu Jagat. Kesaktiannya setingkat dengan Ibu Ratu Kidul. Sosok halus itu menjadi penguasa dan pengayom komunitas bangsa halus yang ada di gunung Merapi. Mereka tidak punya kekuatan dan kekuasaan untuk mengendalikan gunung Merapi atau untuk mencegahnya dari meletus, tetapi hanya bisa menyampaikan peringatan saja kepada para penduduk jika gunung itu akan meletus.
Di bagian lereng gunung Merapi yang mengarah ke Kaliurang tinggal sesosok jin berwujud ular naga besar berwarna hitam yang hidup sendiri, biasa disebut Kyai Antaboga. Wujudnya seperti ular naga dalam legenda bangsa Eropa (berkaki 4, berbadan besar dan berperut gendut seperti kerbau dan bisa duduk tegak seperti anjing, berbeda dengan ular naga legenda Cina yang bentuk tubuhnya panjang seperti ular). Kekuatannya sekitar 20 kalinya kesaktian gaib Ibu Ratu Kidul. Walaupun naga ini lebih sakti dari para bangsa halus yang berdiam di gunung Merapi, tetapi ia tidak bersikap sebagai penguasa.
Sering sekali gunung Merapi meletus atau "batuk-batuk", kadangkala juga terjadi gempa bumi. Seringkali kejadian-kejadian itu bukanlah kejadian alami biasa, karena penyebabnya adalah perbuatan mahluk-mahluk halus lain yang berada diluar kekuasaan Eyang Sapu Jagat untuk menangkalnya. Ketika itu terjadi, seringkali sekawanan besar kerbau banaspati yang tinggal di bagian kawah gunung berlarian turun seperti segerombolan kerbau liar ganas, menyatu dengan uap panas / awan panas (wedus gembel), berlarian liar menerjang apa saja yang ada di hadapan mereka dan membinasakan banyak kehidupan di sekitar lereng gunung di sepanjang jalur yang mereka lalui.
Sebenarnya ada segitiga kekuasaan gaib yang melingkupi Yogyakarta dan sekitarnya, yaitu kerajaan Ibu Kanjeng Ratu Kidul di selatan, dan di utara Yogya adalah Eyang Sapu Jagat sebagai penguasa gunung Merapi dan Eyang Krama di gunung Merbabu. Tetapi selama ini hanya gunung Merapi saja yang diakui, sedangkan gunung Merbabu tidak diakui, sehingga kehidupan spiritual dan supranatural yang terkait dengan keraton Yogyakarta seringkali menjadi timpang dan terganggu. Padahal segitiga kekuasaan gaib itulah yang selama ini sudah mengangkat pamor keraton Yogya dari dulu sampai sekarang, sehingga walaupun raja-rajanya lemah karisma wibawanya, tetapi tetap dihormati oleh rakyatnya, dan sampai sekarang keraton Yogya juga dihormati oleh pemerintah Indonesia
Para penguasa segitiga kekuasaan gaib itu saling mengenal dan menjalin pertemanan satu dengan lainnya, tetapi Eyang Krama dari gunung Merbabu sekarang sudah tidak lagi berada di tempatnya semula, sudah pindah menetap di tempat lain, yang ketiadaan kehadirannya itu lambat laun akan semakin menampakkan aslinya karisma keraton Yogya yang sudah memudar, sesuai aslinya kondisinya, sama seperti keraton Solo.
Gunung Slamet.
Penguasa gaib gunung Slamet adalah sekelompok mahluk gaib 5 sosok bangsa jin golongan putih. Sosoknya masing-masing seperti manusia tinggi besar bertelanjang dada dan berkepala botak. Masing-masing kekuatan gaibnya kira-kira 30 kalinya Ibu Ratu Kidul. Mereka membawahi semua mahluk halus di gunung Slamet.
Di bagian lereng dan kaki gunung Slamet ada banyak terdapat bangunan gaib berupa petilasan atau rumah peristirahatan yang dihuni oleh sukma manusia penguasa-penguasa tanah Jawa jaman dulu dari Jawa Tengah dan Yogya beserta keluarga mereka (terutama dari jaman kerajaan Mataram dan yang masih ada kaitannya dengan kerajaan Mataram).
Kota Jakarta juga banyak berpenghuni makhluk halus sakti, dan jauh lebih sakti daripada Ibu Ratu Kidul. Sebagian dari mereka memancarkan suatu hawa aura energi, positif ataupun negatif, yang berpengaruh terhadap kehidupan manusia di sekitar lokasi keberadaan mereka.
Di setasiun Gambir dulu ada 3 serangkai bangsa jin yang dulu menjadi bahurekso kota Jakarta. Pemimpinnya bersosok menusia berjubah putih, biasa disebut Eyang Jayakarta. Yang 2 lainnya bersosok manusia tinggi besar berkepala botak dan bertelanjang dada. Masing-masing mereka berkekuatan lebih tinggi daripada Ibu Ratu Kidul, tetapi sekarang mereka sudah tidak tinggal disitu lagi, sudah pindah ke tempat lain.
Sama dengan di daerah-daerah lain, biasanya di setiap kelurahan di Jakarta juga ada sesosok bangsa jin yang menjadi bahurekso di wilayahnya masing-masing. Jadi jika suatu saat anda mengalami adanya serangan atau gangguan gaib, sebaiknya anda meminta tolong kepada jin yang mbahurekso di tempat tinggal anda masing-masing. Sebelumnya dicari dulu posisi keberadaan jin si mbahurekso itu. Kalau sudah ketemu nantinya komunikasinya bisa dengan cara tayuhan, bisa juga langsung kontak rasa atau batin kalau sudah nyambung (mencari posisinya dan berkomunikasi dengannya bisa juga dengan cara tayuhan, baca : Ilmu Tayuh Keris).
Persis di sisi Tugu Monas berdiri, ada berdiri satu sosok jin seperti manusia raksasa tinggi besar, berpakaian putih seperti pendekar dengan bagian dada terbuka dan memakai ikat kepala putih (seperti Wiro Sableng). Tinggi tubuhnya + 50 meter, tangan bersedekap berdiri menghadap ke arah timur-selatan (tenggara) Jakarta. Kekuatan gaib aslinya dulu lebih dari 100 kali lipatnya kesaktian Ibu Ratu Kidul. Dengan ukuran tubuh sebesar itu dan pancaran energi yang besar, seharusnya keberadaannya dapat terlihat atau terdeteksi dari jarak yang cukup jauh. Tetapi dimensinya sangat halus, pancaran energinya besar dan tajam tetapi juga halus sekali, sehingga keberadaannya sampai saat ini tidak diketahui orang, termasuk oleh orang-orang "sakti" yang sering muncul di TV dalam acara "'dunia gaib".
Di daerah Buncit - Mampang Prapatan arah ke Blok M, di bawah tanah ada 3 ekor naga tapa, yang 2 berwujud ular naga hitam (satu besar satu lagi lebih kecil), satunya lagi berwujud seperti ular belut putih (belut bule). Karena keberadaan bangunan rumah, gedung dan jalanan di atasnya yang seolah-olah menekan mereka, tubuh mereka memancarkan aura yang tidak baik untuk kesehatan, menyebabkan orang mudah sakit fisik dan stress atau 'sakit pikiran'. Masing-masing naga tersebut panjang tubuhnya + 5 km.
Di Gunung Srandil, Cilacap, Jawa Tengah, sebuah bukit yang banyak didatangi orang untuk tujuan wisata atau untuk tujuan ritual gaib dan spiritual, juga banyak berpenghuni sosok gaib berkekuatan tinggi. Salah satunya berwujud seekor ular naga hitam yang kerap bergerak berjalan mengelilingi bukit itu atau diam di atasnya. Naga tersebut panjang tubuhnya + 5 km. Kekuatan gaibnya kira-kira 20 kali lipat kesaktian gaib Ibu Ratu Kidul. Tetapi naga hitam itu bukan penguasa utama di gunung Srandil. Penguasa utama Gunung Srandil adalah sesosok jin bertubuh seperti manusia laki-laki tegap kekar dengan tinggi tubuh + 3 m yang berdiam di bagian atas bukit Srandil dengan kekuatan gaib kira-kira 60 kalinya kesaktian Ibu Ratu Kidul.
Di Jawa Timur ada makhluk gaib seekor naga besar mirip seperti naga cina berwarna hitam pekat, berkaki 4, bersungut, tidak bersayap, tidak bertanduk dan tidak bermahkota. Tubuhnya melingkari sebuah gunung, panjang badannya + 30 km, kekuatannya + 300 kalinya kekuatan gaib Ibu Ratu Kidul. Termasuk jenis naga tapa. Sebaiknya tidak Penulis sebutkan posisi keberadaannya, karena bila merasa terusik ia dapat merusak keseimbangan alam dan dapat membinasakan banyak kehidupan di pulau Jawa.
Di Jawa Tengah ada juga sesosok gaib yang disebut Naga Baru Klinting, mirip seperti naga cina berwarna hitam pekat, bersungut, tidak bertanduk dan tidak bermahkota. Panjang badannya 5 km, 300 KRK. Termasuk jenis naga tapa. Sebaiknya juga tidak disebutkan posisi keberadaannya, karena bila merasa terusik ia dapat merusak keseimbangan alam dan dapat membinasakan banyak kehidupan di pulau Jawa.
Bangsa jin yang tertinggi kekuatannya di bumi, golongan putih maupun hitam, adalah sekitar 30.000 kali lipat kesaktiannya Ibu Ratu Kidul (30.000 KRK). Sosok wujudnya kebanyakan seperti manusia laki-laki kekar bertelanjang dada dan berkepala botak dengan tinggi tubuh rata-rata sekitar 30 meter. Beberapa di antaranya, baik yang golongan putih maupun hitam, berdiam di pulau Jawa, tetapi posisi-posisi keberadaan mereka tidak perlu disebutkan supaya tidak menimbulkan sesuatu yang negatif, cukup untuk menjadi bahan pengetahuan dan kewaspadaan kita saja.
Di sebelah timur candi Borobudur, + 5 km dari candi tersebut, ada sinar gaib berwarna putih kehijauan berdiameter + 1 inci, memancar dari pusat bumi ke langit. Sebuah mercusuar gaib.
Itulah pusar-nya pulau Jawa !!!