Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Jejak Misteri Kisah Nyata "Si Tarjo" (PART 3)


JEJAKMISTERI - Hutan gelap merupakan hamparan hutan yang tak mendapat penerangan sama sekali hanya mempunyai jarak pandang tak lebih dari satu meter itu pun di area yang agak lapang,-

kehidupan disana juga mempunyai mata tetapi tak berfungsi sebagai mana mestinya, mereka semua mengandalkan naluri penciuman dan perabaan, hanya sebagaian bangsa raksasa saja yang matanya bisa bersinar sebagai bentuk untuk memandang,-

bangsa naga matanya juga menyala-nyala jika berada dihutan gelap serta sebangsa manusia kerdil tak berkaki hanya memiliki dua tangan dan jika berjalan akan menggelindingkan tubuh, matanya pun bisa menyala, mempunyai gigi-gigi yang sangat tajam, selebihnya hanya gelap semata sejauh mata memandang, mempunyai satu jalan yang sangat panjang untuk menuju istana negeri atas angin,-

dalam perjalanan di gelapnya hutan kuda-kuda penarik kereta kencana memancarkan cahaya pada tanduk-tanduk mereka hingga bisa menerangi jalan yang di tuju, memasuki hutan gelap pada sisi dalam, arimbu melepaskan ribuan anak panah yang menyala-nyala keudara sebagai tanda bahwa kereta kencana kerajaan negeri atas angin hutan kalak melintas di hutan gelap,-

itu sebagai bentuk peringatan agar siapa pun tidak boleh menghalangi atau mengganggu perjalanan kereta kencana dalam melintasi hutan gelap jika tidak berurusan dengan dua senopati sakti arimbi arimbu,-

tetapi itu tak berpengaruh, jika mereka mencium tubuh manusia, mereka bisa sebringas srigala-srigala lapar ketika mencium makanan, dan itu hanya dimiliki oleh sekelompok raksasa yang memang ingin atau suka manusia sebagai piaraan maupun mainannya.

Dalam kencangnya laju derap langkah kaki kuda di hutan gelap, turah lagi dan lagi kentut hingga baunya tercium oleh para raksasa dan mereka pun yang mencium langsung mengejar laju dari kereta kencana tersebut, para raksasa pun ingin mengetahui siapa gerangan yang berada dalam kereta, mata mereka pun menyala-nyala kearah sumber bau-bau manusia itu,-

tarjo yang melihat gelagat bakalan ada pertempuran lagi, langsung keluar dan menaiki atas kereta dan mengunci turah didalam kereta agar tetap aman. Melihat ada manusia keluar dalam kereta para raksasa semakin beringas ingin menangkapnya,-

kini tarjo sudah berada diantara arimbi arimbu yang duduk dikursi kusir sedangkan tarjo menghadap kebelakang mengamati para raksasa yang mengejar kereta dan semakin mendekat,

“Senopati tetaplah melaju kedepan biar aku hadapi para raksasa pengejar ini” kata tarjo.

“Iya raden mas” kata arimbi, sedangkan arimbu sudah melangkah diatas kereta mendampingi tarjo dan siap membentangkan busur saktinya kearah para raksasa pengejar,-

busur sudah direntangkan dan siap dilepaskan, sementara para raksasa sudah semakin dekat dan tiba-tiba sudah ada dikiri kanan laju kereta kencana serta mengapai-ngapai tangannya untuk merengut tubuh tarjo,-

arimbu seketika melepaskan ribuan anak panahnya, meluncur deras mengarah kearah para raksasa yang ada di belakang, seakan raksasa-raksasa itu dihujani oleh ribuan anak panah, dan yang kena pun langsung tumbang, tetapi mereka terus merangsek mengejar, mata mereka kian menyala-nyala kearah tubuh tarjo, bagai upaya untuk menghipnotis tarjo agar melompat dari kereta kencana yang terlindungi oleh senopati arimbi dan arimbu.

Tarjo yang merasakan adanya pengaruh-pengaruh itu, maka dia berusaha melawan hawa dari hipnotis yang ditebar oleh para raksasa, tetapi ketika dia berkonsentrasi melawan kekuatan hawa hipnotis,-

tiba-tiba satu tangan raksasa dari samping mengapainya dan membuat tarjo terpelanting jatuh, meski raksasa yang ingin menangkap tarjo sudah roboh tersambar cemeti geni arimbi, tetapi ujung tangannya masih bisa mengapai tubuh tarjo hingga terjatuh dari kereta kencana yang sedang melaju kencang,-

seketika arimbi dan arimbu berpekik “heeaaaaaaaatt” menghentikan kereta dan langsung melompat kearah jatuhnya si tarjo, arimbu langsung mendorong kereta dengan tenaga dalam yang sangat kuat, menjadikan kuda-kuda penarik kereta berlari kembali menuju istana negeri atas angin yang hanya berpenumpang turah saja.

Ketika si tarjo terjatuh segerombolan manusia kerdil menggelinding langsung menangkapnya mengeroyok tarjo untuk di bawa kerumah sarangnya, ada teriakan-teriakan aneh yang bersaut-sautan dari mulut manusia kerdil tak berkaki, sepertinya mereka mengundang bala bantuan teman-temannya, karena mereka kini telah bersaing berebut sosok tubuh manusia dengan para raksasa,-

mengetahui manusia incarannya terjatuh dan kini tertangkap manusia kerdil, para raksasa pun berusaha mengambil hak yang akan menjadi miliknya.

Dalam keseharian para koloni manusia kerdil takut dengan para raksasa akan tetapi kali ini sosok manusia yang merupakan piala sangat berharga dan harus diperjuangkan dengan mati-matian walau harus bertempur dengan para raksasa yang seharusnya ditakutinya,-

kini mereka manusia kerdil berdatangan memenuhi hutan gelap sisi jalan utama, dimana si tarjo tadi jatuh, bertarung dengan para raksasa untuk mempertahankan apa yang sudah mereka dapatkan yaitu sosok manusia sebagai kebanggaan tersediri untuk mendapatkannya,-

pertempuran hebat tak terelakan manusia kerdil tak berkaki yang berjumlah ribuan bertempur dengan para raksasa yang mungkin hanya ratusan, karena sudah banyak yang tersungkur ketika terkena panah arimbu maupun sabetan cemeti geni arimbi waktu mengejar laju kereta kencana tadi,-

arimbi arimbu kesetanan dalam menyerang siapa saja yang ada didekatnya, semua tak luput dari kekejaman tangannya, baik manusia kerdil maupun raksasa terkena kekejaman senjata-senjata mereka dalam memecah pertempuran antara manusia kerdil dan raksasa-raksasa, untuk menyelamatkan si tarjo,-

kini arimbi merubah dirinya sebesar raksasa sedangkan arimbu merubah dirinya sendiri sekecil para manusia kerdil, agar dalam pertepuran mereka dapat menemukan si tarjo yang terjebak diantara raksasa dan koloni manusia kerdil yang kini sedang menangkapnya.

Arimbi yang sudah berubah menjadi senopati raksasa menebaskan kesana kemari pedang birunya mencari sasaran para raksasa, dan para raksasa pun melawan dengan sengitnya, pertempuran segitiga yang sangat seru didalam hutan gelap,-

sedangkan para korban tak berdaya langsung jadi santapan pohon-pohon hidup yang akarnya terus bergerak mencari mangsa melilit para korban tak berdaya lalu menghisapnya sampai kering dan menjadi debu-debu hutan gelap, sedangkan arimbu yang menjadi kecil terus menerus melepaskan anak panahnya untuk membangkar pertahanan manusia kerdil yang begitu rapat nan kokoh dalam menyekap si tarjo sambil terus menerus memanggil manggil nama tarjo,

“Raden mas.., raden mas raden mas bangun raden mas., bangun..” sambil terus menyerang membabi buta,-

sedangkan si tarjo setelah terjatuh ketika melawan hipnotis para raksasa, masih terlelap tak sadarkan diri dan dilindungi manusia kerdil yang nantinya akan dijadikan tawanan atau piaraannya,-

tarjo terus terlelap dalam mimpi seakan dia terbuai dalam indahnya mimpi, padahal tarjo ditengah-tengah pertempuran sengit segitiga yang begitu riuh akan suara-suara peperangan berwarna kematian.

Sampai pada akhirnya koloni manusia kerdil dapat membawa si tarjo yang terus terlelap disalah satu tempat persembunyian dari koloni tersebut dan menghilang sedikit demi sedikit dari sengitnya pertempuran,-

sedangkan arimbu kehilangan jejak dari mereka, karena keasikan membantai tanpa disadari tarjo sudah dibawa pergi jauh dari area pertempuran, dan arimbi terus menerus bertarung dengan para raksasa juga tak sadar akan terkecoh oleh ulah koloni manusia kerdil,-

nasib tarjo kini berada di tangan para manusia kerdil yang menyekapnya dan masih belum sadar diri dari pengaruh hipnotis kuat sang raksasa.

Arimbi arimbu dua senopati negeri atas angin hutan kalak pun menangis karena tak menemukan si tarjo dalam gelapnya hutan gelap dan di yakini bahwa keselamatan tarjo lebih berharga dari pada nyawanya sendiri,-

hanya kesunyian yang menelan suara-suara isak tangis mereka, harus berkata apa dihadapan sang putri junjungannya jika tak membawa kembali si tarjo yang sudah di pesankkan kepada mereka berdua atas semua keselamatan diri tarjo dan si turah,-

mungkin sekarang si turah sudah sampai di istana negeri atas angin hutan kalak, lantas apa kata-kata tuan putri jika si tarjo tak berada dalam kereta dan juga kini nyawanya terancam karena tertawan oleh suku manusia kerdil tak berkaki itu, gelayut sedih dan isak tangis terus bersemayam di hati dua senopati negeri atas angin hutan kalak.

“Kita harus menemukan raden mas..” arimbi berkata dan mulai menghentikan isak tangis kehilangannya.

“Ya kita harus menemukan raden mas,” arimbu menjawab.

“Gunakan ajian mata terang” kata arimbu.

Maka mereka pun berdua menggosok-gosok kedua tangannya kemudian mengusapkan ketelapak tangannya pada kedua mata mereka, seketika mata arimbi arimbu menyala terang dan langsung memandang sekeliling hutan gelap untuk menentukan arah yang akan dituju dalam mencari diri sosok tarjo,-

mereka berdua akhirnya melangkah memasukki sisi dalam hutan mengikuti jejak-jejak manusia kerdil dengan sorot mata yang begitu terang menyinari jalan mereka,-

pedang biru arimbi mengeluarkan cahaya tak kalah terangnya, dan sesekali membabat kekiri dan kekanan ketika akar-akar dari pohon hidup ingin menangkapnya.

“Jejak ini semakin kedalam dan hutan hidup ini akan semakin menyulitkan kita karena semakin kedalam akan semakin lebat akar-akar yang akan menangkap tubuh kita” kata arimbi.

“Akan ku bakar dulu dengan panahku biar mereka tak mengganggu kita,” jawab arimbu dengan mulai merentangkan busur panahnya, dan seketika satu anak panah meluncur deras menyemburkan api hingga membakar hutan yang akan dilalui kedua senopati negeri atas angin hutan kalak, agar akar-akar yang ingin menyerang dibuat jerah dulu dan tidak menyerang kedua senopati dalam melintasi hutan gelap tersebut,-

dalam kobaran api hutan gelap ada kelebatan bayangan-bayangan manusia kerdil yang berlompatan dari dahan ke dahan menghindari kobaran api yang dibuat oleh arimbu, dan itu mengarah kebarat sisi dalam hutan gelap, hingga arimbi dengan sangat cepat berkelebat terbang menyusul dari manusia-manusia kerdil yang akan pergi menjauh, arimbu pun terbang mengikuti dari belakang mengejar arimbi yang lebih dahulu melesat.

Ditengah perjalanan mereka kehilangan jejak lagi, hingga mereka berdua menaiki pohon tertinggi dan mengamati sekeliling dengan mata yang terus menyala-nyala mencari arah, tetapi kegelapan yang mereka temui, hanya hamparan kegelapan yang ada,-

rasa lelah dan putus asa mulai menghampiri jiwa mereka, dibayangannya jika mereka berdua kembali dengan tidak membawa si tarjo, pastilah kepala mereka menjadi taruhannya di penggal atas kecerobohan dan kelalaian dalam menjaga si tarjo yang memang sudah dipercayakan penuh kepada mereka berdua.

Sementara itu di depan pintu gerbang istana sang kuda meringkik ringkik keras sambil menghentak-hentakkan kaki juga dengan kerasnya,-

hingga membuat penjaga gerbang kerajaan melonggo melihat kejadian itu, dikarenakan dua senopati yaitu arimbi dan arimbu tak ada dikursi kusir kereta kencana,-

ringkikan kuda hingga terdengar sampai kedalam istana membuat seluruh penghuni istana keluar menuju pintu gerbang istana tak terkecuali sang putri kemuning,-

setelah semua keluar sang kuda pun berhenti membuat gaduh, begitu melihat sang putri kuda-kuda penarik kereta kencana langsung menunduk memberi hormat kepada sang putri dan ketika sang putri bertanya kepada sang kuda dengan raut wajah cemas,

“Dimana kedua senopati arimbi arimbu yang mengendalikanmu.,”

Sang kuda menjawab,
“Hamba disuruh pergi ke istana dulu sementara tuan putri senopati berdua bertarung dihutan gelap mencari raden mas yang terjatuh kerena pengaruh para raksasa,”

Dengan wajah memerah padam tangan sang putri yang menghitam mengeluarkan asap keputih-putihan tanda marah yang amat sangat, jika tangan itu sampai menyentuh sang kuda maka seketika kuda-kuda itu akan tumbang dan mati mengenaskan,-

tetapi niatan itu diurungkan dan memyimpan tangan amarahnya kedalam bajunya kembali, kemudian sang putri bersiul dengan lengkingan tinggi memanggil naga tunggangannya bernama si gora-gora.,-

tak berselang lama naga gora-gora muncul dari balik awan langsung berada di depan sang putri dengan merebahkan diri siap menjadi tunggangan sang tuan putri kemuning sari madu, sebelum menunggangi sang naga sang putri berkata,
“Urus si turah yang pingsan itu dengan baik, jangan menakut-nakuti dia dan tidurkan di belakang kamarku, nanti setelah siuman beri minum air telaga atas angin”

“Baik tuan putri” jawab abdi dalem kerajaan bernama tundo colok yang juga merupakan salah satu guru kerajaan negeri atas angin hutan kalak,-

dalam kereta si turah telah kaku dengan pingsan ketika tundo colok mengangkat tubuh si turah, mata turah ditutup dengan telapak tangannya dan memberinya sesuatu kekuatan yang kelak tak akan merasa takut atau gentar jika melihat hal-hal aneh maupun gaib yang mengerikan sekalipun.

Akhirnya sang putri kemuning dan beberapa senopati pilih tanding lainnya, menunggangi naga mereka masing-masing dan pergi kehutan gelap untuk mencari tarjo juga membantu arimbi arimbu yang masih berada didalam gelapnya hutan gelap,-

mereka pun terbang beriring-iringan sang putri kemuning sari madu berada ditengah-tengah kawanan naga yang sedang terbang membelah awan menuju hutan gelap,-

tak seberapa lama kawanan naga dari negeri atas angin hutan kalak yang di pimpin langsung oleh tuan putri, telah sampai diatas langit hutan gelap yang selalu tertutup awan hitam, mereka berputar-putar sambil memberi tanda dengan koar-koar sang naga yang bersautan membelah angkasa raya,-

mendengar teriakan sang naga gora-gora arimbi dan arimbu melesat terbang keatas untuk menemui junjungannya tuan putri kemuning sari madu, naga-naga itu berhenti berputar-putar setelah munculnya dua sosok bayangan putih di depan mereka,-

sambil tertunduk dan berlinang air mata arimbi arimbu menghaturkan sembah kepada junjungannya sang tuan putri lalu berkata,
“Maafkan hamba tuan putri yang telah lalai dalam menjalankan tugas, hamba berdua siap menerima hukuman dari sang putri, walau itu kepala hamba, karena kelalaian itu,”

Sang putri hanya diam, tetapi sorot matanya mengandung hawa amarah yang terpendam, kemudian pangeran jalak dara saudara termuda dari putri kemuning sari madu berkata,
“Tunjukkan dimana raden mas terjatuh.,”

Sambil tetap menunduk arimbu menjawab 
“Mari pangeran ikuti hamba.”

Setelah itu kedua senopati arimbi arimbu melesat turun ke dalam hutan gelap, dan diikuti kesebelas naga-naga garang negeri atas angin hutan kalak, mereka pun mendarat tepat dimana si tarjo terjatuh dan lenyap,-

putri kemuning terdiam beberapa saat kemudian mengangkat tangan kanan tinggi-tinggi, lalu ada kilatan cahaya seperti petir yang menyambar tangannya dan kini di tangannya sudah tergenggam sebuah tongkat berukir indah terbuat dari kayu diatasnya bagian kepala tongkat terdapat sebuah batu berwarna merah delima sebesar genggaman tangan yang sangat berkilau alam gelapnya hutan gelap.

Kemudian sang putri menurunkan tongkat, memandang sekeliliing,
“arimbu rentangkan busur panahmu lepaskan sewu panah kearah langit”

Arimbu langsung merentangkan dan melepaskan anak panahnya ke arah langit dan setelah ribuan anak panah dilepas, sang putri menunjukkan tongkat kayunya kearah panah-panah yang dilepas arimbu,-

seketika itu keluarlah cahaya-cahaya abadi dari panah-panah arimbu yang didorong oleh sekilas cahaya yang keluar dari permata merah delima tongkat putri kemuning hingga membuka tabir awan hitam yang kini menjadi terang benderang di area mereka berpijak beradius sejauh mata mereka memandang,-

hutan gelap kini jadi terang di sebagian area hingga nampak para raksasa berlarian menghindari cahaya yang ditimbulkan oleh perpaduan antara panah arimbu dengan tongkat pucang kalak berkepala merah delima itu,-

manusia kerdil pun berlarian dengan menggelinding masuk kedalam sarang-sarang persembunyiannya, pohon-pohon hidup pun menciut nyalinya sulur-sulur akar yang biasa bergerak-gerak mencari mangsa seketika menyembunyikan diri dikokohnya batang-batang hitam tak berdaun itu,

“Hai penghuni hutan gelap serahkan sahabatku yang kau tangkap itu,,” suara sang putri menggelegar seantero hutan gelap.

Tapi tak ada jawaban, hanya kesunyian mendera suasana hutan gelap, mereka rupanya ketakutan akan kehadiran sang putri kemuning yang begitu kejam tangannya kala amarah melanda,

“Haaaiiiii kembalikan sahabatku cepaaat,” kini suaranya lebih menekan dan dengan dorongan tenaga yang luar biasa besarnya mungkin seluruh penghuni hutan gelap mendengar suara bernada ancaman dari sang putri kerajaan negeri atas angin hutan kalak.

Sejenak sunyi menyelimuti benak-benak para senopati dan sang putri, alam seketika hening laksana rasa takut yang mengkirap suasana batin para penghuni hutan gelap, asap-asap tipis sisa kemarahan arimbi arimbu masih menggelantung dirasa takut pohon-pohon hidup yang tak bisa lari kemana-mana tak selayak para raksasa dan koloni suku kerdil yang menyembunyikan diri dalam lubang-lubang persembunyian dan sisi gelapnya hutan,-

benderang itu telah menyurutkan nyali para sang pemberani di kegelapan menjadikan mereka kutu-kutu yang mungkin takut akan mati,

“Adikku jalak dara kau kesisi kiri bersama arimbi dan arimbu aku akan kesisi kanan bersama para paman senopati ini..”

“Baik yunda..” jawab jalak dara.
Mereka pun bergerak kesisi kanan dan sisi kiri hutan gelap untuk menemukan si tarjo.

Sementara itu keadaan si tarjo masih terlelap pulas dalam hipnotis sang raksasa, tetapi tubuhnya aman karena adanya pusaka kayu pucang kalak yang masih setia terselip di pinggangnya, tak akan ada yang bisa melukai si tarjo miski dia tertidur nyenyak,-

para manusia kerdil yang menculiknya tak bisa berbuat apa-apa, mereka hanya bisa mengangkatnya tetapi tak bisa mempermainkan atau menyakiti tubuhnya, juga tak bisa menyadarkannya,-

setelah menyembunyikan tarjo dari para kerumunan raksasa manusia kerdil berupaya membangunkan tarjo dari tidurnya, tetapi mereka tak bisa, dan dikira tarjo sudah mati maka mereka meninggalkannya dalam sarang persembunyian seorang diri, apalagi ketika melihat arimbi arimbu marah membakar hutan gelap, mereka pun lari pontang-panting menyelamatkan diri dan meninggalakan tarjo seorang diri di tempat tersembunyi.

Dalam tidur lelap sang tarjo merasa dibawa raja-raja pendahulu dari negeri atas angin hutan kalak dimana memang hutan gelap merupakan tempat bertapa para raja dan kesatria-kesatria negeri atas angin hutan kalak,-

di tempat persembunyian itulah dulunya menjadi tempat pertapaan raja-raja maupun kesatria dalam menimbah ilmu-ilmu pamungkas yang sakti mandraguna,-

tarjo dalam tidurnya merasa ada yang mengajari sesuatu dalam mimpi, gerakan-gerakan aneh dimana dia berdiri ditengah-tengah dan dikelilingi oleh orang yang tak dikenal sebelumnya, dan tarjo merasa disuruh menirukan gerakan-gerakan yang tak pernah bisa dia dipahami dengan cepat dan tanggap.

Dan dilain tempat didalam istana si turah sudah siuman dan sehat kembali, tundo colok yang diberi mandat untuk menjaga turah tak sedikit pun berpaling dari tubuh si turah sewaktu si turah masih pingsan,-

melihat si turah sadar abdi dalem yang juga salah satu guru sakti kerajaan negeri atas angin bernama tundo colok langsung memberinya minuman dalam periuk perak berisi air telaga atas angin,-

tanpa sungkan-sungkan lagi si turah menghabiskan air telaga atas angin yang tersedia diperiuk itu, entah haus atau kerasukan dan cengar-cengir ketika melihat orang asing yang memberinya minum,-

seperti itulah si turah cengar-cengir ketika seseorang memberinya sesuatu miski yang memberinya tidak dikenalnya, setelah itu tundo colok memperkenalkan diri,
“Saya tundo colok abdi dalem kerajaan negeri atas angin saya juga akan menjadi pengawal anda den bagus turah selama berada dinegeri atas angin,”

“Lo lo lo,,, kowe ko' ero jenengku paman.,”

Tundo colok hanya tersenyum, dan berkata,
“Tuan putri kemuning den, yang memberi tahu nama njenengan”

“Wele wele., aku wes terkenal to rupanya, terus mas tarjo, ndoro putri kemana???” sambil tertawa.

Tundo colok pun berbohong atas kejadian sesungguhnya, dan berkata,
“Raden mas tarjo dan tuan putri masih jalan-jalan keliling istana negeri atas angin bersama arimbi dan arimbu, karena raden mas tarjo berkeinginan melihat-lihat seluruh yang ada di istana negeri atas angin.”

Negeri atas angin hutan kalak begitu makmur semua rakyat yang hidup disana dalam kesejahteraan.

Semua tata pemerintahan berjalan tanpa ada gejolak saling menjatuhkan atau iri kepada yang lain, sendi-sendi kehidupan berdenyut mengikuti peraturan-peraturan yang telah digariskan oleh kerajaan, tak ada dari rakyat yang melanggar sampai batas melebihi hingga pihak kerajaan sampai menjatuhkan hukuman yang berat, jika memang ada akan terhukum hati, itu menjadikan mereka mentaati semua peraturan dan hukum negara.

Dalam keseharian mereka sering bergotong-royong saling mendukung dan rukun sesama mereka, sungguh pemandangan yang sangat kontras dengan kehidupan nyata dimata turah, ketika cundo colok mengajak melihat lihat sisi barat istana dari kehidupan masyarakat negeri atas angin hutan kalak.

Turah melihat suatu kejadian di suatu tempat aula yang besar dimana disitu diadakan pemilihan hulubalang sisi istana barat yang memang sedang kosong karena hulubalang lama ki randu anom telah diangkat menjadi senopati istana barat hingga kedudukannya sebagai hulubalang ditinggalkannya, maka akan dipilihnya lagi pengganti hulubalang randu anom yang sekarang naik pangkat menjadi senopati.

Dalam pemilihan itu banyak dihadiri kesatria-kesatria dan prajurit negeri atas angin hutan kalak, dan yang memimpin sendiri pemilihan itu adalah ki randu anom sendiri, ki randu anom hanya menancapkan tombak saktinya disebuah batu dalam aula tersebut, dan mereka para prajurit dan kesatria antri untuk mencabut tombak sakti ki randu anom dengan tertib tanpa ada saling sikut berebut yang terdepan untuk mencabut agar bisa menang dalam pemilihan hulubalang baru tersebut.

Mereka antri dengan teratur sesuai nomer antrian mereka masing-masing, suatu bentuk budaya yang patut dicontoh di kehidupan nyata, disisi lain ketika cundo colok mengajak si turah dalam acara jalan-jalan di sisi barat istana negeri atas angin hutan kalak, cundo colok memperlihatkan budaya rapat anggota dewan kepemimpinan istana barat yang dihadiri semua para pemimpin istana barat, tak ada yang absen dalam rapat tersebut, tak ada hujan intrupsi atau pertengkaran mulut hingga meramaikan suasana ruangan selayak ruangan bermain anak-anak tingkat kanak-kanak yang memperebutkan mainan atau makanan, tak ada yang mengantuk atau tertidur ketika putusan-putusan penting di bacakan atau sebagainya seperti yang dilakukan oleh anggota dewan kita ketika mengadakan rapat kebijakan.

Sungguh suatu bentuk pemerintahan yang berjalan jujur dan adil sesuai jalan masing-masing dengan tak melanggar tata tertib yang sudah digariskan oleh pihak kerajaan.

Bukan tak berarti di kerajaan negeri atas angin hutan kalak tak ada penjahat atau semua warganya baik-baik semua, bukan, dalam peradilan negeri atas angin hutan kalak para hakim pengadilan diisi oleh sosok hakim yang sangat bijak.

Dalam memutuskan perkara seadil-adilnya tak melihat itu, anak, kerabat bahkan pejabat itu sendiri, jika bersalah maka akan dihukum.

Tak ada sogok menyogok perkara, atau lobi-lobi jual beli masa hukuman, karena jika itu dilakukan maka sang hakim akan menjatuhkan hukuman bertambah berat, jika mengetahui adanya praktek-praktek tersebut diatas.

Turah dalam berjalan-jalan dengan cundo colok di pengadilan negeri atas angin hutan kalak di perlihatkan suatu bentuk putusan peradilan, dimana di situ terjadi suatu perkara antara rakyat biasa bernama trunggo jalak, gadis cantik bernama kecubung genik dan seorang pejabat kerajaan istana barat negeri atas angin hutan kalak bernama adipati sosro minyak sabrang.

Mereka terlibat cinta segitiga, si trunggo jalak seorang jejaka, si kecubung genik adalah gadis bangsawan istana sisi barat, sedangkan adipati sosro minyak sabrang sudah beristri dua dan masih ingin menikah lagi dengan si kecubung genik, maka terjadilah gejolak, sehingga si trunggo jalak melaporkan si adipati sosro minyak sabrang kepengadilan negeri atas angin hutan kalak istana barat, dalam pergulatan peradilan yang sangat rumit karena masalah cinta,-

maka sang hakim memutuskan putusannya kepada si kecubung genik untuk memilih sendiri lelaki yang akan menyuntingnya, dan setelah putusan dari sang gadis kecubung genik, maka kedua lelaki yang memperebutkannya harus mematuhi dengan seiklas-iklasnya, dan yang tidak dipilih menjauhi juga tak menggoda lagi, sedangkan untuk yang dipilih harus menikahinya dengan segera paling lama tiga hari setelah putusan pengadilan diketok.

Kecubung genik sebelum memutuskan melihat lihat kedua lelaki dihadapannya, kemudian setelah dirasa cukup dia menunduk dan berdiri melangkah menuju meja hakim untuk memberikan putusannya.

Sang hakim pun menyambutnya dengan ramah penuh senyuman, setelah berbisik sebuah nama kepada sang hakim, kecubung genik kembali duduk ditepatnya semula dan menunduk tanpa berani melihat kedua lelaki yang bertampang cemas berharap akan terpilih oleh kecubung genik yang sintal nan cantik itu.

Hakimpun bersuara “pengadilan negeri atas angin hutan kalak memutuskan sesuai pilihan yang terhormat putri kecubung genik, dan putusan ini harus dipatuhi sesuai perundang-undangan negeri atas angin, memutuskan,, bahwa yang dipilih oleh tuan putri kecubung genik adalah,,, (sang hakim menghela nafas sebentar) adalah,,,, saudara trunggo jalak, dengan ini putusan diberitahukan kepada semua warga negeri atas angin agar mematuhinya sebagai janji agar tidak melanggar putusan ini,-

dan untuk yang tidak terpilih atas putusan tuan putri kecubung genik agar mematuhinya, bila melanggar akan dihukum sesuai perundang-undangan negeri atas angin hutan kalak, tak peduli itu bangsawan, pangeran, pejabat kerajaan maupun rakyat biasa jika bersalah atau melanggar perundang-undangan hukum negeri atas angin akan dihukum,, demikian putusan ini dibacakan,, truuuuurtt tuuuuuuuuuuuuuuutt tuuuuuuurtttt (suara trompet putusan ditiup).

Si turah tersenyum melihat kejadian tersebut, sebuah peradilan dimana sebuah putusan dapat diterima semua pihak tanpa ada banding atau penolakan putusan dari keputusan tersebut.

Kini si turah diajak kesisi lebih barat istana barat yang langsung berbatasan dengan angkasa raya, tampaklah kumpulan awan yang sangat indah dilangit biru, sungguh sebuah pemandangan yang sulit disaksikan dibelahan bumi manapun, kemudian si turah diajak menuruni sebuah tangga kebawah, setelah berjalan kebawah kini hamparan awan itu persis dihadapannya.

Turah begitu tertegun kagum dengan semua yang dilihatnya, hamparan awan putih bersih membentuk permadi yang indah mengapung diudara, kemudian terdengar koar-koar suara yang tak pernah didengar sebelumnya oleh si turah, suara aneh yang terdengar begitu jelas ditelinga, perhatian turah kini tak lagi kearah permadi awan yang indah, melainkan kearah sumber suara.

Cundo colok mengetahui rasa penasaran si turah kemudian mengajak ke sisi dalam dari tebing-tebing negeri atas angin hutan kalak, kemudian cundo colok menyuruh turah berdiri menghadap kehamparan awan dan berkata,

“Rentangkan kedua tanganmu, tataplah jauh dalam awan tersebut”
Turah menuruti semua yang diperintahkan cundo colok tanpa membantah atau bertanya balik.

Kemudian cundo colok menotok punggung si turah (sekejab tubuh turah menjadi dingin seperti hawa pegunungan menyusuri aliran darahnya dan menjalari kesekujur tubuh, hingga dalam sekejab tampak mengigil kedinginan)

Lalu cundo colok menarik bahu kiri kanan dengan kedua tangannya di arahkan ke kedua telapak tangan hingga jari-jari si turah, (sekejab pula tubuh turah teraliri hawa hangat yang keluar dari kedua bahunya)

Ternyata tadi cundo colok membersihkan tubuh turah dengan memasukkan hawa dingin, dan menariknya kembali kemudian mengisi hawa murni hangat sebagai pengisi hawa yang akan bersemayam selamanya di tubuh turah.

Kemudian tangan cundo colok mencengkram kepala turah, maka tampaklah kepulan asap putih tipis dari rambut si turah (turah merasakan bahwa kepalanya serasa berat seperti menanggung beban ber kati-kati di kepalanya)

Asap-asap tipis itu terus mengepul dari kepala turah, dan secara perlahan kepalanya terasa enteng dan semakin enteng seiring hilangnya asap-asap yang keluar dari kepala.

“Gimana rasanya.,”
“Badan saya terasa ringan semua pegel-pegel amblas, dan serasa hangat terus, juga mata ini lebih dapat melihat lebih jauh lagi, ini telinga bisa mendengarkan lebih tajam,, alhamdulillah” jawab turah.

“Ayo kita lihat suara-suara aneh yang terdengar ini,” ajak cundo colok.

Mereka pun berjalan kelorong-lorong remang karena kiri kanan adalah dinding batu, maka di suatu tempat agak lapang tampak dua sosok berambut dan berjenggot menyentuh tanah, yang satu berjubah hitam panjang hingga tak nampak telapak tangan maupun kakinya, yang satu lainnya pun sama, cuman berjubah putih panjang, yang berjubah hitam berambut dan jenggot hitam sedangkan yang putih berambut serta jenggot putih, mereka adalah jalak hitam dan jalak putih penjaga sekaligus perawat para naga tunggang tuan putri dan para pangeran.

“Ini kyai jalak hitam dan kyai jalak putih, beliau penjaga alam bawah tanah dimana naga-naga bersarang, dimana beliau ini yang menjaga semua naga yang dipelihara disini, dan beliau berdua ini adalah juga pemberi makan naga-naga tersebut,, makanan para naga adalah orang-orang negeri atas angin yang mempunyai kesalahan yang amat sangat berat dan sudah diadili oleh pihak kerajaan, atau lebih tepatnya hukuman mati.”

Mendengar penuturan cundo colok bergidik juga bulu tengkuk turah.

“Mari masuk kedalam,” kata cundo colok.

Turah pun mengikuti cundo colok masuk kedalam sarang-sarang naga sambil sesekali memandang dengan tatapan aneh kepada kedua sosok jalak putih dan jalak hitam, dalam sarang naga ada hanya jalan setapak dimana disitu banyak naga-naga bersarang atau tinggal, mereka berdiam di tebing-tebing curam yang langsung berbatasan dengan angkasa raya, ketika ingin terbang mereka hanya menjatuhkan diri keudara dan langsung terbang kemana arah yang akan di tuju, turah begitu takjub melihat berbagai naga yang berdiam disana, sayang naga terbesar dan terhebat keluar bersama sang putri dan beberapa yang angker-angker di bawa kehutan gelap mencari tarjo yang sampai kini belum ditemukan oleh sang putri dan itu tidak di ketahui oleh si turah. 

Kyai jalak putih dan kyai jalak hitam merupakan pawang bagi naga-naga yang bersarang ditebing-tebing di bawah istana negeri atas angin, mereka lah yang melatih para naga menjadi tunggangan yang handal, dalam pertempuran atau akrobatik udara, mereka juga melatih naga-naga yang baru belajar terbang juga dilatih untuk bertarung mati-matian, sehingga jika menghadapi pertempuran tidak lagi dipertanyakan nyalinya.

Turah hanya menyimak saja semua penjelasan yang dituturkan cundo colok tentang semua naga-naga dan sang perawatnya sekaligus penjaganya, dan kyai jalak putih dan jalak hitam tiba-tiba satu sama lain memegang kedua tangan turah, kyai jalak hitam memegang tangan kiri dan kyai jalak putih memegang tangan kanan, mereka pun menariknya secara bersamaan dengan cara diam-diam, turah yang sedari tadi menaruh curiga langsung berteriak.,

“Lepaskaaaaan, tolong aku cundo colok,,,”
Cundo colok yang berada di depan satu langkah langsung berpaling kebelakang, mendapati tangan si turah yang sudah terentang, dengan teriak-teriak minta tolong,-

tapi cundo colok tidak menolongnya melainkan tertawa terbahak-bahak, melihat turah yang kian merontah-rontah takut menjadi makanan para naga, melihat cundo colok tertawa terbahak bahak, turah langsung mengeluarkan caci makian,
“Pengkianat, kutukupret, setan comberan tengik, lepaskan aku, atau kuratakan istanamu, bangsat.,”

Cundo colok mala tertawa lebih keras., sedangkan kyai jalak hitam dan putih sudah lenyap memasukki tubuh turah dan menyatuh di dalamnya.

Cundo colok masih tertawa-tawa melihat tingkah turah, sedangkan si turah sudah mulai terlepas dari pegangan kyai jalak putih dan kyai jalak hitam, karena mereka berdua sudah menyatu dalam tubuh turah, sedang si turah sendiri baru menyadari kalau didalam dirinya ada sesuatu yang beda, seperti kepercayaan diri yang begitu tinggi secara tiba-tiba dan itu berkat keberadaan kyai jalak hitam dan putih bersemayam didirinya.

Kyai jalak hitam dan putih sejak awal bertatap mata dengan si turah sewaktu diperkenalkan oleh cundo colok sangat tertarik dengan jiwa turah dan mereka berdua sepakat untuk bersemayam dalam tubuh turah selama diinginkan oleh sang pemilik tubuh itu sendiri.

Cundo colok masih tertawa-tawa meski tak sekeras tadi sedangkan turah hanya garuk-garuk kepala malu atas perkataan memaki tadi pada cundo colok.

“Maaf paman cundo atas mulut kotorku tadi, aku tak mengira kalau kedua kyai menyukai tubuhku yang kotor ini,”

“Sudah-sudahlah aku tahu apa yang ada dipikiranmu, kau takut di jadikan makanan naga-naga itu kan,” kata cundo colok.

“Iya paman, maafkan orang bodoh ini,” jawab turah, sambil tersipu malu atas cacimaki tadi.

“Sudah paman tahu, yang penting kedua kyai yang bersemayam dalam tubuhmu akan menjadikanmu sosok manusia yang akan susah di sentuh oleh apapun, atau makhluk-makhluk jahat yang ingin mencelakai dirimu selama kau berada di negeri atas angin hutan kalak ini.”

“Terima kasih paman” jawab turah bersemangat, karena dirinya kini berilmu.

Sementara itu dihutan gelap tarjo masih tertidur dengan mimpi-mimpi bertemu dengan para raja-raja juga kesatria-kesatria leluhur negeri atas angin hutan kalak, karena memang di tempat tarjo tidur terhipnotis adalah tempat dimana para raja dan kesatria luhur menempah ilmu-ilmu pamungkas disana.

Ternyata tarjo dijadikan murid istimewa bagi raja-raja dan kesatria terdahulu, karena baru sekali ini dalam siklus dunia negeri atas angin, mengangkat anak manusia menjadi murid mereka, dan itu sudah merupakan kehendak sang pecipta alam semesta, bahwa sosok anak manusia bernama tarjo menjadi murid dari raja diraja negeri atas angin hutan kalak.

Dan itu akan menjadikan sosok si tarjo menjadi manusia langkah dimuka bumi, karena menjadi dan mungkin satu-satunya mendapat ilmu-ilmu langkah dari para raja diraja negeri atas angin sebelum-sebelumnya yang memang rata-rata sakti nan bijak dari segi manapun. 

Hutan gelap yang angker kini tampak lebih angker dari sebelumnya, sejak kedatangan tuan putri, pangeran serta para senopati dengan naga-naga yang sangat amat menakutkan itu, mengobrak abrik seluruh hutan gelap untuk mencari si tarjo.

Karena dalam pengelihatan mata batin sang tuan putri, tarjo tersekap disuatu tempat yang terselubung dengan pengamanan super rapat.

Tuan putri tidak mengetahui bahwa yang melindungi tarjo adalah para leluhur raja diraja negeri atas angin sendiri, sedangkan mata batin tuan putri sudah tertutup hawa amarah, dan itu akibat pengaruh kutukan tangan hitamnya yang membuat jiwanya tidak stabil dan selembut dulu, semenjak mendapatkan kutukan tangan hitam, amarahnya semakin tinggi, sering menjatuhkan tangan jahat ketika amarah menaungi dirinya.

Naga-naga yang berputar-putar diudara membakar daerah-daerah yang dicurigai sebagai tempat persembunyian raksasa maupun manusia kerdil tak berkaki.

Sedangkan arimbi arimbu menangkapi semua raksasa dan orang kerdil dengan di bantu oleh senopati lainnya untuk di introgasi dimana si tarjo disembunyikan, kini penghuni hutan gelap sangat mencekam di cekam rasa ketakutan oleh tangan jahat sang putri, naga-naga kian beringas memuntahkan bola-bola api untuk membakar hutan gelap.

Sedangkan yang dicari yaitu si tarjo tertidur pulas dengan mimpi-mimpi bersama raja diraja yang mengajarinya ilmu-ilmu langkah hutan kalak.

Tak terasa Tarjo sudah menyerap ilmu-ilmu yang ia pelajari dengan cara bermimpi, bermimpi bertemu dengan para raja negeri atas angin hutan kalak yang sakti-sakti dan mau menurunkan ilmunya kepada dirinya.

Dengan begitu, kini Tarjo semakin digdaya kedepannya, ya, peristiwa yang sangat langkah jika para raja gaib negeri atas angin hutan kalak menurunkan ilmu-ilmu pamungkas ke sosok anak manusia bernama Tarjo.

Ini adalah takdir dimana Tarjo keluar dari kereta kencana, terhipnotis, kemudian terjatuh, dibawa lari manusia kerdil, disembunyikan ditempat dimana dulu para raja negeri atas angin hutan kalak bersemedi atau mengheningkan cipta, dan menempah diri untuk memperoleh ketingkatan pamungkas dari ilmu-ilmu yang mereka pelajari.

Lalu ditinggalkan yang kemudian menjadi berkah atas diri tarjo sendiri, berjumpa dengan para raja diraja negeri atas angin dan menjadikan mereka sebagai guru-gurunya sendiri.

Sementara itu diluar sana dan masih dihutan gelap negeri atas angin sang putri dan para senopatinya masih membabi buta menangkapi sebanyak mungkin para raksasa dan manusia kerdil untuk ditanyai dimana mereka menyembunyikan tubuh dari sosok Tarjo.

Sedangkan para naga terus menerus mengeluarkan bola-bola api dari mulut mereka untuk membakar hutan gelap hingga hutan gelap kian benderang oleh kobaran api yang dimuntahkan oleh para naga.

Tarjo kian mendekati tahap sempurna dalam mempelajari ilmu-ilmu dari para raja negeri atas angin dan di mimpinya,.

Sang ibu berbisik “Bangun nak sudah cukup tidurmu, lekas selesaikan urusanmu dan pulanglah ajak si Turah, jangan sampai dia terlena dialam yang bukan tempatnya.”

Seketika si Tarjo langsung bangun setelah mendengar kata-kata ibunya memanggil, dan dia bingung dengan tempat dimana ia terbangun, Tarjo pandangi sekeliling yang gelap meremang, kini dimatanya tampak kobaran api dimana-mana disekitarnya, tetapi tempat Tarjo tertidur tetap remang-remang.

Itu dikarenakan memang tempat Tarjo tertidur adalah tempat yang dikelilingi oleh kabut melingkar serupa dum dalam ruangan yang terlindung dari kobaran api atau cahaya-cahaya yang timbulkan oleh kobaran api muntahan dari para naga atau sambaran pedang dari Arimbi dan juga senopati lainnya.

Sang putri Kemuning Sari Madu mulai gelisah nan resah dalam pencariaan si Tarjo mulai dihinggapi rasa putus asa.

Sudah banyak raksasa dan manusia kerdil ditangkapi bahkan terbunuh oleh kekejaman senjata-senjata dari para senopati tetapi hasilnya adalah nol.

Ketika rasa putus asa sang putri menyelimuti hati, beliau termenung memegangi tongkat saktinya kemudian menancapkannya didepannya, duduk bersila dan memejamkan mata, meminta petunjuk kepada eyang-eyang raja di raja Negeri Atas Angin hutan Kalak, yang memang dulunya suka mendiami hutan Kalak dalam suatu perenungan.

Dalam perenungan sang putri tak melihat apa-apa, hatinya bertambah gelisah menyelimuti seluruh raga karena yang dicari dalam perenungan tak tampak sama sekali, dimana biasanya ia selalu bisa melihat jauh semua kejadian yang ada didalam hutan gelap, hanya yang nampak adalah para eyang-eyang raja diraja Negeri Atas Angin hutan Kalak yang duduk bersila semedi mengelilingi suatu benda yang tak dapat ditembus oleh mata batin sang putri, benda apakah itu.

Tiba-tiba salah satu eyang raja berkata kepada sang putri, “pulanglah cucuku orang yang kau cari baik-baik saja.”
Kemudian semua eyang raja diraja hilang dan tak nampak lagi dalam penglihatan sang putri, itu membuat sang putri Kemuning Sari Madu semakin penasaran di kegelisaannya.

Dia menangis berurai air mata karena tak menemukan yang dicari, ia merasa gagal dalam pencariaannya, meskipun mendapat petunjuk bahwa yang dicarinya baik-baik saja, itu menurut pesan eyang raja diraja, tetapi kenyataannya dia tak melihat sendiri bahwasannya si Tarjo baik-baik saja.

Dilema menyelimuti suasana hati sang putri antara terus mencari dan kembali keistana Negeri Atas Angin. Kemudian dikumpulkannya semua senopati dan pangeran dalam pencarian si Tarjo, sambil masih berlinang air mata sang putri berucap.

“Lepaskan semua para raksasa dan orang-orang kerdil semuanya kita sudahi pencarian ini dan kembali keistana.”

“Tapi tuanku putri kang mas Tarjo belum kita temukan bagaimana hamba mempertanggung jawabkan semua ini,” kata Arimbi yang juga masih dalam keadaan menangis karena masih diliputi rasa bersalah yang tak bisa menjaga keselamatan tamu istimewa kerajaan Negeri Atas Angin hutan Kalak.

“Sudahlah kata eyang raja diraja si Tarjo baik-baik saja tetapi aku sendiri tak bisa menembus keberadaannya seakan-akan dia diluar jangkauan penglihatanku.” Jawab sang putri.

Mereka akhirnya pulang keistana Negeri Atas Angin dengan tangan hampa, naga-naga yang membawa mereka terbang seakan-akan malas beranjak pulang, matanya masih mencari-cari apa yang tuan-tuan mereka cari.

Arimbi dan Arimbu masih tak bisa menyembunyikan rasa penyesalannya, mereka tahu, hukuman apa yang menantinya setelah tiba di istana Negeri Atas Angin hingga mereka berdua pasrah dengan hukuman yang akan diterima karena tak bisa menjaga tamu kehormatan Negeri Atas Angin Hutan Kalak.

Sementara itu dihutan gelap Tarjo sudah keluar dalam lingkaran yang melindunginya, memandang sekeliling hutan gelap dipenuhi oleh api-api dan bara selayak ada pertempuran besar melanda area tersebut. Dia bingung harus memilih jalan yang mana untuk mencari keberadaan si Turah dan kedua senopati Arimbi dan Arimbu yang membawanya masuk ke Negeri Atas Angin hutan Kalak.

Lalu ada bisikan gaib “Berjalanlah kedepan sampai kau menemukan sosok batu berwujud naga yang sedang tidur, dan nanti ketuklah kepalanya dengan pusaka kayu kalak, maka naga itu akan terbangun dan dia akan membawamu ke Istana Negeri Atas Angin untuk menemui temanmu dan putri Kemuning Madu Sari.”

Tarjo mengangguk dan kemudian berjalan sesuai petunjuk gaib yang membisikannya sebagai petunjuk. Ketika Tarjo berjalan menyusuri keremangan hutan gelap karena masihlah ada sisa-sisa api berkobar meski sudah hampir mati sebagai penerangan dalam perjalanannya, para raksasa dan suku kerdil kini mala takut kepada Tarjo, mereka bersembunyi atau ada yang melarikan diri ketika melihat Tarjo sedang berjalan mencari sosok batu yang menyerupai naga sedang tidur.

Dalam perjalanan Tarjo menjumpai sosok-sosok raksasa dan kaum kerdil yang lari bersembunyi ketika melihat Tarjo berjalan menyusuri jalan utama hutan gelap.

Mereka rupanya jera atas perbuatannya sendiri ketika memperebutkan sosok Tarjo yang berujung fatal dengan di ombrak obriknya hunian mereka oleh sekelompok para senopati Negeri Atas Angin yang begitu ganasnya membunuh dan membakar habis hampir separoh dari luas hutan gelap dan dipemimpin langsung oleh sosok yang paling ditakuti yaitu putri Kemuning Madu Sari sendiri.

Sosok putri Kemuning Madu Sari adalah seorang putri kerajaan Negeri Atas Angin hutan Kalak yang sangat bijaksana sekaligus panglima tertinggi kerajaan juga sangat kejam dalam menjatuhkan tangan jahat kepada para musuh-musuhnya, dan juga sosok pengampun jika musuhnya meminta ampun, menyerah dengan tulus nan tak mendendam.

Semenjak panglima tertinggi kerajaan Negeri Atas Angin hutan Kalak dipegangnya, tak banyak gejolak perlawanan yang dilakukan oleh bangsa-bangsa sekeliling Negeri Atas Angin. Karena memang sang putri berlaku tegas dan tanpa ampun kepada siapa saja yang akan mengadakan perlawanan ke Negeri Atas Angin hutan Kalak.

Dalam perjalanan Tarjo terus mencari sosok naga tidur yang berujud batu,
“Perasaan suda jauh aku berjalan ko' batu naga tidur belum kulihat ya, apa aku salah jalan, banyak dari raksasa dan manusia kerdil mala berlarian ketika melihatku berjalan sendirian, kemarin-kemarin mereka begitu beringas ingin memakanku sekarang mala sebaliknya, mereka seakan-akan takut pada diriku, hmm.. aneh.” Tarjo berguman sendiri sambil garuk-garuk kepala yang mungkin sudah dipenuhi ketombe.

Tak seberapa lama Tarjo berguman didepan ada sebongkah batu besar melintang ditengah jalan dimana akan menghalangi dari jalan Tarjo, karena gelap Tarjo mengeluarkan pusaka kayu kalaknya dan mengangatnya tinggi-tinggi, kemudian ujung dari pusaka Tarjo memancarkan cahaya terang hingga bisa menerangi jalan yang akan dilalui.

“Hmm.. batu besar menghalangi jalanku, coba ku periksa lebih dekat.” Guman Tarjo.

“Apakah ini yang dimaksud bisikan gaib itu, lantas dimana letak kepalanya,” lalu Tarjo mengamati dengan teliti kalau memang itu sebuah batu naga tidur maka dia harus mencari letak dari bagian kepalanya.

Tiba-tiba terdengar lolongan bersautan yang bisa merindingkan bulu kuduk, lolongan itu begitu menyayat urat rasa takut yang begitu dalam, siapa pun akan merinding bulu kuduknya ketika mendengar lolongan itu, entah apa dan siapa penyebab lolongan menyayat urat rasa takut itu, raksasa kah, manusia kerdil atau sosok makhluk penghuni hutan gelap lainnya.

Mereka terus melolong, suara lolongannya seperti srigala bercampur tangisan sosok perempuan merintih panjang, begitu aneh suaranya. Tarjo pun berkali-kali mengusap tengkuknya agar tak merasa berdiri bulu kuduknya.

“Suara lolongan apa ini begitu menyayat dan sangat menakutkan sekali, aach.. bikin rasa takutku menempel di pundak saja.” Guman Tarjo dengan masih meneliti batu yang menghalangi jalannya.

“Serupa sosok hewan batu ini, pasti ini batu naga yang dimaksud, tetapi dimana letak kepalanya, haduh lolongan itu membuatku kian ingin cepat-cepat keluar dari hutan ini.” Tarjo terus merancau sendiri.

Angin berhembus kencang seperti pusaran di sekitar batu itu dan terus diikuti suara-suara lolongan kian terus menerus menghantu diri Tarjo.

“Ini ekornya, ya ini ekornya, berarti kepalanya di depan sana.” Tarjo bersemangat mencari kepala dari batu itu yang memang sudah merasa takut di tempat tersebut.

“Aku saja takut apalagi dengan si Turah pasti dia sudah pingsan mendengar suara lolongan terus menerus tanpa tahu siapa yang lagi melolong itu, setan, jin atau siapkah mereka itu??” Tarjo terus berkata-kata dengan dirinya sendiri sambil terus mencari letak kepala dari batu tersebut.

Ternyata kepalanya tersembunyi dibagian perut, tanpa pikir dua kali Tarjo langsung mengetukkan pusaka kayu kalak kebagian kepala dari batu tersebut. “Tuk.,” Seketika batu besar nan hitam itu retak-retak hingga menimbulkan suara benda-benda pecah dengan sendirinya hingga membuat Tarjo mundur beberapa langkah.

Suara-suara lolongan kian lebih kencang dan bersautan bertambah ramai, sedangkan angin kian besar berputar disekitar batu naga tidur tersebut.

Dan tak seberapa sosok naga mencoba berdiri dan mengibas-ibaskan pecahan batu-batu yang menempel ditubuhnya hingga menimbulkan suara ratusan bahkan ribuan piring atau gelas yang terjatuh ketanah secara beriringan.

Naga itu telah berdiri sempurna matanya menyala merah, hidungnya mendengus mengeluarkan kepulan asap seperti kepulan asap kenalpot mobil yang baru di starter.

Tarjo mundur beberapa langkah, tak mengirah akan bertemu sosok naga yang sama dengan di film-film negeri dongeng. Naga itu mengeluarkan aungan panjang, mungkin dia mengabarkan bahwa telah selesai atau bangun dari pertapaannya. Seiring berhentinya aungan panjang itu, berhenti pula lolongan dan pusaran angin yang sejak dari tadi menghantui benak pikir Tarjo. 

Naga itu kemudian berlari kesana kemari sambil mengepak-ngepakkan sayapnya seperti sosok bayi naga yang akan belajar terbang.

Tarjo masih terperangah dengan apa yang dilihatnya sekarang tetap mencoba tenang walau dihatinya ada bimbang.

Bagaimana kalau saja naga ini tak mematuhinya dan akan melawan hingga akan memakan dirinya, dan dalam kebimbangan hati Tarjo akankah dia bertarung melawan naga yang baru saja dibangunkan dari tapanya itu. Ya itu perasaan bimbang yang menyelimuti hati si Tarjo.

BERSAMBUNG

*****
Selanjutnya 

*****
Sebelumnya
close