Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tersesat Di Alam Jin Penghuni Sendang

Ternyata memang benar kebaradaan alam jin atau siluman itu memang ada suasana disana sangat tenang lingkungannya bersih penduduknya juga ramah sehingga membuat aku tidak menyadarinya kalau waktu itu aku telah memasuki alam ghaib.

Aku anak pertama dan satu-satunya anak laki-laki dari tiga bersaudara, aku kuliah disalah satu perguruan tinggi swasta yang ada di Bandung dan memancing ikan merupakan kegemaranku dalam mengisi liburan.
Hari itu kamis selepas shalat subuh dengan berjalan kaki aku sudah berangkat pergi memancing ikan, kali ini tujuanku adalah sebuah sendang yang berada disebuah hutan jati milik salah satu perusahaan yang berlokasi tidak jauh dari kampungku.

Sendangnya sangat luas dan airnya tidak pernah kering walaupun pada musim kemarau yang sangat panjang karena disendang itu terdapat sumber mata air. Biasanya beberapa teman-teman dari kampung sebelah juga sering mancing disendang ini namun kali ini mereka tidak menampakan batang hidungnya sehingga acara memancing ikan kali ini aku hanya sendirian saja.

Memang jarang sekali orang mau yang memancing ikan disendang itu karena memang tempatnya berada didalam hutan jati yang sulit dilalui kendaraan sehingga untuk menuju kesendang itu harus berjalan kaki menyusuri hutan jati.

Banyak sekali ikan tangkapanku hari ini hingga saking asyiknya aku tidak sadar bahwa hari mulai gelap, aku pun bergegas beranjak pulang dengan membawa ikan hasil tangkapan yang cukup banyak, namun diperjalan aku bertemu dengan seorang kakek yang sudah sangat tua dan memintanya untuk diantarkan pulang sehingga membuatku tidak tega melihatnya.

Kakek itu membawa seikat kayu bakar yang katanya dia habis mencari kayu bakar dihutan itu, karena hari sudah mulai gelap berbekal lampu senter yang sengaja aku bawa dari rumah dengan suka rela aku mengantarkan kakek itu pulang kerumahnya.

Perjalanan kami tidak begitu jauh sehingga tidak beberapa lama kemudian kami pun memasuki sebuah kampung, diperjalanan kami berpapasan dengan beberapa penduduk namun tidak seorang pun yang aku kenal, tapi aku akui penduduk kampung itu sangat ramah karena aku lihat setiap berpapasan mereka selalu saling bertegur sapa. Sempat terpikirkan dalam pikiranku kok baru kali ini aku melihat perkampungan ini yang bisa dikatakan suasananya sangat rame serta banyak juga penduduk kampung ini yang memiliki kendaraan mewah dan rumah yang besar-besar, namun aku tidak begitu mempedulikannya yang penting aku dapat mengantarkan kakek ini sampai keru
mahnya.

Sesampainya dirumah kakek itu kami disambut hangat oleh istrinya kakek itu dan aku pun dipersilahkan masuk, awalnya aku menolak untuk singgah tapi karena sekedar menghargai mereka akupun menurutinya, kakek tua itu tinggal dirumah itu hanya berdua saja dengan istrinya yang juga sudah tua renta.

Aku pun menggeleng-gelengkan kepala dan berdecak kagum walaupun penghuni rumah ini sudah pada tua namun tata ruang rumah mereka sangat mengagumkan dan juga kulihat banyak terdapat guci-guci keramik yang sangat mengkilap mungkin penghuni rumah ini sangat apik pikirku.

Tetapi baru beberapa menit saja kami duduk dan berbincang-bincang tak lama kemudian datang seorang tamu yang memang sudah tidak asing bagiku, dia adalah mama ajengan jafar salah seorang tokoh agama dikampungku.

Dia pun berbicara kepada kakek itu namun aku tidak begitu menangkap pembicaraan mereka karena kedua mataku sedang fokus melihat-lihat seisi ruangan tamu rumah kakek itu dan yang bisa kutangkap dari pembicaraan mereka yaitu soal maksud dan kedatangannya untuk menjemput aku serta membawa aku untuk kembali pulang kerumah dan sikakek pun mempersilahkannya, dalam hatiku mungkin mama ajengan Jafar ini disuruh orang tuaku untuk menjemput aku disendang mungkin mereka khawatir karena memang hari sudah gelap tetapi aku belum juga pulang.

Setelah itu kami berpamitan kepada kakek dan nenek itu, namun apa yang terjadi setelah itu aku melihat disekelilingku banyak berkumpul anggota keluarga, kerabat dan tetangga yang sedang membacakan ayat-ayat al-qur’an dan kulihat juga ada mama ajengan jafar disamping tempat aku tertidur.

Sejenak aku terdiam ternyata aku sudah berada diruangan tengah rumahku dan kulihat raut kegembiraan dari semua orang disekelilingku setelah melihat aku terbangun dan kesadaranku terlihat pulih.

Mama ajengan jafar pun memberikan segelas air putih untuk aku minum lalu dia pun menceritakan bahwa aku sudah seminggu lebih tak sadarkan diri sepulang mancing disendang itu.
Lalu dia pun menceritakan bahwa aku sudah Tersesat Di Alam Jin Penghuni Sendang yang terdapat disekitar sendang itu sehingga dengan ilmu yang dimilikinya dia menjemput aku kesana dan alhamdulillah keadaanku dalam sehat-sehat saja dan bisa kembali pulang dengan selamat.

Dalam pikiranku bertanya-tanya kok aku tidak sadarkan diri sampai seminggu lebih sementara aku mengantarkan kakek itu pulang kerumahnya hanya beberapa menit saja. Dari semua kejadian itu aku hanya bisa berserah diri kepadaNya, bisa kembali pulangpun aku sudah bersyukur karena Semua itu hanya Allah yang tahu.


close