Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

NYI KUNTING - DEDEMIT ALAS JAWA

Nyi Kunting, Nyi Kiting atau Mbah Buntung,


JEJAKMISTERI - Mungkin itulah beberapa sebutan yang kudengar dari orang-orang yang ada disekitarku, tentang sosok nenek-nenek yang sering menampakan dirinya kepada warga sekitar yang sedang mencari kayu bakar di hutan dan para wanita pendaki gunung yang mendaki dalam keadaan datang bulan.

Ketika aku kecil, ibuku sering menceritakan kisah nyi Kunting kepadaku.

Konon katanya, meskipun dari kejauhan, sosok nyi Kunting mampu mencium aroma darah haid yang sudah masuk ke wilayahnya.

Dan tidak hanya itu, ketika kita sudah menjadi target nyi kunting, kemungkinan selamat bisa dikatakan sudah tidak lagi ada.
Hal itulah yang akhirnya membuat aku dulu ketika pertama kali mengalami haid, ibuku benar-benar mewanti wantiku agar aku tidak keluar malam hari mengingat desa tempat aku tinggal saat itu berada tepat dikaki gunung yang ada disalah satu pulau jawa.

Awalnya, aku tidak terlalu menghiraukan semuanya karena kupikir, ibuku waktu itu hanya berusaha menakut nakutiku agar aku tidak keluar dan hanya diam dirumah saja.

Namun sayangnya, semua dugaanku ternyata salah.

Sejak adanya kejadian itu, kini aku mulai mengerti, jika semua cerita ibuku waktu itu memang benar-benar ada dan benar-benar nyata.

***

April, 23.00 malam.

Benar sekali,
Masih sangat teringat jelas dikepalaku,

Malam itu, seperti biasanya, setelah lelah beraktifitas seharian, aku akhirnya beristirahat ketika jam dinding rumahku sudah menunjukan pukul 23.00 malam.

Namun sayangnya, belum nyenyak aku tidur malam itu, tiba-tiba aku mendengar suara orang berlarian sambil berteriak meminta bantuan.

"Bu.. Bu Siti.. bangun bu.. bangun, ayo kerumah pak RT, Dirumah pak RT ada ramai-ramai" teriak salah satu tetanggaku yang berteriak memanggil ibuku yang malam itu juga sedang tidur di kamar yang ada tepat disebelah kamarku.

Mendengar hal itu, ibukupun terdengar keluar dari rumahku dengan langkah kaki yang terdengar terburu buru.

"Plek, plek, plek, plek, iya bu, iya ada apa ini"
Jawab ibuku keras dengan seketika keluar dari rumahku.

Karena penasaran, akhirnya akupun ikut bangun dari tidurku dan ikut keluar dan menuju kerumah pak RT yang memang terletak tepat dipojok kampung kecilku ini.

"Ada apa sih, kok semua orang pada lari kerumah pak RT" fikirku dalam hati dengan langkahku yang kupercepat agar aku bisa segera sampai dirumah Pak RT yang dari kejauhan, memang sudah terlihat ramai dengan orang.

Sesampainya dirumah pak RT, akupun segera menerobos masuk ke dalam rumah disela sela kerumunan orang karena malam itu, dari dalam rumah pak RT, aku mendengar suara teriakan wanita yang terdengar menjerit luar biasa.

Hingga akhirnya, setelah aku berhasil masuk kedalam dengan mata kepalaku sendiri, aku melihat ada seorang wanita muda yang terlihat memberontak sambil berteriak teriak.

Dan tidak hanya itu, malam itu aku juga melihat adanya pak RT dan beberapa tetanggaku yang terlihat bersusah payah menenangkan wanita tersebut.

"Aaaaaaaaaa.. hahahahaha.. kabeh ben ngerti lek aku ono... manungso ndek nduyo ora duwe sopan santun.. ora bakal selamet kabeh"
(Aaaaa.. hahahaha... Semua biar mengerti kalau aku ada, banyak manusia di dunia ini tidak punya sopan santun.. lihat saja, semuanya tidak akan bisa selamat) Teriak wanita tersebut berulang ulang.

Mengetahui semua itu, tubuhku seketika bergetar dengan mataku yang melotot karena saat itu, aku seolah masih tidak percaya dengan apa yang ada didepanku.

"Pak, panggil yai Jamal, cepat,, kalau tidak segera ditolong, anak ini bisa meninggal" teriak Pak RT dengan tangannya yang terlihat kuwalahan menenangkan wanita tersebut.

"Siapa wanita itu bu" bisik ibu-ibu yang saat itu berada tepat disampingku.

"Dia katanya pendaki gunung, tadi pak Santoso waktu pulang dari hutan mencari kayu, beliau nemuin pendaki wanita ini sedang menari-nari di jalur pendakian gunung, terus sama pak Santoso dibawa ke rumah pak RT ini" imbuh ibu-ibu lain.

"Dia ini sepertinya pendaki yang katanya hilang deh, ibu tau gak, akhir-akhir ini cuaca di kampung kita aneh dan tiap malam ada suara burung gagak. Katanya kalau ada suara burung gagak, pasti di gunung ini ada pendaki yang hilang" sahut ibu-ibu tersebut.

"Aku sebenarnya denger sih ada pendaki yang hilang, tapi itu sudah seminggu yang lalu" jawab ibu-ibu yang lain.

Mendengar semua itu, akupun hanya diam dengan terus menatap tingkah aneh dari wanita tersebut yang setelah kulihat dengan lebih teliti lagi, gaya berpakaian dari wanita yang sedang kesurupan tersebut memanglah seperti seorang pendaki gunung.

Namun anehnya, belum lama aku memperhatikan semuanya, tiba-tiba Wanita yang kesurupan tersebut terlihat memandangi wajahku dengan raut wajah yang sedikit tersenyum menakutkan.

Dan tidak behenti disitu saja, dia sesekali juga terlihat menganggukan kepalanya kearahku seraya memberi tanda, jika dia sedang menyapaku dan sepertinya dia akan mengajakku.

Melihat semua itu, tubuhku semakin bergetar hebat karena menahan takut yang rasanya sudah semakin tidak karuan.

"Ya allah, dia menatapku" ucapku dalam hati dengan tubuhku yang terus bergetar tidak berhenti.
Hingga akhirnya, beberapa saat kemudian, tiba-tiba tanganku ditarik dari belakang oleh seseorang yang setelah kutoleh, ternyata ibukulah yang saat itu sedang menariku.

"Asih, kamu ngapain disini, hari ini kamu datang bulan kan?, cepat pulang... sudah malam kok ikut ikutan kesini... ayo sana pulang" teriak ibuku dengan wajahnya yang terlihat sudah emosi.

Karena aku yang tidak pernah mau membantah semua perkataan ibuku, malam itu akupun seketika berjalan pelan keluar dari rumah pak RT dengan mataku yang sesekali menoleh kembali kearah wanita yang sedang kesurupan tersebut.

Tapi sayangnya, masih beberapa langkah aku meninggalkan rumah pak RT, malam itu dari kejauhan, aku melihat sosok nenek-nenek tua yang terlihat sedang melambai lambaikan tangannya kearahku.

Meski tidak terlalu jelas karena gelap, namun aku sangat yakin jika yang melambai tersebut adalah seorang nenek-nenek.

Hal itu, dapat kulihat selain dari kain jarik yang dikenakannya, aku juga melihat postur tubuh orang tersebut adalah postur tubuh seorang nenek-nenek tua.

Dan entah apa yang ada di pikiranku malam itu, yang jelas, saat itu aku tiba-tiba berbelok dan menuju kearah nenek-nenek tersebut berdiri.

Puncaknya, setelah aku sampai tepat didepan nenek-nenek tersebut, yang masih bisa kuingat hingga saat ini adalah bentuk rambutnya yang acak-acakan ditambah wajahnya yang dipenuhi penyakit cacar.

Oleh si nenek, tanganku dipegang pelan dan akupun dituntun berjalan pelan masuk kearah hutan.

Hingga akhirnya, aku tidak lagi bisa mengingat semuanya.

Yang jelas, keesokan harinya, aku tiba-tiba sudah terbangun dan berada dirumah salah satu warga kampung yaitu yai Jamal.

Menurut keterangan yai Jamal, aku menghilang sudah beberapa hari yang lalu padahal nyatanya, aku merasakan jika hanya semalam saja aku pingsan.

Dan tidak hanya itu, ketika aku ditemukan, seluruh tubuhku sudah dipenuhi dengan darah yang setelah ditelusuri, darah yang ada disekujur tubuhku adalah darah haidku sendiri yang terus saja keluar tidak berhenti.

Namun Syukurnya, akupun akhirnya bisa selamat dan kembali pulang kerumahku sendiri meski hingga saat ini, darah haidku terkadang masih saja keluar tidak berhenti hingga berbulan bulan lamanya.

Sudah seringkali kubawa berobat kesana kemari, namun sayangnya, semuanya tidak membuahkan hasil.

Hingga akhirnya, sesuai arahan dari yai Jamal, aku diarahkan untuk mencari seseorang yang tinggal di salah satu daerah yang ada di jawa timur.

Menurutnya, di jawa timur, ada seorang perempuan yang pernah mengalami hal yang serupa denganku yaitu berurusan dengan nyi Kunting.

Namun bedanya, waktu itu dia dengan jelas melihat semuanya dan malah sengaja kembali masuk ke alam ghaib untuk menyelamatkan semua teman-temannya.

Disana, aku diarahkan untuk menanyakan informasi seputar nyi kunting kepada perempuan tersebut dan bagaimana cara menyelesaikannya.

Dan akhir cerita, berkat arahan dari perempuan tersebut, kini darah haidku sudah kembali berangsur angsur membaik meskipun tidak bisa sepenuhnya sembuh karena menurutnya, pengaruh Nyi Kunting tidak bisa disembuhkan begitu saja dan harus melakukan terapi keagamaan secara berkala.

Dalam kesempatan itu, tentu saja aku menanyakan bagaimana perempuan tersebut bisa lepas dari pengaruh nyi Kunting karena setauku, siapapun yang berurusan dengan nyi Kunting, tidak akan pernah bisa lepas begitu saja.

"Mbak dulu juga ketemu nyi Kunting" tanyaku.

"Enggak sekedar ketemu mbak, tapi dia memang sengaja kucari, karena asal mbak tau, saat itu nyawa semua temanku adalah taruhannya" jawab perempuan tersebut lesu.

"Terus bagaimana akhirnya mbak bisa lepas" sahutku penasaran.

"Keluargaku gantinya" jawabnya singkat dengan dia yang terlihat seketika berdiri dan mempersilahkan aku untuk pergi karena sepertinya, dia sudah tidak mau diajak untuk mengingat kenangannya kembali.

Akhir cerita, berbekal informasi yang kudapat, akhirnya akupun mulai tau, jika perempuan tersebut dulunya adalah seorang pendaki yang mengalami hal yang tidak bisa dijelaskan secara akal sehat manusia.

Dan sepertinya, dialah satu-satunya pendaki yang selamat.

Dan dengan mencoba tidak menghiraukan semua itu, akupun akhirnya kembali pulang tentu saja dengan membawa sebuah cerita yang sepertinya bisa menjadi pelajaran hingga nanti aku tua.

(Bagaimana nasib wanita yang kesurupan dirumah pak RT ?. Benar sekali, dia meninggal sebelum aku ditemukan di hutan.)

~SEKIAN~

Cerita ini adalah sudut lain dari cerita Pendaki datang bulan yang memang tidak kami sampaikan.

Sosok perempuan yang didatangi tokoh Asih.

Untuk mencari bantuan dalam cerita ini adalah Intan, Si Pendaki datang bulan yang ceritanya sudah berhasil kami bukukan.

Banyaknya kesaksian dan cerita dari nyi Kunting yang tidak mungkin satu persatu kami jabarkan, rasanya sudah membuktikan jika sosok dedemit satu ini memang sangat membahayakan.

Semoga dengan selesainya cerita Pendaki datang bulan, bisa membuat kita lebih berhati hati lagi dalam melakukan pendakian.
close