Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

KISAH MISTIS BERSAMA RATU AYU KENCANA WUNGGU


Penarikan pusaka di atas bukit candi cetho.

Dalam sejarah perjalan penarikan sebuah keris pusaka baru kali ini aku aku mendapatkan pusaka yang sunguh punya daya yang dasyat hingga datangnya pun di disertai hujan dan angin kencang...

Napak langit hitam pekat menyelimuti langit kerlap kilat gemuruh halilintar mewarnai perjalanku di lereng gunung lawu sebelah utara barat tepatnya di atas perbukitan candi cetho.

Dengan pakaian basah tanpa penerangan senter kususuri jalan setapak siang itu, swasana sungguh amat sangat mencekam, sunyi sepi menerjang belantara hutan seorang diri,-

itulah aku bila sudah mempunyai kemauan kuat dan pangilan hati untuk mengambil sebuah pusaka warisan garis leluhurku sendiri, mulanya hati enggan tapi entah mengapa setelah beberapa hari bersemedi di lantai atas rumahku seakan akan aku di tunjukan sinar biru menyala terang ditempat yang jauh tepatnya di gunung lawu,-

karena bila dilihat dari lantai atas maka rumahku memang di kelilingi pegunungan disebelah barat ada sepasang gunung yang berdiri kokoh gunung merapi dan merbabu dan di sebelah timur sebuah pegunungan lawu yang dilihat sekilas nampak seorang putri yang sedang pulas tertidur.. disanalah tempat terahir prabu brawijaya moksa,-

karena selalu terlintas cahaya pusaka itu memaksaku mempersiapkan diri untuk merawat dan mengambilnya dari pangkuan alam.

Setelah selesai ritual sebentar dirumah, pagi-pagi sekali aku sudah berkemas melakukan perjalan menuju lembah dan perbukitan menembus belantara hutan karet karena itu merupakan jalur tercepat yang aku lalui.

Tiga jam sudah aku sampai di bawah candi cetho yang nampak indah itu.

Dalam belaian kabut putih yang indah seperti datang kekayangan tempat para putri raja beristirahat menikmati swasana alam, sejenak aku daki tangga satu satu sampai di pure candi cetho.

Aku memanjatkan doa sambil bersemedi sebentar memohon petunjuk sama yang maha kuwasa, tebar harum dupa setanggi dan Garu yang aku bakar menambah swasana menjadi semakin mistis,-

kabut yang mulanya tipis tiba-tiba menjadi tebal pekat dingin menutup jarak pandanganku.

Dingin menyergap.., tiba-tiba nampaklah seorang putri cantik berpakaian unggu nila yang bercahaya datang menghampiriku...

Bau bunga melati semerbak bercampur wangi cendana, setelah aku menghaturkan sembah penghormatan aku bangun dan entah mengapa aku bisa berbicara bahasa jawa halus dan lancar padahal aku terkenal ngoko tidak bisa berbicara bahasa jawa halus,-

dalam rintik-rintik embun yang menerpa wajahku terasa dingin sejuk, sang putri berbicara sejenak menceritakan bahwa sudah saatnya sang pusaka yang di jaganya bertemu kembali pada garis keturunannya yang syah...

Setelah beberapa masa silam pusaka itu pernah di pegang oleh leluhurku juga setelah beliau tiada dan pusaka itu hanya berjodoh dengan garis keturunannya yang telah memiliki dasar ilmu kebatinan tertentu maka pusaka itu kembali ketempat asalnya dimana tempat itu pernah digunakan sang empunya bertapa,-

karena kesetiaan khodam pusaka maka ia kembali bersemayam di sebuah bekas lingga di bawah pohon bramanshta atau pohon beringin raksasa..,

Dimana di bawahnya mengalir sebuah sendang bermata air jernih, disitulah keris pusaka leluhurmu berada, itulah sedikit penjelasan sosok putri yang cantik itu., yang kelak aku tau dialah ratu ayu kencana wunggu, dan eyang raden buntara adalah eyang leluhurku juga yang ditarik garis ke bawah ada nama eyang samber nyawa atau mangkunagara 1 yang ternyata itu leluhurku juga karena aku baru tau itu dari cerita kanjeng ibu kandungku yang menceritakan bahwa nenek buyutnya adalah raden nganten putri keturunan langsung samber nyawa,-

sampai ke trah wiro projo dan eyang joyo diwiryo, sampai ke kekeku dan menurun ke ibu lalu lahirlah yang semenjak kecil bandel suka menepi dan menyendiri sampai aku belajar secara sembunyi-sembunyi ilmu kebatinan pada almarhum kakekku..

Candi Cetho

***

Kembali ke cerita awal, setelah sang putri cantik itu mengusap kepala dan membelai wajahku nampak ia tersenyum, katanya aku adalah cucunya juga..

katanya lagi aku mirip sama kakek buyutnya dewi ayu kencana wunggu yang namanya sama yang aku pakai sekarang hanya saja aku lebih kecil dibandingkan tubuh kakeknya dimasa lalu yang menjadi senopati mangalayuda di jaman singasari jauh sebelum majapahit lahir..

Entah benar dan tidaknya itu hanya cerita saja..

Setelah itu sangputri menghilang kemudian ada sepasang burung balak putih di depanku seakan akan jinak yang melompat-lompat, aku ikuti jalan setapak dimana dilalui burung itu setelah keluar dari candi cetho.

Langit nampak hitam tiba-tiba hujan deras berhubung banyak pohon pinus besar, aku seperti terlindungi dari hujan langsung meskipun pakaianku basah, masih saja aku ikuti jejak burung jalak yang seakan menjadi petunjuk jalanku.

Kilat halilintar menyambar bergemuruh, entah mengapa aku tidak takut, malah sepertinya aku pulang kerumahku di masa silam,-

sesampainya di atas bukit sunguh aku terpesona akan keindahan sosok patung dewi saraswati yang ternyata memang saat ini dihuni oleh sosok khodam dewi kencana wungu itu tampak hidup, teduh tatapan matanya..

Dibawah patung itu aku bersemedi karena aku tau yang diceritakan sang putri hanya beberapa meter di sebelah kananku...

Dalam gerimis lembut setelah hujan hampir berhenti tiba-tiba dari puncak gunung meluncur cahaya terang merah membara seperti bola api besi yang mengagah, di ujungnya bercayaha biru seperti lentera atau lampu hingga membuatku silau,-

sejenak nampak ledakan berdentum keras,
Dummmmm...
Sampai aku terpental beberapa meter.

Pohon beringin besar itu sebagian terbakar. Disanalah tertancap sebuah pusaka biru terang yang masih menyala.

Aku terkesima, mau ku ambil takut terbakar, lalu ada suara sang putri tadi bilang ambilah dimas apa yang sudah menjadi jodohmu..

Lalu pusaka itu aku ambil, ternyata hanya berujud keris berdapur lurus yang nampak wingit sekali.

setelah menghaturkan sembah saya turun gunung dan pulang.

bagi teman-teman yang pernah ke Candi Cetho di atas candi itu ada patung dewi saraswati. Disanalah keris pusaka itu aku dapatkan.


KISAH MUSTIKA ASTHA BRATA KENCANA WUNGGU

Asta berarti delapan dalam Bahasa Sansekerta.

Mustika berbentuk bulat ini merupakan mustika yang di peroleh dari atas candi cetho tepatnya di bawah candi ketek di sebelah barat sendang keramat dewi saraswati, dimana sendang itu sering kali di gunakan para peziarah spranatural dan untuk mendapatkan berkah rizki gaib dengan membuang sedekah uwang receh logam dan meminta tiga permintaaan kepada para danyang penguwasa gaib disana yang merupakan para senopati senopati wanita pengawal gusti ratu ayu kencana wunggu raja majapahit wanita yang sangat terkenal ke'elokanya.

Dari jaman ke jaman candi cetho adalah candi terahir peningalan majapahit,

Di sana nampak lambang surya majapahit yang besar dan relief-relief yang sangat indah seta pemandangan alam yang menapjupkan, apalagi saat kabut datang merayap dan menyebar kemana-mana sepertinya kita langsung diajak berpetuwalang di alam gaib.

Duplikasi kaputren para putri raja di tempat ini merupakan salah satu tempat duplikat keraton majapahit yang berada di alas ketangga, lain waktu akan aku kisahkan mengapa ada kerajaan gaib majapahit yang bentuknya sama persis dengan kerajaan majapahit masalampau...

Sedikit kisah saat raden wijaya raja pertama wilwatikta berburu dan tersesat di dalam hutan dan terpisah dengan para prajurit pengawalnya,-

Ia terperosok di dalam jurang alas ketangga karena mengejar rusa kencana yang di minta permaisurinya kalo bahasa jawa ngidam.

Karena saking cintanya sang prabu maka iapun sengaja berburu di tempat yang sangat jauh di lereng gunung lawu. Atau gunung wukir mahendra dan berharap mendapatkan kijang kencana itu agar kelak ia menurunkan raja-raja di tanah jawa.

Saat berburu itulah ia terperosok ke dasar jurang dan diselamatkan oles seorang resi pertapa di gunung wukir mahendra (Gunung Lawu), itu karena lukanya lumayan parah maka sementara waktu sang raja tidak ingat
apa-apa,-

dia dirawat di gubuk sederhana milik sang resi beserta anaknya yang sangat cantik jelita,-

konon anak sang resi itu ibunya salah satu bidadari dari kayangan karena istri sang resi itu adalah anak dari raja kayangan wukir mahendra setelah ken rahastri lahir sang ibu kembali hidup di kayangan dan meningalkan anak dan sang resi yang sangat dicintainya itu.

Resi itu dulu adalah seorang senopati yang gagah sakti dan sangat tampan hingga banyak para putri kerajaan gelang-gelang jatuh hati dengan pemuda yang sakti dan gagah itu,-

Ia pun menjadi pengawal pribadi sang raja kerajaan gelang gelang dan pada saat bedah perang dan makar ke singasari, sang senopati itu yang menolak ikut memberontak menyerang kerajaan singasari dimana di singasari masih ada sanak kerabatnya sendiri, maka iapun memilih undur diri dan menjadi pertapa di wukir mahendra dengan membawa beberapa kitap langkah salah satunya tumbal bantala parwa atau kitap sakti penolak bumi yang sampai sekarang banyak di pelajari oleh teman-teman padepokan paseban agung.

Disitulah sang senopati muda itu menghabiskan waktu dengan bertapa sehingga doa-doa apapun yang di mintanya bisa di kabulkan oleh para dewata, tapi sayang sang senopati muda gagah tampan sakti dan berwibawa ini tak tertarik oleh keduniawian,-

pernah juga saking lamanya bertapa ia di datangi dewa indra berserta dewa-dewa yang lain, apapun yang di mintanya akan di kabulkan meskipun ia meminta menjadi seorang raja di tanah jawa,-

akan tetapi sang senopati muda itu menolak, bukan kemewahan dunia yang ia cari, akan tetapi ia mencari kedamaian hidup dan meminta diberi kemuliaan dan kelangengan bersama anak dan cucunya kelak...

Sedang sang senopati muda itu juga masih sendiri, istripun belum punya, bingung juga para dewa mengabulkan permintaanya hingga mereka pun sepakat mengutus salah satu bidadari kayangan yang merupakan anak dewa juga untuk turun dan menjelma menjadi manusia dan menjadi istri sang pertapa muda itu,-

dengan menyamar maka di suatu waktu sang putri jelmaan bidadari itu berteriak minta tolong hingga mengganggu konsentrasi sang pertapa muda,-

karena jeritan panjang menyayat hati sang putri yang rupanya saat itu akan di terkam harimau hutan, dan berada di pingir tebing dimana tepat di bawah tebing itu ada gua yang digunakan sang pertapa senopati kerajaan gelang gelang bersemedi,-

saat hendak di terkam itulah sang putri menjerit dan iapun terpeleset jatuh ke jurang.

Saat-saat itulah sang senopati muda kaget dan membatalkan laku semedinya yang hanya tingal beberapa hari saja dan mengorbankan tapa bratanya yang lama demi menyelamatkan wanita yang belum diketahui siapa dia dan kenapa bisa sampai di lereng gunung wukir mahendra yang di kenal sangat keramat dan berbahaya ini.-

Hingga banyak orang dulu menyebutnya jalmo moro jalmo mati dan sato maro sato mati artinya siapapun yang masuk ke hutan larangan di wukir mahendra ini baik manusia maupun hewan pasti akan mati tanpa pikir panjang.

Sang pertapa itu melompat dengan kesaktianya, iapun menangkap tubuh cantik jelita karena kagum akan kecantikannya sang pertapa itu lupa bahwa di dasar jurang terdapat sendang yang mata airnya dalam dan deras maka mereka berdua pun tercebur entah karena apa tiba-tiba kesaktian sang pertapa itu badar atau lenyap secara misterius tidak bisa mengunakan kesaktianya berjalan di atas air,-

maka keduanya hanyut tercebur di sungai sementara ia harus menyelamatkan sang wanita jelita yang di tolongnya dengan di papah ke tepian,-

sang pertapa muda itu membaringakn tubuh yang sangat luar biasa cantik, tubuh singsal padat dan putih tinggi dan wajah sayu jelita membuat sang senopati jatuh cinta.

Waktu berlalu, merekapun akrap dan wanita itupun menjadi istrinya, hidup dalam kesederhanaan tanpa tau sedikitpun bahwa wanita itu adalah jelmaan sang bidadari meskipun sangat sakti tetapi semenjak bersama sang putri itu, sang senopati tidak bisa mengunakan kesaktianya.

Saat-saat bersetubuh perlahan tapi pasti semua ilmu yang dipunyai diserap sang putri dan akhirnya mengandung dan ilmu itu menitis ke calon jabang bayi yang akan di lahirkanya...

Waktu terus berjalan sang putri pun mengandung dan melahirkan seorang putri yang sangat cantik lebih cantik lagi dibanding ibunya yang sudah cantik.

Saat melahirkan itu sang bunda tiada dan itu memang sudah di atur para dewata hingga sang senopati bersedih dan membesarkan putri semata wayangnya seorang diri.

Sejak itulah kesaktian sang resi kembali dan iapun setiap waktu bisa meraga sukma menemui sang istri yang sudah menjadi sukma itu.

Dari situlah ia tau istrinya seorang bidadari dan mengetahui setelah anaknya lahir ia pun kembali menjadi bidadari lagi.

Waktu berganti sang putri kecil yang di beri tetenger nama ken rahastri sudah beranjak dewasa ia pun sakti mandraguna mewarisi ilmu ayah bundanya.

Dan suatu saat iapun melihat raja majapahit raden wijaya berburu dan jatuh kejurang yang sama sepertinya takdir berulang hanya saja yang menolong ini adalah seorang putri, karena terbentur batu sang raden wijaya sementara waktu lupa ingatan dan jatuh cinta dengan ken rahastri dan menikahinya lalu hamilah ken rahastri,-

disaat kesadaran dan ingatan raden wijaya pulih ia pun berkata daya ini adalah seorang raja dinda maka dari itu ikutlah dinda keistana,-

tapi dang putri menolaknya dan ingin tingal bersama ayah-nya yang merupakan seorang pertapa,-

lalu sang raden wijaya berkata, dinda aku titip anak inilah yang kelak akan mendampingi saudaranya mengangkat derajat dan membuat kerajaan yang aku dirikan menjadi terkenal kepenjuru nusantara,-

kelak jika lahir laki-laki berilah ia nama jambu mada maka berpisahlah ia dengan istri yang dicintainya...

***

Ratusan tahun waktu berlalu...
Sampailah aku di puncak bukit candi cetho dan bersemedi disana hingga akupun ditemui oleh penghuni keraton gaib kaputren,-

Aku diberikan sebuah mustika kencana wunggu berbentuk bola dan tasbih milik sang resi yang luar biasa besarnya,-

baru tau sekarang ternyata tasbih hitam besar itu dari biji pohon kapuk raksasa.

Sampai sekarang pusaka itu masih aku simpan di paseban agung hingga nanti ada yang berjodoh meminangnya sedangkan batu bulat seperti bola itu aku namakan Mustika Asta bratha kencana wunggu karena pemberian langsung dari sang dewi berpakaian nila berkebaya unggu dan dikawal oleh delapan khodam senopati sekaligus, yaitu Senopati Surya adhikara, Senopati Candra kartika, Senopati brama atmajha, Senopati Angkasa taruna, Senopati Bayu laksa, Senopati Samudra aji, Senopati Agni dan Senopati gajah bumi sengara.

Mustika Senopati astha bratha adalah mustika bertuah yang didapatkan melalui ritual penarikan gaib di area keramat candi cetho sebelah barat patung dewi saraswati, mungkin mustika ini dulunya milik Raden Ayu Ken rahastri atau yang merupakan istri raden wijaya semasa berburu di hutan ketangga.

Tuah Mustika Asta bratha yang berkhodam Senopati ini yang paling utama adalah tuah kejayaan dan kepemimpinan, sehingga mustika ini paling cocok digunakan oleh pejabat, pengusaha atau siapapun yang tertarik untuk terjun ke dunia politik.

Untuk mendapatkan Mustika Asta bratha berkhodam para Senopati gaib ini sama sekali tidak mudah. Aku harus terlebih dahulu menaklukkan delapan khodam senopati yang mengawal mustika ini.

Kedelapan khodam sakti tersebut merupakan perwujudan Asta Sanghika Marga atau delapan ajaran dalam agama siwa Buddha.

Isi ajaran Asta Sanghika Marga antara lain adalah pengetahuan yang benar, keputusan yang benar, perkataan yang benar, tindakan yang benar, hidup yang benar, pekerjaan yang benar, ibadah yang benar dan penghayatan agama yang benar.

Khodam Mustika Asta bratha Senopati
Masing-masing dari delapan khodam yang mengawal Mustika Asta bratha Senopati ini mewakili satu isi ajaran Asta Sanghika Marga.

Kedelapan khodam tersebut memiliki perawakan yang mirip, sama-sama bertubuh tinggi besar dan gagah perkasa dan berwibawa.

Satu ciri yang membedakan mereka hanyalah lambang pada lencana surya majapahit dengan ke delapan dewa yang mereka selipkan di dada,

Senopati Surya membawa panji kemenangan berlambang matahari.

Senopati Candra membawa panji kemenangan berlambang rembulan.

Senopati Kartika membawa panji kemenangan berlambang bintang.

Senopati Angkasa membawa panji kemenangan berlambang awan di langit.

Senopati Bayu membawa panji kemenangan berlambang angin.

Senopati Samudra membawa panji kemenangan berlambang lautan.

Senopati Agni membawa panji kemenangan berlambang api.

Sedangkan panji kemenangan yang dibawa Senopati gajah bumi berlambang bola bumi.

Delapan unsur dan ajaran tersebut sekaligus mewakili delapan kategori manfaat Mustika Asta bratha Senopati.

-SEKIAN-
close