Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PART INDEX - CERITA TENTANG MEREKA


Dilihatnya Kromosengkono kali ini sedang mengedarkan pandangannya.
“Ono sek teko” ujarnya.

Benar saja, warna langit berubah dalam sekejap terlihat semburat merah kuning yang meluncur begitu cepat.

Dyaarrrr...
Beberapa pohon didepan mereka terbakar di beberapa bagian. Bima kaget, badannya gemetar ketakutan.

“Metuo, opo pengenmu” (keluar, apa maumu) geram Kromosenkono, didepan mereka jatuh sebuah bola api yang cukup besar. Dalam ketergesaan mundur, Bima tersungkur tepat dibawah Kromosengkono.

Kini Bola api itu menyerupai sesosok anak kecil, menggunakan kain hitam yang dibalut kain jarik, bertelanjang dada, dikepalanya terlihat sumping berwarna emas.

Api berkobar mengelilingi tubuh anak itu.
“Aku penasaran ana menungso wani mlebu alas iki” (aku penasaran ada manusia yang berani memasuki alas ini) ujarnya menyeringai.

“Urusanmu opo?, wes lungo” (urusanmu apa? Sudah pergi) kata Kromosengkono sambil mengusir bocah itu.

“Sek nunggu alas iki ngerti ambune bocah kui, cilakane yen koe koe kilangan bocah kui iso gae geger panggonan iki” (penunggu alas ini tau bau dari bocah itu, sialnya kalau kamu kamu kehilangan anak itu bisa membuat ramai tempat ini)

“Turunan buangan, wes tangi seko turune” (Keturunan buangan, sudah bangun dari tidurnya) ucap Kromosengkono tertawa gembira, sedang Pak Arif yang mendengar itu langsung merasakan merinding disekujur tubuhnya. 

Tiba-tiba angin berembus dengan kencang, asap keluar dari arah mata tombak yang ditancapkan oleh Kakek. Kali ini tergantikan dengan sosok wanita. Wanita yang begitu cantik dengan menggunakan baju jawa berwarna kuning cerah.

"Bima" ucapnya lembut,
“Nn---njih mbah” ucap Bima merepet, Melihat itu semua Pak Arif dan Kromosengkono kaget sosok yang ada didepan Bima benar-benar memiliki energi yang luar biasa.

“Wes sak iki, jaganen putuku” ucapnya sambil beranjak pergi meninggalkan mereka berdua menuju Kromosengkono dan Pak Arif.

“Aku Cempoko Kuning, ora usah wedi ora usah sumelang, aku wes ngerti masalahmu, sak durunge koe ketemu karo Gendiswari, koe kudu siap mental, ojo wedi karo barang ora enak dipangan”

(aku Cempoko Kuning, tidak usah takut tidak usah khawatir, aku sudah tau masalahmu, sebelum kamu bertemu dengan Gendiswari, kamu harus siap mental, jangan takut dengan barang yang tidak enak dimakan) ucapnya lembut dan kembali lagi menjadi sebuah mata tombak.

Cempoko Kuning, sosok yang bahkan ditakuti setengah dari penghuni Alas Lali Jiwo....

Chapter 1

--------------------TBC--------------------

Chapter 2
Bagi yang belum baca Cerita Tentang Mereka disarankan untuk membaca terlebih dahulu. Karena cerita ini merupakan Chapter 2 dari kisah Bima dkk.

***

close