Bertapa di Hutan Gunung Patuha Kawah Rengganis
JejakMisteri - Kejadian ini terjadi taun 90an yang dimana daerah gunung patuha belum seramai sekarang dan akses kesana pun masih minim kendaraan,kisah ini terjadi karena ada seorang pemuda yang ingin menikah dengan seorang pujaan hati nya.. sebut saja dia aceng. Seorang anak muda kampung dengan orang tuanya sebagai petani di desa nya.
Dia tinggal di suatu perkebunan teh daerah ciwidey kabupaten bandung untuk menuju kesana zaman dulu sangat sulit dan susah karena medan yang berat dan masih banyak hutan-hutan yang lebat. Belum lagi kalau kemalaman belum ada listrik di sepanjang perkampungan penduduk menambah seram daerah sana yang hanya mengandalkan lampu patromax untuk menerangi rumah nya. Jadi selepas magrib dan isya kadang kampung sudah gelap gulita.
Suatu hari dia pergi ke kota berbekal keberanian dan rasa ingin tahunya akan dunia luar dia nekat pergi dari kampung halaman nya, singkat cerita dia bertemu seorang wanita pujaannya dan menjalin kisah cinta dengan wanita pujaannya tersebut.
Setelah menjalin hubungan dengan pujaan hatinya dia ingin melamar nya, tapi apa daya dia bingung dengan biaya pernikahan darimana. Untuk hidup sendiri pun dia pas-pas an apalagi untuk berumah tangga. Akhirnya dia pulang ke kampung berharap orang tuanya membantu kesusahannya, tapi setelah di kampung dia tidak bisa cerita kepada orang tuanya karena takut membebani mereka..
Suatu malam dia ngobrol dengan temannya yang menceritakan tentang kejayaan dan kekayaan yang instan melalui pertapaan di gunung patuha.. atau biasa di sebut orang lokal dengan gunung kasepuhan. Bermodal nekad si aceng pergi kesana agar harapannya terwujud.
Setelah menghabiskan waktu seharian berjalan kaki sorenya dia sampai di kaki gunung patuha, dan tentu dulu tidak seramai sekarang tempatnya dan masih menjadi tempat mistis. Akhirnya dia bertemu dengan seorang kuncen dan mengajak dia pergi ke dalam hutan untuk bertapa.
Kuncen nya mengatakan pada si aceng untuk diam bila ada gangguan dari makhluk astral apapun itu, dan bila sudah menemukan seorang putri baru dia bisa meminta keinginan nya itu. Aceng menyanggupi syarat di berikan oleh kuncen nya.
Setelah merasa ada tempat yang enak untuk bertapa si aceng diam dan mulai melakukan ritual tersebut seorang diri, di malam pertama si aceng mulai menghadapi gangguan dari makhluk-makhluk astral di gunung tersebut.
Disini kisah seram di mulai.!!
Hari pertama:
Malam yang gelap tanpa cahaya lampu hanya mengandalkan cahaya rembulan si aceng mulai berhalusinasi dan pikiran nya tertuju ke 2 orang tuanya gangguan dri suara tertawa dari atas pohon dan aungan harimau tidak iya hiraukan karena keteguhan hatinya, tapi pikiran dia tetap pada orang tuanya sehingga dia bingung apa yang dia perbuat. Malam berlalu sangat lama untuk diri nya kadang suara tangisan wanita dan bau aroma busuk tercium di sekeliling nya dan terkadang aroma daun pandan terhirup di hidung nya. Dia tidak pernah membuka mata nya sesuai arahan sang kuncen.
Bisikan-bisikan aneh terdengar padahal hanya dia sendiri di tengah hutan itu tanpa ada yang menemaninya.
Bukan rahasia lagi bila kita mencium aroma pandan itu adalah pertanda kemunculan kalong wewe dan mungkin untuk seorang indigo tau wujud mereka yang mengerikan dengan lidah menjulur keluar dan dada yang menggantung sampai lutut nya belum mata merahnya yang sangat seram.
Malam semakin gelap, di tengah hutan hanya suara air sungai dan hembusan angin yang menimpah pepohonan yang terdengar, entah jam berapa pasti nya waktu itu dia sendiri diam di tengah hutan belantara dan hanya 1 tujuannya untuk mendapatkan kejayaan dan kekayaan sesaat. Semua rasa takut dia singkirkan demi bisa menikahi pujaan hatinya yang tinggal di kota untuk bisa dia nikahi.
Ketika orang sedang bertapa biasa nya pikiran nya kosong dan jiwanya sedang melayang entah kemana. Tapi kuat nya godaan kalong wewe kepada tubuhnya yang terus di ganggu. Matanya akhir nya terbuka dan melihat di sekeliling nya yang sunyi, kosong dan tak ada manusia 1 pun tapi entah mengapa di seberang sungai sana terdengar suara yang memanggil-mangil nama nya. jang.. jang.. hoyong naon kdieu (mau apa kesini).. suara itu terdengar tanpa tau siapa yang berbicara. Pemuda itu duduk sambil kepala mencari ke sekitar untuk memastikan bahwa itu manusia tapi hanya kosong dan tak ada apapun.
Dia berusaha bersikap tenang dan fokus melakukan ritual nya kembali. Sesaat dia menutup matanya tiba-tiba angin kencang seakan menabrak tubuh nya dia terpelanting sambil menahan sakit dan saat membuka mata tiba-tiba dari kejauhan ada sosok seorang wanita melotot dengan mata yang merah dan gigi taring tajam dan menjulurkan lidah nya yang menjijikan seperti ada belatung di mulut nya.
Melihat itu keberanian dia menciut, konon katanya wewe gombel akan menculik pemuda yang bisa melihatnya. Terbesit di pikiran nya untuk lari tapi apa daya tubuh nya seakan terpaku tak bergerak. Si montok pelan-pelan mendekat seperti sebuah harimau sedang akan memangsa buruan nya lalu dari kejauhan aungan maung (harimau) terdengar mendekat dari dalam hutan seakan tertimpa sial pemuda itu bingung di depan nya ada makhluk aneh menjijikan sedang menghampirinya tapi di belakang nya datang binatang buas yang akan menerkam nya.. si aceng pasrah tak berdaya dan merasa ajal nya sudah mendekat.
Maung itu mengaum sangat keras di samping si aceng.. aceng hanya termengu aneh ada seekor maung bodas di samping nya seakan mengusir si montok yang sedang menakuti nya di hadapan nya. Wewe gombel pun pergi melayang ke tiap pohon seakan takut karena kedatangan harimau tersebut. Aneh nya di kejadian tersebut si aceng seakan lupa bacaan-bacaan surat dan doa-doa dalam alquran. Dia sebetulnya pintar dalam mengaji tapi karena kegelapan mata nya dan pergaulan di kota seakan hilang ilmu-ilmu yang dia pelajari di madrasah di kampung nya dulu.
Maung bodas itu lalu pergi meninggalkan aceng sendiri dalam kebingungan nya dia tidak memikirkan lagi hal mistis yang iya rasakan tadi. Bahkan suara-suara tangisan atau tertawa cekikikan dari si cantik pun dia tdlidak pedulikan asal tidak mengganggu diri nya secara langsung, di kampung si aceng udah biasa bertemu sosok aneh seperti si cantik kuntilanak atau genderuwo penghuni pohon. Tapi yang alami barusan berbeda karena seakan mau menyerang dia langsung dan melihatkan muka nya.. berbeda dengan di kampung nya hanya dengan tertawa cekikikan atau menangis dri kejauhan tanpa berani mendekati manusia.
Fajar di ufuk timur mulai terlihat suara ayam berkokok terdengar dari kejauhan di bawah kaki gunung patuha, tapi di tempat itu masih gelap dan hawa udara dingin subuh mulai terasa menusuk tubuh. Kabut mulai turun di gunung membuat pandangan di sekitar gelap. Si aceng pun tertidur seakan menikmati udara sejuk di tengah hutan itu, tak terasa pagi pun datang keindahan gunung patuha. Suasana perkebunan teh ciwidey yang masih asri sungguh memanjakan mata.
Siang berlalu begitu cepat seakan tempat ini memang hanya merindukan kegelapan malam. Si aceng masih duduk bersila sambil mengosongkan pikiran nya. Sang kuncen pernah berkata bila beruntung tidak akan menunggu sampai 1 bulan lama nya untuk bisa bertemu dewi rengganis kadang bila hati kita teguh dan karuhun (nenek moyang) kita memang berasal dari suatu daerah sama akan lebih cepat ritual nya berakhir. Malam telah datang si aceng masih di tempat yang sudah di tentukan kuncen nya dia tidak boleh keluar dari area tersebut.
malam ke 2:
Suasana mencekam kembali terasa seakan tempat ini memang gudang nya jin. Seribu pasang mata seakan memperhatikan dari kejauhan ada seorang pemuda yang berdiam diri di tempat mereka. Suara jangkrik nyaring terdengar dan angin kencang menimpa pepohonan membuat aura mistis terasa. Dari kejauhan terlihat sosok aneh yang terus memperhatikan nya. Sosok berbadan besar bahkan kaki nya pun seakan sama dengan pohon pinus yang tinggi. Sering kita sebut ini genderuwo, lalu dia berbicara keras pada aceng.
Genderuwo:
Dek naon maneh cicing didieu hayang naon sia!! (mau apa kamu diam disini mau apa kamu!!). Seakan tidak perduli aceng hanya diam saja karena fokus nya untuk 1 tujuan. Sosok tinggi besar itu seakan mendekat padanya karena seakan di tantang mungkin.
Genderuwo itu hanya memandang aceng dri kejauhan karena tidak bisa mendekat seakan ada yang menjaga sesosok maung bodas yang terus menjaga nya. Entah siapa sosok maung bodas itu aceng pun tidak tau apa ada hubungan nya dengan pertapaan dia disini atau seorang karuhun (leluhur) yang menjaga dia dari gangguan makhluk aneh..
Dalam bertapa seperti ini pasti banyak gangguan-gangguan yang di luar nalar bahkan kuncen nya pun sudah mengingatkan aceng apa sudah teguh pendirian atau hanya karena nafsu sesaat saja karena bagaimanapun bersekutu dengan jin sudah di anggap musryik untuk agama muslim dan konsekuensi nya di tanggung sendiri dan keluarga.
Hari demi hari berlalu terasa cepat badan aceng yang dulu nya gemuk mulai terlihat kurus dan lusuh di karenakan tidak makan dan minum selama bertapa. Normal nya untuk manusia normal 1 minggu tidak makan bisa meninggal tapi untuk seorang yang mendalami ilmu kebatinan seperti ini ada energi lain yang di luar nalar manusia. Dalam pertapaan nya dia seakan bermimpi sedang di dimensi lain yang berbeda.
Dia berjalan di suatu perkampungan kosong yang tidak ada 1 orang pun hanya diri nya sendiri yang ada disana. Dia masuk ke dalam 1 rumah panggung khas pedesaan dengan bangunan bilik yang terukir pahatan bambu yang sangat bagus. Dia melihat-lihat sekitar dan melihat ada seorang yang sedang terbaring di ranjang besar dan aneh nya orang itu berselimut kain kafan dan bau aroma kampers yang sangat familiar bagi nya.
Pelan-pelan aceng berjalan mendekati kamar itu. Dalam hati nya sangat merasa takut tapi pikiran nya sangat penasaran apa yang di hadapan nya. Aceng sudah di depan orang yang terbaring itu pelan-pelan dia membuka kain yang menutup wajah manusia itu. betapa terkejut nya orang yang sedang tidur itu wajah nya sangat mirip dengan nya. Dia terperanjat dan pelan-pelan menjauh dari kamar itu. Alangkah kaget nya rumah yang tadi nya sepi mendadak banyak manusia aneh yang memperhatikan nya.
Manusia itu ada yang bermuka hancur, bermuka rata dan anggota tubuh yang tidak sempurna. Saat dia mau beranjak lari dari kamar orang yang sedang terbaring itu tiba-tiba melotot kepada aceng. Dan tiba-tiba loncat menghampiri seperti seorang pocong dan wajah nya pun berubah seram menjadi hitam, muka nya hancur dan bau nya sangat tajam menusuk hidung nya. Mulut aceng sangat terkunci tidak bisa membaca doa atau surat-surat al quran yang dia hafal pun seakan terhapus di ingatan nya.
Pikiran nya melayang dan berputar seakan masuk lorong waktu dan seakan roh nya kembali ke tubuh nya yang sedang bertapa dan sesaat mata nya terbuka. Alangkah kaget nya di hadapan nya ada sesosok pocong dan kalong wewe yang mengganggu nya dulu. Dia berusaha menutup mata nya kembali tapi apa daya seakan mata nya di paksa di buka oleh makhluk itu untuk terus melihat mereka.
Malam terasa lama untuk nya gangguan demi gangguan silih berganti tapi hanya dari jarak 10m saja mereka bsa memperhatikan aceng karena di tempat itu maung bodas seakan terus menjaga nya untuk tidak keluar dari area nya. Dia seakan ingin menangis menyesali semua ini tapi terlanjur basah sudah sejauh ini.
Di rumah orang tua nya semua keluarga khawatir karena mendengar aceng hilang dan entah kemana. Semua keluarga dan tetangga berdoa dan melakukan tahlil seakan dia sudah mati saja. Hanya 1 harapan mereka semoga aceng selamat dan bisa kembali di kehidupan nya. Ibu dan adik-adiknya menangis mengingat si aceng karena ada kabar aceng tersesat di hutan untuk naek gunung. Tapi mereka tidak tau gunung mana yang aceng naiki tersebut.
Teman nya yang memberitahu tentang tempat pertapaan pun entah kemana. Karena mereka bertemu saat di perjalanan pulang saat aceng ke kampung dan orang tua nya pun tidak tau siapa teman nya itu.. entah darimana teman nya itu berada.
Tak terasa sudah 2 minggu dia bertapa disini dan belum ada tanda-tanda bertemu nya dewi rengganis ini malah teror dari makhluk-makhluk hutan saja yang merasa karena kehadiran nya terganggu karena ada manusia asing sedang diam di tempat mereka. Aceng sudah mulai merasa menyerah dan ingin pergi saja dari hutan itu. Fokus nya dalam bertapa sudah hilang.
Purnama pun muncul menyinari hutan yang gelap ini dingin nya malam sangat terasa menusuk di tubuh suasana mencekam seperti biasa pun seakan hilang. Tiba-tiba malam ini hutan serasa tenang suara jangkrik hutan yang biasa terdengar seakan hilang. Nalam ini sangat berbeda seakan alam pun beristirahat dari kejauhan terdengar suara air yang seakan membasuh tubuh yang mandi.
Dan benar saja di sungai dekat curug kecil itu ada wanita cantik yang sedang mandi berjumlah 3 orang.. berselendang seperti zaman-zaman kerajaan zaman dulu. Terlihat seperti seorang putri yang cantik dengan kulit sangat mulus dan putih seakan semua mata lelaki pun akan terpana akan kecantikan mereka ber3. siapakah mereka??
Aceng bertanya dalam hati nya
Sebuah katumbiri (pelangi) dari langit seakan menjadi sebuah jembatan para bidadari ini turun dari kahyangan. Kecantikan para wanita-wanita ini memang berbeda hidungnya yang mancung mata yang lentik dan bibir merah yang tipis dan senyuman yang manis seakan menandakan wanita-wanita ini memang berbeda seperti sosok bidadari yang sangat sempurna di mata lelaki. Melihat nya aceng sangat terpesona. Lelaki normal mana yang takan tergoda dengan kecantikan wanita cantik ini kecuali....😁. aceng memperhatikan mereka dan bertanya di hati nya..
Apakah mereka manusia ??
Tapi kenapa mereka ada di tengah hutan seperti ini.. Tanya aceng dalam hati.
ya emang benar cerita rakyat tentang jaka tarub atau cerita-cerita lainnya yang pernah melihat seorang bidadari. Tapi mereka apakah bangsa jin atau bangsa makhluk halus lain nya. Rntahlah penulis pun tidak tau 😁✌.
Salah seorang dari mereka menyadari keberadaan aceng yang sedang bertapa dan melihat ke arahnya. Aceng pun terdiam seakan terhipnotis aceng menghampiri mereka. Dan keluar dri area dia bertapa. Sesaat dia akan masuk sungai di lihatnya dalam bayangan air ada bayangan orangtua nya yang sedang menangis. Dia pun kaget dan tiba-tiba membayangkan kematian orang tuanya karena dia sadar bila terus di lanjutkan orang tua nya yang akan jadi tumbal bila ritual ini berhasil.
Astagfirulloh alhadim aceng berteriak sekeras nya tiba-tiba semua penglihatan dia semua gelap, dan sosok wanita-wanita cantik itu menghilang entah kemana.. seakan pindah dimensi dan terlempar dari area hutan sangat jauh, dan dia pun pingsan.
Malam semakin gelap dan entah berapa lama dia pingsan.. dalam pingsannya dia terus teringat orang tuanya. Dia bertanya dalam hati nya.. kenapa sampai begini. Apa yang dia lakukan selama ini.. apa karena pengaruh orang itu dia bisa pergi sampai kesini.. entahlah hanya dia sendiri yang tau.
Badan seakan remuk rasa lelah yang terasa di tubuh nya mulai terasa. Tenggorokan pun terasa sakit, perut sangat sakit karena tidak pernah makan selama bertapa di sebabkan harus puasa. Dia terbangun sebentar dan kembali tertidur. Hujan deras membasahi hutan aceng pun terbangun dan berusaha meminum air hujan untuk membasuh dahaganya dia merangkak ke arah sungai dan mencoba menggapai air nya. Saat merangkak dia terpeleset ke dalam sungai. Bukannya dingin tapi panas yang dia rasakan. Tergeliat tubuh nya mencoba berenang ketepian apa daya tubuh nya sangat lemah dan terbawa arus sungai.
Akhir nya dia sampai di tepian sungai di sebrang dan anehnya air yang tadinya panas sekarang berubah jadi dingin. Sepertinya sungai ini air panas dan air yang dingin saling berbagi tempat.. karena disana aliran air belerang dari gunung berapi. Dan menyatu dengan air dari mata air gunung tersebut.
Dia berjalan menulusuri sungai dan bertemu dengan kuncen tersebut dan menceritakan kisahnya. Kata kuncen sosok 3 wanita itu adalah putri rengganis dan para dayangnya yang akan mandi disana. Bila saja aceng tidak mengucap kata istigfar mungkin saja dewi rengganis itu akan mau menikah dengan nya. Tapi ya sudah lah aceng pun sudah terlanjur dan menyadari kesadaran nya dia berjalan pulang ke kampungnya yang untuk ukuran berkendara dengan kendaraan bisa mencapai 2 jam dengan keadaan jalan zaman itu tapi dia bilang hanya berjalan 20 menit. Normal nya bisa berjam-jam mungkin kalo berjalan kaki. Dia serasa di arahkan oleh maung bodas itu untuk kembali pulang ke kampung nya.
Tak lama kedatangan aceng di kampung menjadi ramai. Orang-orang penasaran apa yang aceng lakukan karena telah menghilang selama 3 minggu ini. Pakaian nya sangat kusut badan nya lemas dan kurus sekali berbeda dengan aceng yang dulu sangat gagah dan berisi. Isak tangis orang tuanya setelah bertemu dengan anak mereka. Karena mendengar alasan aceng sampai nekat pergi bertapa karena hanya ingin menikah. Dan tidak berani bicara kepada ortu nya.
Akhir nya aceng menikah dan kembali ke kehidupan normal nya di kota. Tapi bayang-bayang kejadian waktu itu masih teringat di pikiran nya. kebodohan nya dan gelap mata nya hampir saja membuat diri nya hancur. Dan gangguan dari penghuni hutan pun masih terbawa ke kehidupan nya tapi maung bodas itu seakan melindungi nya walau dia tidak tau itu siapa dan kisah dia masih berlanjut.
~~SEKIAN~~