Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

YANG KUTEMUI MALAM ITU TERNYATA BUTO IJO

JejakMisteri - Perkenalkan nama saya Amelia, saya tinggal di Jawa Tengah khususnya daerah Purwokerto. Saya disini akan bercerita tentang pengalaman sewaktu saya masih duduk di bangku SD.
Saya tinggal di pedesaan yang masih asri tempatnya, hawa dan pemandangan masih sejuk dan sepi waktu dulu. Berbeda dengan sekarang yang sudah ramai rumah-rumah penduduk. Suatu hari tepatnya pada malam jum'at, saya, adik sepupu dan teman-teman bermain petak umpet ya layakna anak-anak desa yg suka bermain siang dan malam tanpa mengenal waktu.

Waktu itu saya tidak memikirkan bahwa hari itu adalah malam jum'at, saya dan teman-teman tidak merasakan kejanggalan hingga satu waktu ketika teman saya, Leli mendapat giliran berjaga. Sambil menghitung mundur 10-1 saya dan teman-teman otomatis kocar kacir sambil mencari tempat persembunyian yang pas.

"Sepuluh.. sembilan.. delapan.. tujuh.. enam..". Pada hitungan kelima saya belum menemukan tempat untuk bersembunyi dan tiba-tiba teman saya Dimas menarik tangan saya.

"Sini loo mbak, ayuh karo nyang bae umpetane dijamin aman". (Sini loo kak, ayo sama aku aja sembunyinya dijamin aman)

Saat itu saya mau mau saja mengikuti Dimas karna saya sudah bingung bersembunyi dimana. Dimas ternyata membawaku ke samping rumahnya, dan disebelah rumah Dimas itu ada rumah besar yang belum selesai dibangun. Kira-kira baru 80% dibangun, belum ada penerangan lampu yang dipasang masih gelap karena sebelum dibangun rumah, tempat tersebut adalah kebun yang agak tinggi pepohonannya.
Dimas, teman saya memiliki tempat bermain billyard terbuka disamping rumahnya dan hanya ditutup oleh plastik tebal seperti spanduk. Dan sebelahnya persis adalah rumah yang belum selesai dibangun tersebut.

Teman-teman pembaca bisa bayangkan saja, ditengah-tengah rumah dimas dan rumah baru itu membentuk sebuah lorong panjang gelap. Dimas mengajak saya bersembunyi ditempat itu. Sungguh creepy kan?

"Dim, apa orapapa umpetan neng kono? Peteng hiii". Bisik saya ke Dimas. (Dim, apa gakpapa sembunyi disitu? Gelap hii)

"Lah orapapa mbak, jajal arep umpetan ngendi maning? Sedek leli weruh dewek". (Lah gakpapa kak, coba mau sembunyi dimana? Keburu Leli lihat kita)

Akhirnya saya mengikuti Dimas, benar saja apa yang saya takutkan terjadi baru beberapa meter saya melangkah saja berpapasan dengan sosok berbadan tinggi besar. Jaraknya hanya 2 langkah dari tempat saya berdiri. Sosok berbadan besar itu berwarna hijau gelap dengan tanduk dikepala dan perutnya yang besar. Lidahnya yang merah menjulur panjang ke bawah, matanya merah melotot melihat ke arah saya dan Dimas. Saya dan dimas hanya bisa diam, tidak bisa melakukan apapun. Tiba-tiba saja kaki terasa mati rasa, bahkan mulut pun menjadi bungkam. (Bahkan menulis cerita ini saya merasa merinding)

Sekitar 10 detik saya dan dimas memandangi sosok tersebut, tak hanya sampai disitu belum selesai dengan pemandangan mengerikan tersebut saya melihat ada 2 tuyul di bawah makhluk tersebut. 2 tuyul ini jongkok mereka juga melihat ke arah kami. Kelopak matanya hitam, mereka seperti menangis darah karna saya melihat ada darah yang keluar dadi bola matanya.

Baru setelah itu dimas langsung berteriak dan berusaha balik badan dan berlari sambil mendorong dorong saya agar kita bisa cepat meninggalkan makhluk-makhluk tersebut. Dimas menangis dan saya mengantarkan dia pulang. Semua anak-anak berkumpul dan menanyakan apa yang terjadi pada saya dan Dimas. Lalu saya menceritakan mereka semua ketakutan dan akhirnya pulang kerumah masing-masing.

Sejak kejadian tersebut, kita tidak mau lagi bermain petak umpet malam hari terlebih saat malam jumat. Dimas jatuh sakit setelah kejadian tersebut, lalu saya? Alhamdulillah saya sehat hehehe. Karna saya sering melihat makhluk-makhluk tersebut secara tidak sengaja, saya tidak tau apakah saya memang sedikit peka atau hanya kebetulan saja.

Oh iya besoknya saya tanyakan ke kakek dan nenek saya, ternyata memang ada seseorang warga ditempat saya yang menggunakan pesugihan untuk jalan pintas agar cepat kaya dan melakukan perjanjian hitam dengan makhluk-makhluk tersebut. Naudzubillahimindzalik..

Kata nenek saya, "Untung wae kamu gak di apa-apain nduk,, nduk,,,". Saya hanya bergidik ngeri setelah tau tenyata makhluk itu adalah BUTO IJO.

Sudah banyak yang saya lihat dari pocong miring dibawah pohon pisang, sosok dengan rambut acak-acakan dijendela rumah kosong, sebuah asap tinggi hangat berbentuk pocong yang saya tabrak, sosok anak perempuan berseragam yang duduk di kelas saya dan lain-lain hingga saat ini saya berumur 22th penampakan-penampakan yang saya lihat sudah berkurang. Saya tidak tau apa karna saya sekarang lebih berfikir positif dan mencoba cuek dengan hal-hal tersebut.

Saya percaya bahwa Allah SWT menciptakan makhluk selain manusia, saya percaya mereka ada. Hanya saja saya berfikir bahwa manusia lebih tinggi derajatnya dan lebih sempurna. Perbanyak ibadah agar mereka tidak bisa menguasai diri kita.
Terimakasih min sudah menyediakan tempat untuk bercerita pengalaman saya. Percaya tidaknya itu tergantung kalian semoga kalian suka dengan tulisan saya. Terimakasih
Wassalamualaikum.

close