Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PART INDEX - JAMBAL IRENG


"Aku Jambal Ireng (Ireng = Hitam) mau apa kamu? Datang kemari.." sergah satu sosok hitam dengan kulit bersisik dan lidah bercabang yang keluar masuk.

Dalam mimpi itu, aku tidak menjawab pertanyaan dari Jambal Ireng, yang tengah berjaga didepan pintu masuk, dari jendela kulihat Dea tengah duduk menunggui suaminya yang terbaring dikursi sofa panjang tengah rumah,-

sementara dihalaman rumah, banyak sekali sosok-sosok yang serupa dengan Jambal Ireng yang sedang berjaga dengan berbagai senjata ditangan mereka, agak jauh dari rumah, dibawah pohon terlihat tiga sosok yang menatap kearahku.

"Oh... ini tiga sosok yang pernah Dea ceritakan tempo hari itu, tapi mereka hanya diam, mungkin karena sosok Jambal Ireng dan prajuritnya yang membuat mereka tertahan untuk menolong Dea.." gumamku sambil kembali menatap ketiga sosok itu.

"Jika kamu datang untuk menolong dia, lebih baik urungkan niatmu, ini kekuasaanku, kamu lihat itu.." ujar Jambal Ireng sambil menunjuk kearah hutan yang terlihat olehku seperti sebuah kerajaan dengan bangunan yang megah.

"Apa kesalahan anak manusia itu, hingga senopati menyiksa dia dengan membelit kakinya dan menggigit ibu jari kaki dengan menghujamkan taring dan menusuk-nusuk telapak kaki anak manusia itu.." tanyaku pada Senopati kerajaan ular siluman yang bernama Jambal Ireng.

"Manusia itu kurang ajar, sudah menginjak putra dari raja kami, hingga kepalanya remuk dan mati.." hardik Jambal Ireng.

"Bangsamu.. melihat keberadaan bangsa kami, tapi sebaliknya bangsa kami tidak mampu melihat keberadaan bangsa kalian, maka dari itu, maafkan kesalahan dan kelancangan dari bangsa kami.." jawabku sambil meghaturkan salam dan sekaligus meminta maaf.

"Satu nyawa dari putra raja kami harus diganti olehnya, untuk dijadikan pengganti nyawa yang hilang, dan tidak ada tawar menawar, faham." sergah Jambal Ireng sambil menjulurkan lidahnya yang bercabang.

"Sampaikan pada rajamu, permohonan maaf dariku yang mewakili anak manusia itu" sambil menunjuk kearah Reno yang tengah terbaring.

"Hai.. anak manusia, kamu bisa membebaskan dia kalau kamu bisa mengalahkanku dan rajaku, maka aku dan prajuritku akan menarik diri dari rumah ini.." tukas Jambal Ireng.

"Baiklah kalau itu mau-mu, juga sang raja-mu.." ucapku sambil mempersiapkan diri dan memasang kuda kuda.
close