Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PERANG GAIB


Gelap sepi lembab tidak ada suara sama sekali, perlahan kaki melangkah berharap tidak ada sandungan, detak jantung sedikit memompa lebih kencang. Bima berada di alam berbeda entah dimana? 

Terdengar suara riuh manusia, binatang, makhluk gaib, tapi tidak terlihat. Perlahan cahaya menembus gelapnya alam yang di pijak Bima, Terlihat di sekeliling penuh makhluk gaib dari berbagai bentuk. 

"Ada apa ini!" ucap Bima lantang di tengah kerumunan makhluk gaib.

Keluar tiga ekor macan belang berbadan besar tanpa basa basi menyerang menggigit, mencakar, lengan Bima menyebabkan luka parah, yang bisa dilakukan hanya berlari dan menghindari dari serangan macan. 

Tanpa disadari sebilah pisau muncul di tangan kiri benda pipih itulah yang digunakan untuk melawan ketiga makhluk gaib yang sedang mengamuk. 

Satu macan menyerang satu kali juga tusukan di jantung, macan itu langsung tersungkur tak bergerak. Darah pun menetes segar di lengan kanan akibat cakarnya. 

"Maju kalian sekarang jangan lari! Lihat teman kalian!" Sergah Bima lantang dia tidak akan mundur sedikit pun kali ini.

Tersisa dua ekor macan mengelilingi tubuh Bima yang hampir kehabisan darah, suara teriakan gemuruh makhluk gaib mulai terdengar kembali. Kali ini tujuh makhluk gaib berbadan besar muncul bersamaan. 

"Kalian bisanya hanya main keroyok saja,  panggil pimpinan kalian kesini." Belum selesai berbicara macan mengigit pundak Bima, bergerak saja tidak bisa apalagi lari. 

Satu kali pukulan benda tumpul dari salah satu makhluk berbadan besar menghantam dada. Darah segar pun keluar dari mulut. 

Bima babak belur di pukul ketujuh makhluk berbadan besar tanpa ampun, yang ada di hatianya hanya bisa pasrah semoga bantuan Allah segera datang. 

"Katanya kamu hebat kenapa tidak bisa melawan," ucap salah satu makhluk berbadan besar. 

Tubuh penuh darah tergeletak di tengah kerumunan makhluk gaib disana tidak ada yang bisa menolong,
Semua makhluk yang ada seperti kelaparan haus akan darah sangat menginginkan tubuh Bima. 

"Laillahaillah Muhammad Rosulullah," ucap Bima pelan, keadaan tiba-tiba sepi senyap yang ada hanya suara aliran air mengalir udara sejuk menerpa wajah yang penuh darah.
 
Perlahan Bima membuka mata terlihat seorang perempuan berdiri di atas batu besar didampingi tujuh ekor serigala masing-masing berbeda warna, hitam, merah, kuning, putih, abu-abu, emas dan belang. 

"Aku serahkan ketujuh serigala ini kepadamu, tapi ingat gunakan mereka di jalan kebaikan," ucapan perempuan itu sangat lembut wajah yang cantik anggun menggenakan pakaian serba kuning. Perempuan itu menghilang entah kemana setelah menyerahkan ketujuh serigala bersaudara. 

***

Bima pun terbangun dari tidur keringat dingin bercucuran, tubuh menggigil seketika, dada dan bahu terasa sakit saat disentuh. 

"Astaghfirullah, tidak ada habisnya mereka ingin membunuhku," gumam Bima. 

Ternyata tadi hanya mimpi entah apa maksudnya tapi seperti nyata, keadaan Bima setelah mimpi buruk itu sering muntah darah secara tiba-tiba. 

SEKIAN
close