Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

DALAM PELUKAN SETAN

Karmin dan darmi adalah sepasang suami istri, hidupnya pas pasan sebagai buruh serabutan dikarunian dua buah hati siska dan aldi, mereka masih anak-anak siska 3 tahun dan aldi 1,5 tahun, mereka selalu terluntah-luntah ketika mengais rejeki, kadang-kadang harus pinjam sana-sini tuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, menjadi bahan cemoohan adalah bisikan setiap hari. 

Peluk pikirnya terus dilingkupi beban hidup yang kian hari kian berat apalagi dengan membesarkan anak-anaknya, kadang terlintas di hati darmi untuk sebuah jalan pintas menerima ajakan pak jais sebagai pelampiasan hutang-hutang yang sudah menumpuk dengan tubuhnya yang memang masihlah sekel sexi dimata pak jais, tuk beberapa kali persetubuhan agar hutangnya terbebaskan. Sedangkan sang suami karmin masihlah susah mengais rejeki, dibuat makan aja susah apalagi untuk menambal hutang yang kian bengkak di sana-sini, sampai akhirnya terjadilah persetubuhan-persetubuhan itu di legalkan oleh sang suami yang memang sudah tak bisa lagi perpikir yang benar dan bernalar, hari semakin hari persetubuhan terus berlanjut mengiringi hari dirasa sebagai jalan keluar hidup yang pasti, dari pak jais ke pak bowo, lalu ke pak rudy seperti fenomena piala bergilir pemuasan nafsu yang berlatar belakang hutang-hutang,, 

Merasa mendapat untung dari persetubuhan-persetubuhan itu darmi pun ketagihan, karena kehidupannya pun mulai tak kekurangan, dia butuh uang tinggal telpon, uang pun datang dengan senang, dan ini menjadi beban pada karmin sebagai kepala rumah tangga yang sudah tak bisa mencegah kebiasan istrinya mulai malang melintang tengah malam dalam cumbu-cumbu uang haram.

Keresahan terus memenuhi benak hatinya anak-anaknya mulai tak terurus walau kini sudah berkecukupan dalam materi, dia mulai mabuk-mabukan dalam mengatasi rasa gelisahnya, tidur dimakam-makam tua nan angker menjadi kebiasaan barunya agar dapat wangsit untuk nomer togel yang joss biar bisa mengangkat istrinya dari persetubuhan piala bergilir ditiap malam, sampai pada suatu hari dia (karmin) berpamitan kepada sang istri darmi, “bu akan pergi beberapa hari ke gunung doain agar aku mendapat sesuatu kekayaan dari sana !!!,,” “allaaa,,, paling-paling kayak kemarin-kemarin mana,, ga ada hasilnya blasss !!!,,” kata darmi dengan sungut-sungut, 

Merasa sudah direndahkan sang istri, karmin pun berlalu sambil membawa sebuah tas kresek dan pergi begitu saja dengan membawa beban yang teramat berat di hati, karena istri yang dulu setia kini sudah gelap mata merendahkan nya. 

Perjalanan karmin ke tempat pegunungan itu tanpa hambatan seperti memang mendapat semangat pembuktian diri atas apa yang didapat dari sang istri, sesampai ditempat yang dituju suasana sepi hanya ada beberapa orang yang serupa dia mencari kekayaan dengan bantuan setan, lantas ditemuinya juru kunci (kuncen) memohon petunjuk, setelah diterima kuncen karmin disuruh mandi ditempat sumur tua yang terdapat pohon beringin amat besar pada tengah malam, dan berkatalah kuncen itu kepada karmin,, “nanti kamu mandi sendirian disana, aku menunggu disini, dan hafalkan mantra ini sebelum kau mandi,, “karmin hanya manggut-mangut,, 
“Dan setelah mandi kalau niatmu diterima, kamu akan ditemui wanita-wanita cantik berpakaian dayang-dayang kerajaan yang akan membawamu kejunjungan mereka,, yaitu nyai sekar dalu untuk dijadikan kekasihnya dan kamu harus bisa membuatnya senang agar semua hajatmu bisa terkabulkan,,” karmin masih mangut-mangut mendengarkan petunjuk dari kuncen,, “ayo mandilah kesana,, sudah hampir tengah malam dan ingat, niat mantra-mantra dibaca dengan benar dan bersungguh-sungguh agar apa yang kamu tujukan terlaksana!!,,” iya pak karmin menjawab,, lalu karmin pergi menuju sumur yang dituju, dia mantapkan hati sebelum mandi karena memang sumur itu tampaklah angker dan kelebatan-kelebatan bayangan hitam tampak sering terasakan oleh indra karmin.

Malam kian rapatkan barisannya jelaga-jelaga mengkirap semua suasana malam semakin mengerikan dan menakutkan suara burung hantu mengguguk meremangkan bulu kuduk apalagi dalam malam yang dingin, tawa, jerit, rintih pada tumbal pendahulu semakin terasa ketika karmin mulai mandi, serasa didalam sumur tampak ruh-ruh tumbal merintih sedih, diiringi tawa-tawa lirih penghuni pohon beringin yang terdengar nyata pada telinga ketika guyuran pertama, dan semakin jelas saat-saat pemandian syarat untuk bertemu nyai sekar dalu dilaksanakan. 

Kini setelah mandi tampak lah putri cantik dayang-dayang seperti yang dikatakan kuncen tadi, mungkin ada lima dayang-dayang cantik berpakaian ala kerajaan menjemput karmin untuk dihaturkan kepada sesembahannya yaitu nyai sekar dalu, kini karmin berjalan mengikuti dayang-dayang itu yang memang tak kasat mata seolah karmin berjalan sendirian dalam kegelapan malam menuju suatu tempat pertemuan dengan nyai sekar dalu tuk mengadakan ritual persetubuhan sebagai kekasih.

Kini karmin dihadapkan pada suatu pemandangan yang menakjubkan sosok perempuan cantik berpakaian tipis putih mengguratkan semua lekuk tubuh moleknya pada sebuah peraduhan sutra merah darah berhias kilau-kilau perhiasan dan permata sebagai perabotan, di meja-meja dan sekitar peraduhan itu, membuat semakin hijau mata karmin melihat semua itu, tetapi jika diamati dengan teliti di setiap kaki peraduhan atau ranjang sutra dan dimeja serta kursi kursi itu tampaklah pada kaki-kaki sebuah tumpuhan tubuh-tubuh manusia yang menangis dan letih sebagai kaki-kaki dari ranjang meja serta kursi,,, itu adalah buah dari tumbal jika suatu hari nanti sang peminta pesugian itu telah mati, maka secara langsung menjadi hamba-hamba penyangga tumpuhan ranjang meja dan kursi yang akan ditempati oleh nyai sekar dalu sebagai tumbal pengabdiannya nanti. 

Karmin nampak bergairah, bergelora tumpah ruah dalam satu pijakan kakinya, sebelum persetubuhan di lakukan karmin dihidangkan pada sebuah meja berisi hidangan ayam panggang yang mengugah selera makannya,, dalam loyang lempengan perak tempat ayam panggang lezat ketika akan dimakan, karmin dicerminkan sesuatu kejadian tangis seorang bocah,, tampaklah bayangan anaknya yang tercermin dalam loyang, dan anak itu sedang menangis hingga tangisannya terdengar begitu nyata ditelinga karmin,, dalam benaknya karmin berpikir anaknya menangis karena ditinggal ibunya pergi,, yang sebenarnya terjadi adalah anaknya itu sebagai tumbal pertama yang akan dimakan karmin sebagai sesembahan berupa hidangan ayam panggang tersebut,, dengan rakus dia memakan habis ayam panggang itu tanpa mengindahkan tangisan anaknya yang tercermin dalam loyang perak tersebut.

Ayam panggang pun habis tertelan seiring dengan menghilangnya suara tangis anak si karmin, tampak sang nyai sekar dalu tersenyum melambaikan tangan mengajak karmin menuju peraduhan mengadakan ritual persetubuhan untuk sebuah harapan dan impian tentang kekayaan. 

Keesok harinya karmin ditemukan kuncen tertidur disebuah lempengan batu di belakang pohon beringin yang tetutup pohon-pohon rumpun bambu dengan hampir tanpa pakaian melekat, begitu pulasnya hingga kedatangan pak kuncen tak diketahui olehnya,, sampai-sampai pak kuncen membangunkan dan disuruhnya mandi sekali lagi disumur tua nan angker itu lagi. 

Pulanglah si karmin dengan berseri-seri karena mendapat mengalaman yang belum ia rasakan sebelumnya dan berbangga karena menurut sang kuncen karmin berhasil dalam ritual juga bisa menyenangkan nyai sekar dalu berarti iktiarnya akan terkabul sesampai dirumahnya,, akan ada saja rejeki tak terduga dalam jumlah yang begitu besar ketika nanti sampai dirumahnya, dan memang,, uang disaku ketika menuju rumah tinggal lah 125 ribu kemudian yang 100 ribu dibuat beli togel untuk empat angka (as) satu nomer saja dikampung sebelah tak jauh dari rumahnya,, tapi apa, ketika dia sampai diujung jalan menuju rumahnya tampak berkibar bendera kematian di depan gang rumahnya,, dan orang-orang pada melayat beramaian,, hati karmin berdebar kencang, perasaannya pun tak enak ketika melangkah pulang,, orang-orang yang melihat karmin datang menyalami seraya ucapkan bela sungkawa, membuat karmin mempercepat langkahnya menuju rumah mungilnya,, kini tampak terbujur kaku anak lelakinya diatas pembaringan diiring isak tangis keluarga serta kerabat, darmi tidak tampak dalam tangisan itu mungkin didalam kamar bersama anak yang satunya, dibukanya jarit penutup mayat anaknya nampak tubuh anak lelakinya gosong-gosong seperti terpanggang dan ruam-ruam bekas gigitan disekujur tubuhnya,, tangis karmin pun tumpah sampai pemakaman seolah-olah tak percaya ada yang dilihat dan dirasa.

Senja telah datang menjelang akan berganti menjadi malam suasana duka menyelimuti keluarga kecil itu entah kenapa tiba-tiba anak lelakinya sakit panas tinggi semalaman berujung dengan kematian yang dipikir aneh oleh warga sekitarnya juga darmi sebagai ibu yang menjaga waktu anak itu sakit mengerang berujung di kematian, diantara pengiring doa-doa yang dilakukan rumah karmin tampak seseorang membawa tas kresek hitam dan kemudiaan menyerahkannya kepada karmin seraya meminta imbalan buruh hantar trasport,,

Ternyata malam ini karmin mendapat togel beberapa ratus juta rupiah dalam tas kresek tersebut, diantara rasa sedih kehilangan anak dan rasa gembira mendapat rejeki begitu banyak serta perasaan heran bercampur aduk dalam benak karmin, diserahkannya uang itu kepada si istri darmi bahwa dia telah berhasil,, tetapi tetap tidak sadar bahwa kematian anak lelakinya adalah tumbal pertama atas tindakannya sendiri,, sebenarnya peringatan itu sudah ada kala dalam loyang perak yang bercermin tangis anaknya sendiri itu, dan ayam panggang adalah sebuah perumpamaan dari anak yang menangis ketika dimakannya sampai habis.

Sebuah persekutuan dalam pelukan setan tak ada yang memakan tumbal pastilah meminta tumbal, tak ada yang gratis kata mereka, kencingpun harus membayar apalagi meminta kekayaan yang berlimpah haruslah yang sepadan imbalannya. 

Hari-hari berikutnya uang karmin beranak pinak, usaha apapun dia lancar bak bintang kejora melesat, memuncakkan kekayaannya dalam waktu singkat, sang istri darmi pun sudah terlepas dari piala bergilir bapak-bapak yang suka meminjamnya,, karmin kini berpindah kerumah yang lebih besar nan megah dan menyediakan sebuah kamar khusus untuk ritual dengan nyai sekar dalu ditiap senen legi dikarenakan waktu pertama kali karmin mengadakan ritual adalah senen legi, usahanya semakin hari semakin lancar jaya, dia juga kini sudah membangunkan rumah kuncen yang mengantarkannya pada kejayaan jalan pintas yang begitu mujarab mengakhiri kesulitan hidupnya dengan mempertemukan dengan nyai sekar dalu. Penjemputan tumbal kedua akan datang,, karmin mulai sadar bahwa kematian anak lelakinya adalah sebuah tumbal sesembahan yang diminta nyai sekar dalu sebagai imbalan untuk melancarkan semua rejekinya selama ini dan ritual persetubuhan adalah bunganya seperti layaknya kita meminjam uang kerentenir akan semakin menjerat dengan bunga-berbunga begitu juga dengan persekutuan pinjaman dengan setan akan selalu meminta bunga-berbunga entah itu buah kesenangan atau tumbal dari kerabat sendiri, keluarga serta orang-orang terdekat yang akan ditumbalkan, kalau pun dia tak bisa memberinya tumbal maka akan berakibat memakan dirinya sendiri. 

Itulah yang sebenarnya terjadi jika seseorang mengadakan ritual perjanjian dengan setan. Karmin pun memutuskan seorang anak dari salah satu pegawainya yang ada di desa dengan harapan agar tak dicurigai oleh warga setempat bahwa nantinya kematian itu akan sama dengan anaknya sendiri beberapa waktu yang lalu yaitu meninggal dengan panas tinggi hingga tampak gosong seperti ayam panggang yang meruam-ruam bekas gigitan, dia datangi calon korbanya dengan berbaik hati memberi bonus yang gedhe-gedhe menjelang penjemputan tumbal itu serta membelikan peralatan rumah tangga yang mahal untuk ukuran seorang pegawai kelas paijo nama dari salah satu pegawai karmin yang anaknya akan dipersembahkan sebagai tumbal, sampai pada penjemputan tersebut, begitu seterusnya terjadi hingga kekayaan karmin semakin menjadi jadi.

Entah sampaikan kapan ini semua berakhir mungkin sampai karmin sendiri yang akan menjadi tumbal dan akan dijadikan kaki ranjang peraduhan sang nyai sekar dalu selamanya.

Selama masih ada yang mengharapkan menjadi kaya dalam tempo singkat dengan perjajian-perjanjian dalam pelukan setan.

SEKIAN
close