Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Jejak Misteri Kisah Nyata "Si Tarjo" (PART 2)


JEJAKMISTERI - Rumah bu sisillia telah disulap tarjo menjadi rumah lawas bertaman modern semakin indah nan cerah kalau di pandang mata, membuat bu sisillia bangga atas kerja tarjo yang begitu sesuai dengan keinginan hatinya,-

tarjo pun kini dipercaya bu sisillia dalam urusan perawatan juga tanaman-tanaman yang diinginkan bu sisillia, hingga tarjo pun dipromosikan kepada semua koleganya, dan tarjo pun ketumpahan pelanggan begitu luas berkat promosi dari bu sisillia,-

suatu hari tarjo didatangi sosok sepuh dan seorang perempuan muda nan cantik jelita berhijab begitu angun kala melempar senyum, sosok sepuh itu mencari bosai jenis pohon pucang kalak, dan tarjo pun tak tahu menahu tentang pohon itu, kemudian orang tua itu meninggalkan sebuah alamat jika tarjo bisa mencarikan jenis bonsai pucang kalak itu,-

lagi-lagi tarjo di buat kelimpungan melihat lemparan senyum sang dara jelita itu, ketika meninggalkan stand tanamannya,
"Hebat bener pak tua itu ya., istrinya bohai mampus cantiknya" celetuk turah sambil tak berkedip melihat sang cantik itu berlalu.

"Aach masak si istrinya.." kata tarjo.

"Lihat to mas broo, cara mengandeng sang cewek itu kepada pak tua itu," jawab turah.

"Aach ndak mungkin rah., itu istrinya, bisa cucunya atau apalah yang jelas bukan istrinya," jawab tarjo rada rada emosi.

"Yeee ini kalau udah mulai membawa rasa, belum kenal cemburu duluan payah loe men," kata turah sambil berlalu.

Rasa penasaran tarjo pada sang dara tadi membuatnya mencari tahu tentang pohon pucang kalak, maka orang pertama yang dia tanyai adalah kedua orang tuanya, ketika tarjo bertanya kepada bapaknya, sang bapak ternyata tak mengetahui, dan kemudian tarjo bertanya ke pada ibunya, berharap si ibu bisa mengetahui jenis pohon pucang kalak,-

ketika tarjo menyebut pucang kalak, sang ibu tak serta merta menjawabnya, kemudian bu fatimah mengajak si tarjo memasukki kamar di mana ibunya menyimpan benda-benda tangkapannya, lalu mengeluarkan sebuah benda kuning kecoklatan dari kayu, dan berkata,
"Inilah kayu pucang kalak yang langkah itu,"

Tarjo pun memegangnya dan mengamati dengan seksama,
"Ini dari kakek buyutmu di berikan secara turun-temurun, dan sekarang kamu adalah pewarisnya setelah ibu, simpanlah," kata sang ibu sambil berlalu.

Kemudian tarjo mengejar ibu dengan segala keingin tahuannya tentang pucang kalak yang dipegangnya, ibunya hanya menjawab singkat,
"Nanti kau akan tahu dengan sendirinya tanpa ibu memberitahumu, simpan saja lah dulu dalam kamarmu,"

Tarjo pun terheran-heran dengan sikap ibu seolah-olah tertutup tentang pucang kalak ini, dan itu tidak seperti biasanya sikap sang ibu terhadap tarjo begitu kecutnya.

Dan itu membuat tarjo banyak berdiam diri dalam beberapa hari ini, melihat perubahan sikap itu sang ibu pun menegurnya,
"Kalau kamu ingin mencari pohon pucang kalak itu, pergilah kehutan di daerah pacitan, bawa pemberian ibu kemarin, kayu itu nanti akan menuntunmu dengan seijin Allah taa’alla, ibu merestuimu, kapan aku berangkat, dan ajak si turah untuk menemanimu.”

Mendengar itu tarjo pun tersenyum sambil memeluk ibunya, sebenarnya ada dua hal dari rasa penasaran tarjo yaitu dara cantik berhijab itu dan pohon pucang kalaknya,-

dalam pemikirannya pohon pucang tidaklah istimewah menurut tarjo tetapi penyandang nama kalak itulah yang menjadi pohon pucang kalak tersebutlah menjadi sangat amat spesial.

Tarjo pun menyiapkan perlengkapan sebagai bekal perjalanannya nanti, seperti yang pernah dia lakukan jika akan memasuki hutan atau gunung untuk mencari bahan bonsai yang bagus,-

keesokan harinya tarjo dan turah memulai perjalanannya dan mungkin ini perjalanan yang paling seru menurut kata hati tarjo, sesudah meminta ijin nan restu dari sang ibu dan bapak tarjo memulai petualangannya untuk mengetahui akan sebuah misteri dari pohon pucang kalak yang magis dan arti sebuah senyum dara cantik berjilbab yang dijumpai beberapa hari yang lalu.

Dalam perjalanan tarjo mampir disebuah peristiharatan milik salah satu temannya didaerah tepi hutan selatan ponorogo yaitu si maman, maman adalah sosok sederhana yang dikenal tarjo sudah lama, kadang-kadang maman lah yang mengirimi tarjo tanaman-tanaman bonsai dari jenis yang langkah, maman baru beberapa bulan telah menikah hingga di rumahnya kini ada perempuan yang menemani, yang mana dulunya ketika tarjo mampir hidup sendirian,-

turah yang semenjak perjalanan kebelet pipis langsung saja nyelonong kekamar mandi, karena memang turah sudah paham kondisi rumah maman yang sering di singgahi, setelah selesai turah berniat cuci muka karena memang tebal debu sisa perjalanan dirasa sudah mengganggu,-

turah pun clingukan mencari sabun untuk mencuci mukanya, setelah di dapati sabun itu, dia malah melirik yang ada di sebelah sabun tersebut, turah berpikir cairan dalam botol itu sejenis sabun cair, tanpa pikir panjang lagi di tuangkannya cairan di telapak tangannya, di gosok-gosok dengan dua belah tangannya kemudian diusapkan pada mukanya dengan merata,
"Wangi sirih" dia berguman, baru di guyurlah mukanya dengan air lagi dengan bersih "keset" dia berkuman lagi, kemudian dia pegangi sabun cair itu dengan seksama, tulisan dalam lebelnya sebagaian sudah hilang hanya yang tersisa tulisannya cuman sabun cair, turah berpikir akan membelinya suatu saat nanti jika ke toko, setelah selesai turah pun keluar dan melanjutkan obrolan dengan si maman dan tarjo.

Tarjo pun ingin mengikuti jejak turah untuk membersihkan diri ke kamar mandi, ketika hendak melangkah turah nyeletuk,
"Jo ada sabun baru, baunya wangi rada-rada aneh kayak ada sirihnya, itu looh yang sabun cair, coba lah, ben keset,"

Tarjo pun tak mengindahkan kata-kata turah, langsung masuk kamar mandi, tarjo pun tak mencuci muka melainkan mandi, di lihatnya sabun yang di bilang turah, di bacanya, disatukannya lebel tulisan yang sudah terkelupas dan tertulis "sabun cair miss v" setelah terbaca jelas tarjo pun tak bisa menahan tawa, meledaklah tawanya memenuhi kamar mandi itu,-

maman dan turah mendengar tarjo tertawa terpingkal-pingkal kemudian menghampirinya dan bertanya,
"Jo, jo nyapo jo," (jo, jo ada apa jo,) kata maman.

Tarjo tetap tertawa tak menjawab,
"Jo kowe kesurupan setan kamar mandi yo," tanya turah, sambil mulai menggedor-gedor pintu kamar mandi itu,-

dengan masih tertawa tarjo menjawab dari dalam kamar mandi,
"Oo gak air dingin seger sambil tetap tak bisa menahan tawa atas ulah si turah yang mengunakan sabun cair miss v sebagai sabun cuci muka," tak seberapa lama tarjo pun keluar dari kamar mandi masih dengan senyam-senyum kadang di iringi tawa-tawa sendiri ketika melihat tampang turah dan membayangkan ketika apa yang di gunakan ketika mencuci muka tadi.

Malam pun menyapa udara dingin begitu terasa, nyanyian alam malam begitu riang dalam jelaga-jelaga pekat kekuasaannya, satu persatu bintang gemintang muncul menghiasi langit, berpendar kerlap kerlip bagai peri-peri kecil yang tersenyum pada bumi,-

sang istri maman menyiapkan kopi jahe di balai-balai panggung depan rumah beratapkan daun alang-alang tersusun rapi nan sederhana, tarjo turah dan maman membakar jagung dan singkong, tarjo selalu tertawa-tawa ketika bertatap muka saling pandang dengan turah, itu membuat turah kian curiga atas kelakuan tarjo semenjak keluar dari kamar mandi sejak sore tadi,-

setelah matang semua di bawanya jagung juga singkong ke balai-balai untuk di nikmati bersama-sama, sungguh nikmat suasana saat ini mereka bertiga juga istri sang maman saling bergurau, tetapi tarjo masih tak mau mengungkap ketololan si turah yang menggunakan sabun cair miss v sebagai sabun cuci muka,-

itu dirasa adanya istri si maman agar tak menjadi kecanggungan si turah terhadap istri maman saja dan biarlah menjadi rahasia si tarjo, malam ini tarjo dan turah tidur di luar karena si maman sudah beristri yang dulu-dulunya mereka selalu tidur bertiga dalam kamar maman.

Menjemputlah pagi datang dengan gairah baru, kesejukan suasana membawa embun menetas di semua daun, bunga serta buah dengan beningnya, membasahi seperti menyelimuti semua dalam kebeningan serta kesegaran sang embun pagi, kicau sang kidung dahan mengkirap pusaka alam agar senantiasa bersyukur kepada sang pencipta,-

kabut tipis berjalan perlahan dan kadang berkejar-kejaran diantara barisan pohon tempat bermainnya, tunas-tunas muda mengeliat beranjak bangun dari mimpi para ketiak dahan, sebentar lagi sang mentari akan menampakkan diri melaksanakan kewajiban pasti menyinari bumi,-

kali ini tarjo tak bisa mengajak maman berpetualang masuk ke dalam hutan, itu karena kebaradaan sang maman telah berkeluarga, sehingga tarjo membatalkan niatnya untuk mengajak maman dalam petualangannya.

Tarjo dan turah berpamitan kepada maman untuk melanjutkan perjalanan, ada seraut wajah penyesalan si maman karena tak bisa mengikuti si tarjo dalam masuk kedalam hutan, itu di karenakan posisi si maman yang telah berkeluarga dan tak memungkinkan untuk meninggalkan sang istri dalam jangka waktu yang mungkin menelan waktu mingguan, mereka pun berpelukan perpisahan laksana sahabat sejati,
"Man kalau ke malang mampir ke rumah ibu sudah kangen sama kamu," kata tarjo sambil melangkah memasuki hutan selatan ponorogo untuk menuju utara hutan pacitan ke daerah kalak.

"Oh iyo jo., kapan-kapan tak mampir kalau ke malang, salam ke ibu dan bapak kalau sudah sampai dirumah," jawab maman.

"Adioos broo tak tinggal sak wetoro," kata turah ikut berpamitan.

"Iyoo rah ati-ati ojo sampai di untal macan, hahahhaaa," kata maman dalam candanya.

Setelah berjalan cukup lama tarjo dan turah beristirahat pada suatu tempat yang rindang menghela nafas panjang dan meluruskan kaki seraya bersandar pada batang pohon, mereka memakan bekal yang di bawa dari rumah maman sambil mengamati arah yang akan di tuju nanti, tarjo memberi tanda pada setiap perjalanannya dengan mengikatkan seutas tali dicabang pohon agar jika mengalami kebingungan dia hanya kembali kearah jalan yang sudah di tandai.

Setelah beristirahat dan sholat mereka melanjutkan perjalanan lagi hingga hari menjelang sore, tarjo di hadapkan pada suatu keadaan yang aneh, angin semilir dingin, bau amis beserta wewangian menebar disekitar, tak ada suara kicau burung dan serangga yang berbunyi, senyap dan berselimut kabut tipis menepi semua di tetumbuhan serupa batas penghadang daerah terlarang, bulu-bulu kuduk tarjo dan turah mulai berdiri meremang,
"Mungkin ini yang namanya hutan kalak yang angker itu," guman tarjo.

Turah hanya diam saja memandang dengan rasa was-was pada sekelilingnya, tarjo pun melangkah satu langkah ke depan dengan berucap, "Assalamuallaikah ya ahli gaib", setelah itu dia dan turah melangkah menembus kabut tipis di depannya.

Ketika baru beberapa langkah, mulailah kejadian aneh-aneh dihadapannya, semak-semak yang ada dalam serumpun berjalan-jalan saling tukar tempat satu dengan yang lainnya, tetapi tarjo dan turah tetap melangkah kedepan, walau si turah terus berpegangan pada lengan flanel tarjo karena mulai merasa ketakutan, tarjo tanpa gentar terus melangkah, kini kelebatan bayangan hitam mulai bermunculan di senja yang meremang dan sepi itu,-

desir bau-bau anyir kian jelas mulai mengganggu hidung mereka berdua, dan tiba-tiba saja serumpun kumpulan semak itu bergerak lagi untuk menutup jalan yang akan di lewati tarjo, tarjo pun merentangkan tangannya dengan berkomat kamit sebentar kemudian meletakkan telapak tangan kanannya diatas semak yang menutupi jalannya,-

tapi apa yang terjadi, telapak tangan tarjo seperti tersengat duri-duri tajam yang memerihkan telapak tangannya, padahal jelas-jelas semak tersebut tidaklah berduri, hingga tarjo mundur beberapa langkah,-

turah yang melihat kejadian itu langsung bereaksi untuk melangkah menyibak semak yang menghalangi jalan tersebut, tetapi sama seperti tarjo dan turah lebih parah lagi seperti tersengat aliran listrik hingga jatuh terduduk, lalu tiba-tiba tarjo mendengar bisikan gaib dari ibunya yang berkata "pukul lah dengan kayu kalakmu."

Tanpa pikir panjang tarjo keluarkan kayu pusaka pucang kalak dari dalam tas rangselnya kemudian diacungkan keatas beberapa saat kemudian berguman "bismillah" dan langsung memukulkan kayu pucang kalak itu ke semak-semak yang menghalangi jalannya,-

seketika semak-semak yang bergerak-gerak menutupi jalan membuka dengan sendirinya, lalu tarjo mengacungkan pusakanya keatas lagi, kini keanehanpun terjadi lagi kabut tipis yang meyelimuti area hutan membentuk sebuah lorong panjang kedepan dengan kiri kanan berdinding kabut tersebut,-

itu menerangkan bahwa dengan adanya pusaka pucang kalak tersebut yang teracung keatas sepertinya memberi jalan kepada tarjo dan turah agar melewati jalan yang disediakan tanpa harus keluar jalur pada dinding kabut sebagai pembatas,-

tarjo melangkah maju dengan terus mengacungkan pusakanya, tak seberapa lama tarjo dihadapkan pada sosok dua wanita cantik berpakaian putih-putih dengan selendang putih panjang menyentuh ditanah, rambutnya disanggul keatas hingga memperlihatkan jenjang mulus lehernya, tusuk konde terbuat dari emas serta dilingkari dengan manik-manik batu mulia, anehnya wanita tersebut berkaki telapak kuda, itu terlihat jelas pada mata tarjo dan turah.

"Sugeng rawuh kisanak di kerajaan kami, aku arimbi, dan dia arimbu" kata sosok wanita cantik berkaki kuda yang bernama arimbi.

Turah tak sedikit pun berkedip pada dua sosok wanita cantik di depannya, dia terus menikmati suguhan kecantikan dari dua sosok penjaga itu untuk memanjakan matanya, tetapi begitu melihat kaki-kaki mereka yang berbulu lebat nan hitam dengan telapak kuda turah jadi bergidik sendiri di buatnya. 

Mereka berdua begitu sopan dengan tarjo, dan meminta maaf atas ketidak tahuan dari anak buahnya yang menghalangi perjalanan tarjo dengan gangguan berupa kumpulan kabut serta semak-semak penghadang jalan,-

tarjo tetap dengan senyumnya yang khas, akhirnya mereka berdua mengajak tarjo dan turah memasuki dunia kerajaan gaib "Negeri Atas Angin Hutan Kalak".

Tampak didepan adalah lorong panjang dengan dinding kiri kanan kabut tebal dan bagian atas juga beratap kabut, bahkan kaki mereka pun menginjak kabut ketika berjalan, lorong itu nampak panjang dan di depan sana terlihat pohon besar tinggi menjulang begitu rindang, ya hanya ada satu pohon disana yang terlihat mungkin itu tujuan arimbi dan arimbu mengajak tarjo serta turah yaitu negeri yang mereka sebut dengan Kerajaan Atas Angin Hutan Kalak.

Sesampai di depan pintu gerbang dari pohon yang terlihat jauh tadi, telah berdiri dua sosok penjaga bertampang angker nan sangar, berwajah manusia dengan bertampang pemarah telanjang dada, memperlihatkan otot-ototnya yang sangat kekar berselempangkan dipunggungnya dua bilah pedang hingga terlihat gagang pedang itu diantara kedua pundak, tetapi dibawah pusarnya berbentuk macan loreng-loreng berkaki empat dan berekor layaknya macan sangat besar sekali sebesar kerbau,-

dan yang satunya juga sama bertampang angker dengan bersenjatakan gadah besar bergigi merata yang tajam-tajam terpanggul di pundaknya, mereka berdua bernama anggodar dan anggodir, yang bersenjata gadah bergigi adalah anggodar sedangkan anggodir bersenjatakan dua bilah pedang, itu menurut penjelasan dari arimbu.

Mereka berdua pun memberi salam kepada arimbi dan arimbu serta kedua tamunya yaitu tarjo serta turah, setelah itu tanpa banyak bicara langsung membukakkan pintu gerbang Kerajaan Negeri Atas Angin Hutan Kalak,-

begitu dibuka tampaklah suasana yang tak terkira sebelumnya oleh tarjo dan turah, pulau-pulau mengapung di udara, gunung air terjun dan semua pemandangan begitu menakjubkan suatu pemandangan yang membelalakkan mata, tarjo dan turah melongo kagum, takjub dan hampir tak percaya, ada kereta yang menunggu mereka berempat,-

sebuah kereta kencana yang di tarik puluhan capung dan lebah, dan mereka seukuran burung-burung merpati, dengan kepala rada-rada aneh bertanduk cabang semua dengan raut muka hampir seperti kuda dan matanya tetap seperti capung maupun lebah, tarjo dan turah beserta arimbi, arimbu menaiki kereta, arimbi dan arimbu sebagai kusirnya sedangkan tarjo dan turah duduk di dalam kereta.

Dunia negeri atas angin hutan kalak sangat indah selayak dunia lain tanpa batas, bebatuan besar seperti pulau mengapung diudara di tumbuhi ribuan tanaman yang aneh-aneh hampir tak ada di dunia nyata, air mengalir pada sungai-sungai yang berhulu pada air terjun eksotis, pohon-pohon raksasa juga mengapung di udara sedangkan akar-akarnya menjulur-julur lebat nan angker berpenghuni binatang-binatang buas dunia negeri atas yang bertampang aneh-aneh, ada lipan berkepala manusia dengan dua tangan dan mempunyai kaki puluhan pasang yang bercakar tajam selayaknya naga di negeri alam dongeng, dan masih banyak lagi yang susah disebutkan.

Tarjo begitu takjub akan semua yang dilihat sedangkan si turah masih melek merem dengan semua yang dia lihat, kalau melihat yang baik-baik dia melek kalau melihat yang jelek-jelek dia merem begitu seterusnya sampai disuatu tempat perjalanan memasuki hutan yang begitu lebat dan gelap, ada beberapa pohon yang akar-akar sulurnya mengeluarkan cahaya redup putih kehijau-hijauan dan disitu banyak menempel sejenis serangga seperti lalat berkepala manusia kerdil tetapi mulutnya lancip seperti paruh burung yang tajam,-

tiba-tiba di balik pohon itu muncullah raksasa becawet kumel dengan senjata gadah di tangan kanan dan tameng baja di tangan kiri menghadang kereta yang di kusiri arimbi dan arimbu, dan dengan lantang berkata,
"Serahkan bangsa manusia itu biar kumakan bersama piaraanku,"

Raksasa itu menyerupai muka kera sipanse bertaring satu di tengah dan bermata satu di jidad, berkulit kasar hitam kecoklatan, dengan bulu kasar jarang-jarang, kepalanya plontos dan dengan hidung yang selalu keluar ingus kotornya, suaranya serak-serak parau dalam, kaki dan tangannya menyerupai kera besar,-

merasa tamunya mendapat ancaman arimbi segera mengeluarkan pedang yang muncul begitu saja di tangannya, pedang yang bercahaya kebiru-biruan "makhluk dajal menyingkirlah kau dari hadapanku" kata arimbi yang langsung menyambarkan pedangnya kearah raksasa tersebut.

Pedang arimbi menyala-nyala mencari sasaran dengan gesitnya tetapi tameng dari sang raksasa begitu ampuh hingga pedang cahaya biru arimbi tak bisa menyentuh sang raksasa,
"Hahahahaa ayo keluarkan kemampuanmu senopati arimbi, ini aku lawanlah," kata si raksasa.

Pedang arimbi kembali menderu-deru dan berputar seperti anak panah yang terlepas dari busurnya, menyerang si raksasa yang masih terus tertawa sambil melindung sengatan dan tebasan dari pedang cahaya milik arimbi,-

merasa tak dapat menyentuh oleh kuatnya tameng dari si raksasa, arimbi mengeluarkan cemeti geni ditangan kirinya, tameng di tangan kiri raksasa menahan gempuran pedang cahaya arimbi sedangkan gadah besarnya berputar-putar hingga membentuk suatu pusaran angin yang menyelimuti tubuhnya agar tak tersambar oleh cemeti geni arimbi yang terus terlecut seperti petir yang menyambar-nyambar pada pusaran angin puting beliung.

Sang raksasa kian panas kian gesit, laksana seekor kera melompat kesana kemari dengan lihainya dan selalu memukulkan gadah besar pada sekitarnya, hingga membuat getaran-getaran yang mengacaukan konsentrasi arimbi dalam menyerang,-

melihat arimbi terdesak arimbu yang duduk diatas kereta segera membantu dengan melepas senjata pamungkasnya yaitu sewu panah cakra yang dilepaskan dari tempat duduk kusir kereta kencana yang di tumpangi tarjo dan turah,-

tarjo ingin keluar membantu tetapi pintu kereta telah terkunci dengan sabdo kabut seribu peri jadi tak bisa kecuali arimbi atau arimbu yang membukanya, itu dilakukan seandainya terjadi apa-apa dengan arimbi arimbu, tarjo dan turah tetap aman di dalam sampai bantuan datang menyelamatkannya.

Ketika panah sewu cakra dilepas arimbu melesat kearah sang raksasa, tiba-tiba serangga yang berkepala orang kerdil segera terbang semua melindungi sang majikannya yaitu si raksasa,-

ribuan serangan beterbangan menjadi tameng hingga menghadang laju panah cakra sewu, menjadikan serangan dari arimbu dapat dimentahkan oleh serangga tersebut, walau banyak yang berjatuhan oleh serangan panah cakra sewu, tetapi jumlah serangga itu kian bertambah banyak dan kini menyerang arimbu yang terus-menerus melepaskan panahnya,-

ketika arimbi dan arimbu mulai terdesak, tiba-tiba pusaka tarjo kayu pucang kalak yang terselip di pinggangnya mendadak menjalarkan hawa hangat pada tubuh tarjo dan menyala benderang keluar sendiri dari pinggang tarjo dan melesat keluar menerobos kereta kencana yang di lindungi sabdo kabut peri jebol oleh pusaka kayu pucang kalak dan meluncur membentuk payung cahaya putih menyilaukan mata menerobos barisan serangga berkepala manusia kerdil dan merontokkan semua serangga itu karena tersengat cahaya payung yang dipancarkannya begitu sangat amat panas menyengat hingga bau gosong serangga berontokkan ketanah dan sisanya melarikan diri masuk kedalam hutan,-

cahaya payung panas yang di keluarkan kayu pucang kalak kini mengarah kearah si raksasa menerobos membakar tameng hingga melumer tameng baja itu, dan membuat si raksasa terjungkal oleh sengatan panas cahaya payung kayu pucang kalak,-

melihat sang raksasa terjungkal, dengan cepat pedang biru arimbi langsung menyambar membelah kepala sang raksasa mengakhiri hidupnya, turah yang ketakutan dalam kereta menyembunyikan kepalanya dengan nungging, sedangkan tarjo mengamati dengan tegang dan tak menyangkah akan kesaktian dari pusaka pemberian ibunya itu.

Arimbi arimbu selamat dari kemurkaan si raksasa dan piaraannya, kayu pucang kalak pun melesat kembali pada pemiliknya yang kini sudah tergenggam ditangan tarjo lalu di selipkan kembali dipinggang, arimbi arimbu menghaturkan sembah bakti ucapan terima kasih kepada tarjo,
"Terima kasih raden mas, atas semua bantuannya" kata mereka berdua.

Tarjo tak menjawab sepatah katapun hanya tersenyum sambil garuk-garuk kepala saja, karena dia tak merasa membantu sama sekali, pusaka pucang kalak keluar dengan sendirinya dan menyerang sang penghadang,-

merasa tamunya orang hebat, arimbi arimbu menarik sabdo kabut peri dari kereta kencana yang di tumpangi tarjo dan turah, turah kini bisa tersenyum dan berlaga sok jago membusungkan dada sambil berkata,
"Aach tak apa-apa, itu soal kecil nanti kalau ada raksasa lagi sepuluh orang aku akan turun langsung menumpasnya, itu tadi kita duduk-duduk saja si raksasa sudah mampus, apa jadi kalau kita turun langsung," sambil senyum-senyum bagai sosok sang jawara.

Tarjo melihat kelakuan turah hanya bisa tertawa kecil. Arimbi dan arimbu kemudian menaiki kursi kereta kencana untuk melanjutkan tujuan ke istana kerajaan atas angin hutan kalak, dalam perjalanan selanjutnya para capung dan lebah penarik kereta kencana melaju begitu kencang sesuai perintah kusir senopati arimbi dan arimbu, melintasi pegunungan yang indah banyak beterbangan penghuninya seperti ular-ular bersayap garuda serta kelelawar-kelelawar berkepala manusia penghisap darah dengan taring-taring tajam menyeringai dan liurnya membasahi mulut ketika mencium darah sosok manusia yang melintas di daerah pegunungan tempat bermukimnya,-

arimbi langsung melindungi kereta dengan cemeti geninya, berputar-putar terlecut hingga menimbulkan suara-suara selayak petir menyambar, agar para kelelawar penghisap darah tidak menghadang perjalanannya, dan kalaupun ada yang nekat menyerang kereta maka ketika cemeti geni menyentuh si penggangu mampuslah mereka yang kena cemeti geni terbakar dan akan jatuh,-

dalam kepungan para kelelawar penghisap darah kereta melaju sangat kencang, tiba-tiba dari arah belakang kereta terhantam sesuatu yang besar hingga kereta terpelanting kedepan memutuskan tali-tali dengan sang penariknya, kereta terjatuh diatas pohon raksasa, arimbi dan arimbu bergegas sigap melihat para tamunya, ternyata tarjo dan turah tak melihat atau merasakan gunjangan tadi hanya merasa di ayunkan saja dan tiba-tiba serasa mendarat tanpa terjadi guncangan hebat,-

mungkin itu satu kehebatan kereta kencana yang di tumpangi tarjo dan turah, meski terjadi kecelakaan tetapi yang didalam serasa aman, yang menghantam tadi ternyata sosok ular besar bersayap, menghantamkan ekornya ke kereta kencana karena mencium bau manusia dalam kereta itu, seketika arimbi dan arimbu melesat keatas mencari sang ular yang menghantam kereta yang di kusirinya, ternyata selendang mereka juga berfungsi sebagai sayap yang membentang panjang dengan indahnya, lemas tapi laksana baja yang tajam jika di gunakan sebagai senjata.

Ular itu kini menyemburkan api kepada arimbi dan arimbu dengan seketika selendang yang juga sebagai sayap langsung bergerak sebagai tameng dan perlindungan dari kobaran api yang dikeluarkan oleh sang ular raksasa bersayap tersebut,-

pertarungan hebat pun tak bisa dielakkan, sosok ular raksasa yang terbang bertarung dengan dua senopati negeri atas angin hutan kalak, arimbi dengan pedang cahaya biru di tangan kanan sedangkan tangan kiri memegang cemeti geni yang sudah berkobar-kobar mencari sasaran,-

sedangkan arimbu sudah membentangkan busur panah cakra sewu dan dilepas melesat kearah ular raksasa untuk menghujaninya, sang ular pun,-

begitu melihat ribuan panah mengarah kepadanya, maka sang ular langsung melepaskan semburan api untuk menghadang laju dari panah sewu arimbu, dengan demikian terjadilah benturan atas pertemuan sewu anak panah dengan semburan api di udara hingga terjadi dentuman dashat atas pertemuan dua kekuatan itu.

Melihat kesempatan itu arimbi meluncur berniat menebas sayap-sayap dari sang ular raksasa yang sedang melayani gempuran dari arimbu, tetapi sang ular tahu maksud dari serangan dari arimbi, dengan gesitnya sang ular meliuk-liuk akrobatik di udara.

Sementara kedua senopati negeri atas angin hutan kalak bertarung mati matian, gerombolan manusia kelelawar penghisap darah telah mengelilingi kereta kencana, dengan tampang angkernya, mereka meneror yang berada di dalam kereta, dengan mencakar-cakar serta menendang-nendang bagian dari luar kereta, hingga membuat rasa takut pada diri turah,-

melihat itu tarjo bangkit dan mengeluarkan pusakanya yang sudah mulai menyala dan berhawa panas dalam genggamannya,
"Rah , kowe disini saja aku tak keluar," kata tarjo.

"Ojo mas ntar kamu di keroyok codot kuwi 'codot = manusia kelelawar'"jawab turah sambil memegangani baju tarjo karena takut.

"Sudah disini saja lihat lah, kereta ini tak bisa mereka buka, percaya aku rah," kata tarjo.

"Masss, turah mulai merengek ketakutan, kalau mereka bisa masuk aku kudu piyee," kata turah dengan terus memelas.

"Kalau mereka masuk dan menggigitmu bales dengan menggigit kupingnya," kata tarjo.

"Emang aku apaan ngigit kuping codot," celetuk turah dengan sedikit sungut-sungut.

Tarjo tersenyum sejenak, lalu mengangkat pusakanya tinggi-tinggi dengan tangan kanannya seperti mengacungkan, seketika cahaya benderang memenuhi kereta kencana, hingga membuat kegaduhan akibat cakaran dan tendangan manusia codot menyingkir beberapa langkah menjauh dari kereta kencana,-

karena cahaya dari pusaka tarjo menyilaukan mata mereka, tarjo pun keluar dari kereta mengangkat pusakanya yang mengeluarkan cahaya memayung hingga ribuan manusia codot menjauh menghindari cahaya yang dikeluarkan dari pusaka itu, dan begitu di arahkan kegerombolan manusia codot tersebut langsung lari terbirit-birit dan terbang menjauh.

Dari atas kereta tarjo melihat pertempuran arimbi arimbu dengan ular raksasa di udara, pertarungan yang sangat seru diatas sana,-

seketika itu tarjo melepaskan pusakanya dan melesat keatas dengan sangat cepat membentuk cahaya payung putih dan berseru keras,
"Arimbi.., Arimbu minggirlah..."

Mendengar seruan dari tarjo dan juga melihat kilauan cahaya panas pusaka pucang kalak, arimbi dan arimbu menghindar jauh dari laga pertempuran, dan kini pusaka tarjo melaksanakan tugasnya menumpas siapa saja yang mengancam majikannya,-

cahaya payung itu seperti panah besar mengarah ke sang ular raksasa, melihat serangan datang sang ular langsung menyemburkan api dari dalam mulutnya untuk menghadang laju dari cahaya pusaka itu, tetapi semburan api itu sia-sia, laju cahaya payung tak terbendung dan langsung menghantam kepala sang ular hingga hancur, robohlah sang ular raksasa itu menghunjam ke hutan dengan tewas mengenaskan,-

arimbi arimbu kini sudah diatas kereta kencana di samping tarjo menyaksikan bersama tewasnya sang raja ular raksasa kedalam hutan dan bangkainya menjadi rebutan makanan penghuni hutan yang aneh-aneh rupanya,

"Kita akan melewati dua hutan lagi untuk sampai kedalam istana kerajaan atas angin hutan kalak," kata arimbi.
"Satu hutan terang dan satu lagi hutan gelap" kata arimbu menambahi.

Arimbi mengeluarkan satu kotak kecil dari balik bajunya, diletakkan diatas tanah kemudian mengetuknya sebanyak enam kali, setelah itu keluarlah asap putih sebanyak enam keluar dari dalam kotak, dan asap-asap itu kini berubah menjadi enam ekor kuda putih yang gagah-gagah juga bersayap putih, memiliki satu tanduk bergerigi nan tajam di kepalanya.

Angin sepoi berhembus menerpah wajah merasakan kesejukkan memasuki raga, kidung-kidung aneh berbisik-bisik mengikuti misteri angin yang berhembus merupa bahasa-bahasa semesta dunia gaib kerajaan atas angin,-

semilirnya membuat umat yang hidup dihutan itu berkiblat sejenak merasakan kedamaian yang datang, semua beban di hati dilepas mengikuti semesta alam yang sedang berhembus,-

mungkin itu sebuah bentuk rasa bersyukur pada sang pencipta atas semua karunia yang ada, semua kehidupan di hutan itu seperti mengheningkan cipta, ada yang bersujud, berdiam diri, berlutut, mengikuti irama yang tercipta pada hembusan angin itu.

Setelah semua itu arimbi arimbu memasang tali kuda-kuda putih bersayap pada kereta kencana dan segera melanjutkan perjalanan lagi menuju istana kerajaan atas angin hutan kalak,-

kuda-kuda penarik kereta begitu gagahnya serta gesit ketika menarik kereta kencana, di darat mereka begitu kencang di udara gesit tiada banding, arimbi dan arimbu terus memacu kereta kencananya dengan kencang agar cepat sampai di tempat tujuan mereka,-

entah apa yang membawa tarjo dan turah ke istana kerajaan atas angin hutan kalak ini, hingga arimbi dan arimbu begitu mati-matian dalam menjaga si tarjo dan turah, dalam benak tarjo pun berbaris puluhan tanya di kepalanya, kenapa dia dibawa ke istana kerajaan atas angin dengan segala keamanan tingkat tinggi. 

Kuda-kuda sang penarik kereta terus meringkik dalam lajunya, pertanda sebuah peringatan agar jalannya tak terhalang kalaupun ada yang menghadang akan di libasnya dengan kaki-kaki serta sayap-sayap kokohnya,-

kereta kencana terus melaju kencang memasuki hutan terang begitu semua menyala-nyala, banyak tanaman yang berdaun seperti lampu berkelap-kelip mengeluarkan cahaya, jika di dunia nyata mungkin itu sebuah bentuk dari mata daun yang mengeluarkan oksigen, sedangkan di hutan terang negeri atas angin daun-daun di hutan terang kebanyakan mengeluarkan cahaya, ada yang terang dan redup semuanya mengeluarkan cahaya,-

seperti di taman-taman kota dunia nyata yang menghiasi semua tanaman dengan lampu kerlap-kerlip seperti hajatan peringatan hari jadi kota, tetapi di hutan terang negeri atas angin semua pohon mengeluarkan cahaya tak mengenal waktu, hanya pada waktu tertentu kadang-kadang cahaya dari pohon-pohon itu meredup dan pada saat lain akan terang kembali, ya begitulah siklus yang terjadi dihutan terang negeri atas angin,-

anehnya adalah para penghuni dari hutan terang kebanyakan mereka yaitu berwarna gelap hitam, coklat atau kombinasi hitam dan coklat bertampang sama seperti kebanyakan makhluk-makhluk aneh negeri atas angin hutan kalak, hanya yang membedakan diwarna kulitnya yaitu gelap, juga mulai tampak manusia manusia kerdil bersayap seperti sayap lebah ataupun capung,-

mereka sama dengan manusia pada umumnya hanya saja kerdil dan bersayap, senjata yang di pegang menganut senjata jaman dulu, yaitu panah pedang, kapak dan lain sebagainya, binatang-binatangnya juga tak berbeda dengan yang sudah sudah ditemui oleh tarjo dan turah, bahkan raksasanya bermacam-macam, bermata satu, bermata dua, ada yang berambut gimbal dengan raut wajah yang tak kalah mengerikannya, berkaki seperti kera dan, kaki kuda kebanyakan ada yang berbaju ala kadarnya dan juga hanya bercawet saja,-

bentuk dari raksasa hutan terang negeri atas angin sangat beragam dan rata-rata tunduk kepada arimbi arimbu, karena pada dahulunya senopati arimbi dan arimbu telah dapat mengalahkan raja-raja raksasa hutan terang, hingga yang menjadi bawahan akan menjadi patuh dan taat kepada kedua senopati negeri atas angin hutan kalak yang terkenal dengan angkernya.

Tak ada halangan yang berarti ketika memasuki hutan terang, kuda penarik kereta begitu tangguh dan gesit melintasi hutan terang, sampai pada sisi dalam hutan dimana pohon-pohon raksasa yang kokoh-kokoh mengangkang diantara pohon-pohon raksasa lain yang begitu lebat dan menyala-nyala terang, dan di dahan-dahan dan cabang pohonnya terdapat banyak benda hitam seperti buah nangka tetapi sebesar rumah-rumah juga ada yang sebesar kerbau, itu yang paling kecil, di ujung bawahnya terdapat lubang yang menjorok keluar seperti sebuah landasan luncur, dan lubang itu paling banyak cuman lima buah, arimbi memperingatkan tarjo dan turah dengan berkata,
"Kita melewati sebuah koloni besar suku kanibal yang sangat ganas dan rakus, harap hati-hati raden mas, kalau dirasa tak perlu jangan keluar dari kereta.,"

"Serupa apa mereka?" tanya tarjo sambil melihat keluar bentuk-bentuk buah nangka yang banyak tergantung di pohon-pohon raksasa itu dan mungkin jumlahnya ribuan buah nangka.

"Mereka serupa semut berkaki tangan dan kepala seperti manusia, sangat kejam dan di takuti di hutan terang ini hampir semua penghuni hutan terang menjadi buruannya, terdiri dari dua kelompok yaitu pasukan terbang dan pasukan darat sama-sama kejam dan cerdiknya dimana pasukan terbang dilengkapi dengan sayap sedangkan pasukan darat bertangan empat," kata arimbu.

"Dalam menyerang selalu berkekuatan penuh di pimpin dua panglima perang dengan warna paling hitam warnanya, dan dipimpin sosok ratu dengan ukuran paling besar dengan pantat menyala seperti kunang-kunang dan memiliki beberapa duplikat ratu untuk keselamatan sang ratu itu sendiri dari musuh-musuhnya," arimbi menambahin.

"Sang ratu selalu tersembunyi diantara tengah-tengah rumah koloni itu bersifat sebagai bentuk penjagaan dari sang ratu itu sendiri," kata arimbi lagi.

Laju kereta kencana terus terpacu, sang kuda-kuda penarik kereta tak mengenal lelah, ketika memasuki wilayah koloni suku kanibal, sang kuda-kuda sudah tak meringkik-ringkik lagi, seakan tahu tak ingin mengusik ketenangan dari koloni suku kanibal tersebut, kini mereka mulai bermunculan di lubang-lubang seluncuran rumah koloni,-

ketika mendengar dan melihat kereta kencana kerajaan negeri atas angin datang, mengedap-ngedapkan sayap mereka tanda siaga, mereka sebesar burung merpati, arimbi dan arimbu mengangkat tangannya tanda memberi hormat pada semua koloni yang menampakkan diri dan memberi satu tepuk tangan bersahutan antara arimbi arimbu tanda pemberian salam kepada sang ratu yang tersembunyi diantara ribuan rumah koloni itu sebagai tanda salam dari kerajaan negeri atas angin kepada sang ratu suku kanibal siluman semut hutan terang,-

ketika kereta kencana semakin masuk kedalam hutan, tiba-tiba sang pengintai mencium bau-bau yang dikeluarkan dari sosok khas manusia, dan memang sebelum memasuki hutan terang, arimbi telah memasang sabdo kabut peri agar keberadaan tarjo dan turah tidak terlihat atau tercium oleh para koloni suku kanibal,-

ini di luar dugaan si turah telah kentut dalam kereta meski tak tercium bau pada tarjo yang di sebelahnya, tetapi itu merupakan bau khas manusia hingga memicu curiga dari para pengintai untuk mengetahui isi dari kereta tersebut, dan ketika mereka mengetahui adanya manusia dalam kereta, serta merta mereka memberi tanda kepada koloni untuk menghadang laju kereta,-

tetapi sang kuda-kuda penarik kereta sudah tak mau berhenti jika tak sampai pada tujuan akhirnya, mereka menerobos sepasukan penghadang hingga formasi mereka memecah oleh laju kereta dengan kuda-kuda yang begitu gigih nan garang ketika ada yang menghalangi laju jalannya.

Melihat gelagat kurang baik kedua senopati negeri atas angin hutan kalak mengeluarkan senjata masing-masing dan siap berperang menghadapi serangan dari suku kanibal hutan terang, dan memang mereka kini dalam hitungan detik sudah datang dengan ribuan pasukan mengepung bukan menyerang kedua senopati,-

tetapi berupaya membajak isi dari kereta kencana dengan begitu garangnya, arimbi arimbu serta kuda terbang melihat tamunya mendapat ancaman dari suku kanibal hutan terang, mereka berusaha sekuat tenaga untuk melindungi tamu-tamunya, sang kuda terbang terus berusaha menerobos hadangan barisan formasi para suku kanibal, sedangkan arimbi membuat lingkaran yang berputar putar mengitari kereta kencana dengan cemeti geninya sedangkan pedang birunya membuat cahaya begitu terang menyala-nyala yang ditebaskan kekiri dan kekanan dengan sangat cepat ketika ada siluman semut yang mendekati kereta kencana,-

sedang arimbu menghadang dengan melepas panah sewu cakra untuk menghadang barisan bantuan yang datang mengeroyok mereka berdua beserta kuda-kudanya yang terus berlari.

Kini pertempuran besar pun tak terelakkan, arimbi melepas kotak kedua yang berisi ribuan lebah sebagai pasukan pelindung dan penyerang jika mereka kalah dalam jumlah dan kekuatan, setelah kotak kedua di lepas maka ribuan lebah versi negeri atas angin hutan kalak beramburan keluar menjadi pasukan dan ikut berperang menghadapi siluman semut yang begitu banyak,-

ukuran lebah yang keluar dari kotak kedua arimbi adalah, sebesar genggaman tangan-tangan dengan paruh lancip nan tajam sedangkan sengat mereka berkait dan beracun, bentuk lainnya hampir sama dengan lebah di dunia nyata cuman warnanya kemerah-merahan di tubuh dan hitam di kepalanya, mereka langsung berhamburan menerjang yang mereka anggap musuh,-

tarjo melihat pertempuran itu, ingin rasanya mengambil bagian, sedangkan turah sang pemicu pertempuran karena kentut semakin stres melihat diluar semakin semrawut oleh suara-suara aneh dan muka-muka mengerikan ketika mati diatas kereta yang terlihat oleh mata kepalanya sendiri, dan itu membuat dia semakin lancar kentutnya terpicu oleh perasaan stres nan ketakutan tersebut, dan turah pun nungging menyembunyikan kepala sedangkan pantatnya mengarahkan kepada tarjo,-

hingga tarjo kewalahan mendapat serangan kentut turah, dan ingin segera keluar mencari udara segar dan juga membantu arimbu arimbi dalam melawan ribuan pasukan suku kanibal siluman semut yang kian beringas dalam mengeroyok, lebah-lebah arimbi dan siluman semut hutan terang bertarung mati-matian hingga banyak yang berguguran berserakan di tanah hutan terang,-

sedang arimbi dan arimbu membabi buta terus membabat semua yang mendatangi kereta kencana, tarjo sudah mengeluarkan pusaka kayu pucang kalak dan memohon petunjuk kepada ibunya dengan menempelkan pusakanya di dada, seketika ada bisikan dari sang ibu,
"Tiuplah gagang dari pusakamu,”

Seketika di tiupnya gagang dari pusaka tarjo, hingga mengeluarkan suara seperti seruling yang tak beraturan dan mengandung hawa tenaga dalam yang sangat besar membuat semua pengeroyok mundur menjauh dari kereta kencana, hingga sang panglima perang siluman semut bertanya dengan lantang kepada kedua senopati negeri atas angin hutan kalak,
"Wahai senopati siapa gerangan baginda yang berada di dalam kereta kencanamu peniup pusaka agung pucang kalak,”

Sebelum dan arimbi arimbu menjawab, ratu dari siluman semut keluar dengan para duplikatnya berada di belakang sang ratu, mereka sama persis dengan sang ratunya, dan hanya warga mereka sendiri yang bisa mengenali sang ratunya sendiri,-

bahkan arimbi dan arimbu pun tak bisa mengenali mana yang asli dan duplikat dengan benar, dan sang ratu berkata,
"Wahai baginda yang agung keluarlah, salam damaiku untukmu, maafkan wargaku yang tak mengenalimu sedikitpun, mohon di maafkan,”

Mendengar itu tarjo pun menghentikan tiupan pusakanya, dan keluar dari kereta kencana dengan seijin arimbi arimbu, begitu tarjo keluar dengan menangkupkan kedua telapak tangannya memberi salam hormat tanpa kata-kata, sedangkan pusakanya terapit diantara kedua telapak tangannya memancarkan cahaya putih nan redup, membuat sang ratu mundur beberapa langkah dan menunduk tanpa berani memandang kearah tarjo yang kini diikuti semua warganya, tak ada satupun yang berani memandang tarjo yang berdiri diantara arimbi dan arimbu.

"Maaf baginda, maaf baginda” itu yang keluar dari mulut sang ratu, dan ketika tarjo mengangkat tinggi-tinggi pusakannya mereka semakin mundur dan mundur takut dengan murka akan pusaka yang dipegang tarjo, kemudian tarjo menyimpan kembali dibalik bajunya dan kembali masuk kedalam kereta kencana tanpa berkata-kata dan menyuruh kepada arimbi dan arimbu melanjutkan perjalanan menuju istana negeri atas angin hutan kalak.

Dalam sepanjang perjalanan tarjo selalu bertanya-tanya pada dirinya sendiri, sehebat itukah pusaka pucang kalak ini hingga mampu menghipnotis ribuan bahkan jutaan siluman semut beserta ratunya, juga sanggup menjungkalkan siluman naga terbang dan raksasa mata satu yang sakti mandraguna,-

bahkan dua senopati negeri atas angin tak sanggup mengalahkannya, pertanyaan-pertanyaan itu keluar masuk seperti sarang gantung siluman semut yang warganya suka keluar masuk dengan jumlah ribuan dipeluncuran pintu sarangnya,-

tarjo terus mengamati keindahan hutan terang dengan segala keanehan dan keindahannya dengan rasa takjub dan terkagum-kagum, sebuah petualangan yang mungkin tak bisa di rasakan oleh semua orang, memasuki dunia gaib negeri atas angin hutan kalak,-

sedangkan si turah sudah terpulas entah pingsan oleh tingkat ketakutan yang tinggi ketika kereta kencana di kerubung oleh ribuan pasukan siluman semut tadi,-

begitu indah hutan terang serasa malam tetapi siang dan mempunyai bentuk kehidupan yang kontras antara tanaman, pohonnya dengan kehidupan penghuninya antara warna terang dan warna gelap, hingga sampai batas ujung hutan terang tampak seperti sebuah tempat penyimpanan dari hasil-hasil buruan dari para siluman semut, ada raksasa yang tergantung beberapa dengan berselimut seperti benang-benang sutra halus membungkus tubuh para raksasa tersebut, dan banyak lagi macam-macam hasil tangkapan mereka, dan menimbulkan bau-bau yang aneh di hidung, serupa kentut turah sehabis makan telur asin dan sedikit bercampur bunga-bunga kamboja, jadi seperti busuk-busuk rada ada wanginya sedikit, yang akan terhirup ada wanginya dan ikuti busuk selalu menjadikan aneh baunya.

Selepas dari hutan terang kini laju kereta melewati batas antara hutan terang dengan hutan gelap dan batas itu adalah ruang kosong yang hanya berisi awan serta mega-mega saja dalam birunya seperti langit, sesekali terlintas di kejauhan seperti burung terbang tetapi ketika diamati dengan seksama bukanlah tampak seperti burung tapi selayak dragon-dragon yang terbang, mungkin itu terlihat sangat jauh sehingga tak begitu jelas dimata tarjo, ketika ditanyakan kepada arimbi,
"Itu memang dragon atau naga yang sedang terbang raden mas,"

"Oh..." jawab tarjo.

"Ini adalah ruang hampa raden mas, hanya para naga yang bisa melintas dialam ini, mereka bisa menjadi penghuni hutan terang dan hutan gelap juga kadang melintasi istana kami, dan sebagai piaraan juga tunggangan para pangeran istana negeri atas angin hutan kalak, sang putri kami yaitu kemuning kanthil madu sari atau yang biasa di panggil putri madu mempunyai tunggangan seekor naga yang sangat sakti yang tak mempan oleh jenis senjata apapun dan sangat besar nan tanguh," arimbi menerangkan.

"Serupa apa sang putri junjunganmu, maaf lancang menanyakan perihal sang putri," tanya tarjo.

Arimbi tak segera menjawab, hanya tersenyum sangat indah dan renyah terdengar oleh tarjo,
"Yang jelas putri kerajaan kami adalah yang tercantik diantara putri lainnya, sangat angun serta rendah hati, kesaktiannya tujuh tingkat lebih tinggi diantara para panglima dan senopati perang," arimbu menerangkan.

"Tetapi kini sekujur tubuhnya menghitam karena kutukan salah satu pangeran yang dibunuhnya," kata arimbi dengan nada sedih.

"Makanya kami semua para putri kerajaan atas angin hutan kalak turut berbelasungkawa dengan merubah kaki-kaki kami dengan kaki kuda dan para dayang-dayang istana merubah tubuhnya dengan berbulu sekujur badan sebagai bentuk simpati dari kutukan yang di tanggung oleh sang putri, miskipun sang putri menolak, agar kami para putri tetap pada wujud semestinya," arimbi menambahkan masih dengan nada sedih.

Tarjo pun akhirnya larut dalam lamunannya sendiri, bertemu putri cantik yang berlengan menghitam nan berbulu serta kakinya dan ketika berkeringat dari bulu-bulunya mengeluarkan bau busuk menyengat hidung,-

putri cantik yang terkutuk karena menolak pinangan salah seorang pangeran dan juga membunuhnya karena menghina yang membuat hatinya terluka, ketika sebelum mati pangeran itu mengutuk bahwa sang putri akan menghitam dan berbulu tangan serta kakinya, juga akan mengeluarkan bau busuk dari kaki dan lengannya ketika berkeringat dan itu menjadi kenyataan, sang putri sakit dengan lengan tangan dan kakinya menghitam berbulu,-

lamunan tarjo hilang ketika turah bangun dan langsung melihat sekeliling dengan sedikit gugup kalau-kalau masih dalam suasana perang, setelah dirasa aman si turah tersenyum melihat tarjo dan tarjo langsung mengambil upil di hidungnya kemudian di oleskan kepipi turah, sedangkan turah sudah tak bisa mengelak kecepatan tangan tarjo yang sudah mendarat di pipinya dengan secuil upil, dan ketika turah ingin membalas perlakuan turah tarjo sudah menggenggamkan tangan kearah turah, hingga dia membatalkan ngorek upil yang akan dibalaskan kepada tarjo.

Kini mereka memasuki hutan gelap, hutan terakhir untuk sampai pada istana negeri atas angin hutan kalak, dalam hutan gelap semua pohon tak berdaun hanya ranting-ranting saja yang menghitam semua sedangkan batang-batang pohon serta akar-akarnya tampak berumur ribuan tahun hingga menampakkan bentuk-bentuk keangkeran dalam setiap bentuknya,-

dan rata-rata sebagai bentuk tanaman hidup, maksud dari hidup adalah ranting dan akar-akar sulurnya bisa bergerak membentuk sebuah perangkap untuk memangsa atau menangkap buruannya, sedangkan penghuninya kebanyakan kaum raksasa, manusia kerdil dan hantu-hantu hitam yang terus berseliweran yang bisa meremangkan bulu kuduk ketika mereka melintasi sekitarnya, dan itu menjadikan nyali turah ciut lagi.

BERSAMBUNG

*****
Selanjutnya 

*****
Sebelumnya
close