Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

JAKA INDI & DUNIA ASTRAL (Part 50) - Peri yang Berubah Wujud


"Paman apa yang selanjutnya akan kita lakukan dengan kakak tersebut!?" Pertanyaan Gochan seketika menyadarkan Jaka Indi dari lamunannya akan masa lalu.

Kembali Jaka Indi menatap Dewi Tiara, Lalu bertanya, "Apakah kamu bisa berubah wujud menjadi pria, anak-anak, hewan, atau lainnya?"

"Aku hanya bisa berubah wujud seperti manusia atau peri, baik pria, wanita atau anak-anak, asal aku pernah melihatnya sekali saja, maka aku bisa menyerupai dirinya, selain dari itu aku tidak bisa, meski demikian aku hanya suka berubah wujud tetap sebagai wanita.

Jaka Indi jadi teringat di kampungnya dahulu, saat ia masih anak-anak, ada sebagian masyarakat ditempat dimana ia tinggal, yang meyakini, selama 40 hari dari waktu seseorang meninggal, ruhnya masih berada di sekitar tempat ia meninggal atau bergentayangan disekitar rumahnya. Tapi ada juga yang mengatakan kalau ruh orang meninggal langsung ke alam barzah. Sedang yang menyerupai orang yang meninggal itu sesungguhnya bangsa Jin, karena Jin dapat berubah wujud menyerupai manusia, bahkan dalam berbagai hikayat, konon katanya Genderuwo juga bisa berubah wujud menjadi manusia., yaitu disaat sang istri ditinggal pergi sendiri oleh suaminya, Genderuwo akan menyamar menjadi sang suami, untuk menyetubuhi sang istri.

"Ah... entahlah.." Wallahu alam, pikir Jaka Indi. Tapi ini untuk pertama kalinya Jaka Indi mengetahui kalau ternyata ada pula jenis peri yang dapat berubah wujud.

"Tiara aku ingin kamu menunjukkan wujud aslimu yang sebenarnya." Perintah Jaka Indi pada Tiara sambil mata Jaka Indi menatap dalam-dalam ke mata Tiara. Tiara kemudian mulai menggosokkan telapak tangannya secara berulang, setelah tubuhnya penuh diliputi asap, dan kemudian asap menghilang tampaklah seorang wanita cantik tinggi dan langsing berumur kisaran 18 tahunan dan berkulit putih pucat, Bahkan terhitung sangat pucat, layaknya kapas, dengan bentuk telinga yang runcing pada bagian atasnya, seperti telinga bangsa kurcaci, rambutnya berwarna putih petak semuanya, lurus panjang sepunggung, bahkan alis matanya juga berwarna putih, bibirnya juga tidak berwarna merah, tapi berwarna semu putih lembut, hanya yang paling menarik adalah matanya, bentuk matanya sipit dan agak sedikit miring keatas mengikuti arah alisnya yang juga miring keatas,

Tapi yang mengejutkan Jaka Indi adalah warna matanya, karena keseluruhan matanya juga berwarna putih, tidak terlihat ada pupil hitam bola matanya.

Gemerdep sinar mata Jaka Indi. Sekalipun tampilan wujud Tiara tidak Lazim, namun tetap tidak bisa dipungkiri, Tiara adalah wanita yang cantik.

"Tiara ada apa dengan matamu!?" Seru Jaka Indi dengan rasa heran dan terkejut.

"Sesungguhnya pupil bola mataku berwarna putih seperti mutiara, sehingga sepintas mataku seperti berwarna putih semua, tanpa ada pupil bola matanya.

Begitu pula seluruh tubuhku dan rambutku berwarna putih semua, oleh karenanya aku dinamakan Tiara, kependekan dari mutiara." Ucapnya kalem.

"Gochan berapa usiamu saat ini ?" Gochan yang masih bengong melihat wujud Tiara yang asli, tersentak kaget' dengan pertanyaan Jaka Indi, langsung menjawab,

"Sembilan tahun, paman!" Ucap Gochan cepat."

Ehmm.. baiklah Tiara, kalau begitu rubahlah wujudmu seperti sebelumnya, tapi seperti anak wanita berusia sembilan tahun. Tiara yang sepenuhnya sudah berada dibawah pengaruh hipnotis Jaka Indi, menuruti saja setiap perkataan Jaka Indi. Kembali Tiara kemudian mengosokkan kedua telapak tangannya, secara berulang, hingga keluar asap meliputi seluruh tubuhnya, saat perlahan asap mulai menghilang, Dewi Tiara telah berwujud menjadi anak usia sembilan tahun.

Hanya saja Jaka Indi terlupa kalau baju yang dikenakan Tiara sebelumnya adalah baju wanita dewasa, dan Tiara, saat ini kembali berubah dalam wujud rupa Dewi Yuna, hingga saat ini Tiara telah menjadi Dewi Yuna cilik, seperti saat Yuna dalam usia sembilan tahun dengan pakaian wanita dewasa, yang terlihat sangat kebesaran dan nampak kedodoran ditubuhnya yang kecil mungil.

"Gochan coba kamu periksa isi lemari yang ada disudut sana, apakah ada pakaian anak-anak !?"

Gochan sigap berjalan dan memeriksa isi lemari, setelah memeriksa beberapa saat....

"Tidak ada paman! Hanya ada pakaian pria dewasa.!"

"Kalau begitu kamu ambilkan satu setel pakaianmu bawakan kemari."

Gochan segera berbalik arah dan berjalan cepat menuju kearah kereta kuda unicornnya yang tak jauh ditinggal ditepi jalan.

Sementara Gochan pergi berlalu, Jaka Indi melepas segel kertas dan mengangkat kurungan bambu lalu mengambil dua jarum akupuntur, dari tas pinggangnya yang ukurannya lebih tipis dan kecil sepanjang 4 sentimeter, seraya ditusukkan kepada pelipis kanan dan kiri kepala Tiara. Lalu ditatapnya mata Tiara dalam-dalam, sambil berkata, "Mulai sekarang kamu akan menjadi manusia normal kembali, dapat berkomunikasi dan berinteraksi secara wajar, namun hanya akulah satu-satunya orang yang kamu dengar perkataannya dan kamu hormati serta kamu turuti segala perintahnya."

"PAHAM...!" Terlihat tatapan dan sorot mata Tiara sudah tidak lagi kosong layaknya orang linglung.

"Baik tuan," ujar Tiara sambil menganggukkan kepalanya.

"Panggil saja aku paman Jaka, dan bila kamu memperkenalkan namamu pada orang lain sebut saja namamu Yuke !"

"lya Paman Jaka," ucapnya dengan senyum ceria, seraya mengedipkan kedua matanya.

"Tapi kenapa namaku aneh paman?"

"Nama Yuke bukan nama yang lazim digunakan di negeri ini. Paman kan bisa memilihkan nama-nama bunga, nama permata atau nama umum yang lainnya." Sahut Tiara dengan rasa heran.

"Ouuuh...Yuke itu karena kamu seperti Yuna kecil" Ucap Jaka Indi sambil tertawa gembira.

Memang Tiara sekarang telah menjadi gadis kecil yang sangat cantik, seperti Dewi Yuna saat anak-anak, namun sekalipun perawakan tubuhnya masih anak-anak, kecantikannya sudah terlihat sangat mempesona.

"Oh iya Tiara saat kamu berubah wujud, bagaimana cara mengenalimu?"

"Aku memiliki aroma tubuh yang khas, yang tidak dimiliki jenis makhluk astral lainnya. Coba paman cium aroma tubuhku" kata Tiara sambil tiba-tiba maju, perlahan mendekap tubuh Jaka Indi.

Sekonyong-konyong Jaka Indi mencium aroma kamper atau kapur barus yang lembut.

"Nah.... tubuhku mengeluarkan aroma kamper, tapi karena aroma kampernya hanya halus dan lembut, jarang yang memperhatikannya. Hanya ketua Perkumpulan Bunga Teratai, Dewi Jannetra yang dapat mengenaliku. Karena beliau memiliki daya penciuman yang tajam."

"Bagaimana dengan kemampuan bela dirimu!? Ilmu apa saja yang kamu kuasai?"

"Selain bisa berubah wujud, aku pandai dalam urusan bercinta, dan memuaskan lawan jenis."

"Masa hal seperti itu juga kamu anggap ilmu?"

"Apa paman tidak tahu, berapa banyak istri-istri, yang melayani suaminya di ranjang seumpama balok kayu, dingin kaku dan hanya diam dengan sikap pasif, tanpa bisa memberikan reaksi dan pelayanan apapun. Bahkan beberapa pria sesungguhnya lebih menyukai istri yang seperti anjing gila saat bercinta melayani suaminya, daripada istri yang seumpama balok kayu."

Jaka Indi hanya melenggong, mendengar penjelasan Tiara.

"Sedang dalam ilmu bela diri, aku menguasai elemen air, dan karena penguasaan elemen airku sudah dilevel tujuh, aku telah bisa merubah air dan udara lembab menjadi es. Coba paman lihat, meja kecil disudut gua sana." Ujar Tiara.

Sekonyong-konyong Tiara mengayunkan tangan kanannya kearah meja disudut gua tersebut, seketika meja kayu yang ada disudut gua telah berubah menjadi meja yang dilapisi es setebal tiga sentimeter Wow....!! Ini ilmu tandingannya Agniya
putri angkat Bunda Ratu, yang menguasai elemen Api. Untung aku telah bisa menguasai gadis ini dengan hipnotis, tanpa perlu bertempur. Pikir Jaka Indi dalam hati.

"Aku juga pandai dalam mengelola bisnis, dan dibanding empat duta Perkumpulan Bunga Teratai lainnya, akulah yang menghasilkan uang terbanyak buat Organisasi Perkumpulan Bunga Teratai!

Dan aku juga ahli dalam bidang investasi yang menguntungkan. Bisnis utamaku diantaranya membuka tempat prostitusi dan hiburan malam di berbagai tempat.

Dalam mengelola bisnis keuangan, biasanya aku menyamar sebagai seorang pria dan aku dikenal dengan julukan Tuan Muka Putih. Oleh karenanya aku merupakan asset terbesar dari Organisasi Perkumpulan Bunga Teratai.

Untuk paman ketahui, Perkumpulan Bunga Teratai adalah salah satu penopang utama dari kerajaan Suralaya dan Dewi Jannetra juga merupakan tangan kanan Ratu Kerajaan Suralaya.

Apa sekarang paman sudah paham, kenapa kewenangan Dewi Jannetra begitu besar, Bahkan Bunda Ratu sering mengalah pada kebijakan yang dibuat Dewi Jannetra !?" Jelasnya sambil menatap Jaka Indi. Kemudian Tiara melanjutkan perkataannya.

"Tap... meski posisiku sebagai Duta harta, sesungguhnya tidak semua harta yang kudapat kuberikan pada Perkumpulan Bunga Teratai. Sebagiannya kusisihkan untuk kepentingan organisasi yang ku bentuk sendiri, yaitu organisasi Perkumpulan Bulan Purnama.

Sekarang ini organisasiku sudah cukup besar dan didukung dana yang kuat, dan sepertinya Dewi Jannetra telah menaruh curiga, bahwa aku telah mengkhianati Organisasi Perkumpulan Bunga Teratai."

BERSAMBUNG
close