Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PESUGIHAN KELUARGA NINGRAT "NGIPRI KETHEK" (Part 15) - Tumbal Terakhir


Bagian 15 - Tumbal Terakhir

Setiap harinya keadaan mas cipto semakin membaik. Ia juga sudah melakukan apa yang memang diperintahkan oleh kang waris kepadanya.

Mas cipto dituntut untuk melakukan puasa mutih selama satu minggu penuh. Hal ini diupayakan agar sisa-sisa serangan yang masih dalam tubuh mas cipto akan lebur dengan sendirinya.

Selain itu mas cipto juga diberikan satu pegangan oleh kang waris dengan cara membaca beberapa kalimat-kalimat thoyyibah yang bertujuan untuk memperkuat batinnya ketika mendapati serangan yang sama seperti yang sudah terjadi kemarin hari.

Malam itu, tepatnya setelah 3 hari kejadian tragedi pabrik bawang, bapak masih mencari cara agar bisa mengetahui cara untuk menghentikan ritual pesugihan yang dilakukan oleh raden angkoro yang kali ini bersamaan dengan seorang anggota pemerintahan yang bernama pak lingga.

Keduanya benar-benar ancaman yang sangat mengerikan. Jika raden angkoro memiliki kekuatan dalam hal ghaib, sedang pak lingga memiliki kekuatan karena dia adalah salah satu penguasa di kota ini.

Ketika keduanya digabungkan, maka rencana keduanya akan berjalan secara beriringan. Raden angkoro akan dengan mudahnya mendapatkan tumbal yang notabene bukan hanya berasal dari karyawannya kelak

Namun raden angkoro juga akan melebarkan sayapnya dengan cara menumbalkan orang-orang dari kalangan bawah yang tergolong secara perekonomiannya menengah ke bawah.

Orang-orang tersebut dapat digiring oleh pak lingga yang kebetulan seorang anggota pemerintahan. Dengan begitu, arti kematian bagi keduanya adalah seperti guguran bunga yang sewaktu-waktu akan tumbuh dan memekar kembali.

Namun bukan itu yang menjadi permasalahan. Jika kedua orang ini terus-terusan melaksanakan aksinya, maka tumbal akan terus berjatuhan. Keseimbangan menjadi tidak stabil, semua sandang dan pangan akan diatur oleh pemerintahan bukan oleh Tuhan.

Dan yang lebih mengerikan lagi, bisa saja raden angkoro akan dengan jelas dan terang-terangan jika dirinya bisa memberikan kekayaan dengan cara melakukan pesugihan yang sedang ia lakukan.

Jika ini sampai terjadi, maka dunia akan cepat lenyap. Orang-orang baik akan semakin menipis. Kekeringan empati dan rasa perduli menjadi hal yang biasa.

Drastisnya penurunan kali ini karena memang dua komponen dalam bersosialisasi benar-benar dipegang kendali oleh orang-orang yang salah.

Bapak tiba-tiba meneteskan air mata. Ia teringat akan penderitaan orang-orang yang berada di luaran sana. Kematian yang tidak mendapatkan keadilan adalah hal yang biasa. Pemerintahan yang tidak peka terhadap kebutuhan rakyat adalah sebuah candu bagi para pemegang kekuasaan.

‘’Apakah ini kiamat dunia yang sesungguhnya?’’ Kadang, itu adalah kalimat yang diucapkan oleh bapak sewaktu dirinya termenung di hadapan rumah. Sembari menatap langit yang gemerlap cahayanya dimakan oleh awan yang melintasinya

Kadang, semilir angin memberikan sedikit kesegaran agar dirinya bisa sedikit bertahan untuk hal-hal yang perlu diperjuangkan. Dari dalam kamar, ibuku akhirnya keluar untuk mengecek keadaan bapak. Sepertinya ibu juga merasakan apa yang memang bapak rasakan saat itu.

‘’Pak? Bapak masih termenung sendirian di sini? Ada apa emangnya?’’ Tanya ibu.

‘’Bu. Jika raden angkoro dan pak lingga berhasil menjalankan apa yang selama ini mereka rencanakan, maka banyak orang kecil yang akan menjadi tumbal.

Terlebih lagi, bagi mereka yang tergolong perekonomiannya menengah ke bawah. Kasihan mereka…‘’

Ibu menyadari jika raden angkoro bukan orang biasa. Ia sengaja menggadeng anggota pemerintahan untuk bisa mendapatkan kendali lebih.

Begitu juga dengan pak lingga. Dia sengaja mengikat raden angkoro agar dirinya bisa mendapatkan keuntungan dengan cara dukungan dan manipulasi yang raden angkoro lakukan agar bisa duduk tenang di kursi pemerintahan.

Sejahat itu mereka berdua dalam mewujudkan ambisinya. Siapa yang menghalangi keduanya, siap-siap mereka harus ditumpaskan. Dan kali ini, ada dua cara untuk menumpaskan orang-orang yang menghalangi keduanya.

Jika tidak dengan menggunakan cara-cara pemerintahan, maka cara-cara serangan ghaib adalah pilihan terakhirnya
‘’Pak. Apa yang harus kita lakukan?’’ Tanya ibu.

‘’Kita harus menemui salah seorang yang tentu saja bisa membantu kita bu.’’ Ucap bapak.

‘’Siapa pak?’’ Tanya kembali ibu.

‘’Kita akan menemui raden suropto di siti pangaliran (Tempat yang mengalir). Di sana mungkin kita akan mendapatkan jawaban seputar bagaimana cara melumpuhkan salah satu dari keduanya ini.’’

Ibu menghela nafas panjang. Bukan berarti ibu tidak menyetujui. Namun dengan melibatkan banyak orang, kemungkinan besar juga akan lebih banyak korban yang akan berjatuhan.

‘’Pak? Bagaimana jika dengan melibatkan banyak orang tapi masalah tidak kunjung selesai?’’ Tanya ibu kepada bapak.

‘’Tapi orang itu adalah seorang kyai besar. Aku yakin. Beliau mengetahui sesuatu dari pak lingga.’’ Jelas bapak.

Ibu pun menyetujui keinginan bapak. Apapun yang memang nantinya dapat menyelesaikan masalah ini, ibuku selalu menunggu dan mendukung keinginan dari bapak.

Keesokan harinya bapak berangkat menuju sebuah tempat yang disebut dengan siti pangaliran. Siti pangaliran adalah sebuah tempat yang memiliki arti sebagai tempat yang mengalir.

Disebut siti pangaliran karena tempat ini dulunya sebagai tempat pelarian para keturunan k****** yang hendak dibunuh oleh orang-orang belanda. Di tempat ini juga banyak sekali kyai-kyai besar yang memang mengabadikan dirinya untuk berdakwah serta menyebarkan ajaran islam.

Kali ini bapak akan menemui seorang kyai besar yang memiliki karomah yang hebat. Dia bernama kyai as’ad.
Kyai as’ad ini merupakan salah satu kyai yang memang tahu sedikit tentang ranah kepemerintahan yang ada di tempat bapak.

Beberapa pejabat pernah menemui kyai as’ad untuk keperluannya masing-masing. Dan tepat saat bapak tiba di rumah kyai as’ad, dia akhirnya bertemu langsung dengannya saat sedang bersantai di kursinya sembari membaca sebuah kitab kuning.

‘’Assalamu’alaikum kyai…‘’

‘’Wa’alaikum salam… Kamu siapa?’’
Bapak pun akhirnya memperkenalkan diri. Dia juga mengenalkan sedikit tentang keturunan dan maksud serta tujuan kedatangannya ke rumah kyai as’ad.

‘’Jadi begini kyai… kedatangan saya ke sini adalah ingin mengetahui sedikit dari salah satu pejabat pemerintahan yang bernama pak lingga. Mungkin pak kyai mengenalnya.’’ Jelas bapak.

‘’Lingga? Tidak asing namanya…‘’

‘’Benar pak kyai. Dia sangat terkenal. Kalau tidak salah, dia itu berasal dari salah satu partai yang bernama D******.’’

‘’Oalah… aku tahu.’’

‘’Menurut pak kyai bagaimana dengan orang itu?’’

Kyai as’ad pun terdiam sejenak. Ia kemudian beranjak bangkit untuk meletakkan kitab kuningnya di tempatnya.

‘’Lingga… dia pernah datang ke sini.’’

‘’Pernah pak kyai?’’

‘’Iya pernah. Kalau tidak salah seluruh partai dari D ini sering berdatangan ke sini jika ada pemilihan tertentu. Dan salah satunya adalah pak lingga.’’
Bapak pun mencoba untuk mencari tahu apa yang mungkin diketahui oleh kyai as’ad menurut pandangannya.

‘’Dia dikenal sebagai belut.’’

‘’Benar pak kyai!”
Kyai as’ad pun akhirnya mengingat sebuah perjanjian yang dulunya pernah dideklarasikan oleh pak lingga beserta dengan partainya.

‘’Dia pernah bilang, jika nantinya dia dan juga beberapa orang di partainya berhasil mendapatkan suara banyak, dia akan menyumbangkan hartanya untuk ummat. Tapi nyatanya manusia cepat luput ketika dia diberikan harta yang tidak ada nilainya di mata Allah Swt.’’ Jelas kyai as’ad.

Mengetahui hal tersebut, bapak pun akhirnya sedikit tahu terkait jejak perjalanan dari pak lingga. Dan sebuah sebutan yang di arahkan oleh kyai as’ad kepada pak lingga benar-benar tepat dan sesuai dengan apa yang dikatakan oleh kang waris.

Pak lingga disebut dengan belut karena tubuhnya yang licin. Ia juga dikenal dengan orang yang licik karena menghalalkan segala cara untuk bisa menduduki kursi pemerintahan.

Salah satu tragedi yang terkenal adalah tragedi pembunuhan seorang anggota pemerintahan yang ternyata itu adalah pasangan pak lingga sendiri sewaktu mencalonkan.

Dengan menempati kursi pemerintahan dan langgeng di sana, kini pak lingga yang akhirnya bekerja sama dengan raden angkoro, sepertinya pak lingga juga memiliki rencana untuk menusuk raden angkoro dari belakang.

Karena sifatnya yang tidak mau mengalah, mungkin saja, entah raden angkoro terlebih dahulu atau pak lingga sendiri yang nantinya akan hancur.
‘’Sebentar lagi… dia akan mendapatkan balasan apa yang memang telah ia perbuat.’’ Jelas kyai as’ad kepada bapak.

Bapak pun menunduk paham. Setelah merasa telah cukup, bapak pun akhirnya menuju ke tempat raden suropto.
Diketahui, ketika raden suropto disebut-sebut ingin dijadikan tumbal, ia disuruh oleh kang waris untuk lari ke tempat ini yang disebut dengan siti pangaliran.

Raden suropto yang merupakan paman dari raden angkoro ini adalah orang yang tidak banyak bicara. Saat bertemu dengan bapak, raden suropto hanya tersenyum sembari menepuk pundak bapak sebanyak tiga kali.

Bapak pun akhirnya menceritakan terkait kejadian terbaru yang baru-baru saja gempar saat ini. Ia menceritakan terkait tragedi pabrik bawang yang menelan 5 korban jiwa. Dan kelimanya meninggal dengan cara yang mengenaskan dimana saat pertama kali ditemukan, kelimanya tidak menggunakan sehelai kain pun yang menutupi tubuh mereka.

Mengetahui cerita itu, raden suropto pun berkata kepada bapak,
‘’Sebentar lagi, semua akan terbongkar. Sabar.’’

Bapak hanya mengangguk paham. Menurutnya dengan mendapatkan informasi dari kyai sa’ad itu sudah lebih dari cukup.
Kini bapak hanya tinggal memperjelas lagi akan penjelasan dari mas cipto yang kebetulan masih dalam masa pemulihan.

Setelah berada di tempat siti pangaliran cukup lama, bapak pun akhirnya pulang ke rumah. Tujuan bapak adalah ingin ke rumah kang waris sembari mengetahui keadaan terbaru dari mas cipto yang katanya masih dalam masa pemulihan.

Akan tetapi di tengah perjalanan, bapak mendapatkan sebuah bisikan kematian. Bisikan ini disebut dengan lelayu atau berita kematian.
‘’Cepat! Bantu saudaramu! Dia hampir mati!’’

Bapak tahu bisikan itu bukan bisikan biasa. Ia pun segera menuju ke rumah kang waris untuk menyampaikan bisikan aneh ini. Setibanya di rumah kang waris, bapak terkejut saat melihat banyak tanaman kang waris yang sudah layu.

Dengan pertanda sejelas ini, bapak bisa memastikan akan kejadian buruk yang menimpa orang-orang terdekatnya.
Bapak pun mengetuk rumah kang waris. Dan tidak lama kemudian, kang waris membukakan pintunya untuk bapak.

‘’Kang… saya baru saja dapat bisikan.’’

‘’Ayo berangkat.’’

‘’Kemana kang?’’
‘’Ke rumah cipto. Ada yang tidak beres dengannya.’’

Bapak pun mengikuti arahan dari kang waris.
Mereka berdua pun akhirnya berangkat untuk menuju ke rumah cipto Selama dalam perjalanan, bapak masih memikirkan apa yang sedang terjadi sebenarnya.
Bisikan yang baru saja didengar oleh bapak ternyata telah diketahui juga oleh kang waris

Itu artinya, ada sesuatu yang tidak beres yang sedang menimpa salah seorang terdekat bapak.
Dan kang waris, ia mengatakan bahwa ada sesuatu yang telah terjadi kepada mas cipto. Apakah ini bagian dari rencana yang telah dirangkaikan oleh raden angkoro dan juga pak lingga?

Setibanya mereka berdua di rumah mas cipto, kang waris sudah merasakan sesuatu dari dalam rumah mas cipto.
Bapak pun mengawalinya dengan cara mengetuk pintu rumah mas cipto.
‘’Assalamu’alaikum, mas…‘’

Namun, tidak ada jawaban sama sekali.

‘’Mas cipto… ini aku dan kang waris.’’
Tetap saja. Tidak ada sahutan yang berasal dari dalam rumah mas cipto.

‘’Mas…‘’

‘’Tunggu sebentar.’’ Ucap kang waris.

Tiba-tiba terdengar suara yang mengerikan yang berasal dari dalam rumah mas cipto.
Suara itu benar-benar sangat familiar di telinga bapak.
Bapak seperti pernah mendengar suara itu di salah satu tempat.
‘’MATI! BAKAL MATI!’’

Kang waris pun meminta kepada bapak untuk mendobrak pintu dengan cepat. Tampaknya kang waris telah kecolongan.
Saat pintu berhasil didobrak dan terbuka, mereka berdua pun terkejut saat melihat mas cipto sedang terbaring di lantai dengan perut yang kembali membesar.

Lalu dari ujung dapur, bapak dan juga kang waris melihat sosok kepala berwarna hitam dengan sorot mata yang tajam sedang mengintip di sana.
Ternyata ini semua adalah ulah dari jin kala ireng yang kembali memasukkan sesuatu ke dalam perut mas cipto.

Sewaktu kang waris ingin mengejar jin tersebut, tiba-tiba mas cipto mengeluarkan darah darah dari mulutnya.
Bukan hanya darah saja yang keluar saat itu, melainkan ada benda-benda kecil yang terlihat seperti paku dan beberapa pecahan kecil beling yang keluar secara bersamaan dengan darah tersebut.

‘’Cepat bawa ke rumahku!’’ Teriak kang waris.
Bapak dan kang waris pun membawa mas cipto menuju rumahnya.

Dengan menaiki sepeda motor, sebenarnya tidak terlalu bagus untuk mas cipto.

Namun kebetulan saat itu sedang dalam kondisi yang sangat darurat, mereka pun nekat untuk membawa mas cipto dengan cara seperti itu.

Setelah tiba di rumah kang waris, bapak dan kang waris segera mengangkat tubuh mas cipto untuk dimasukkan ke dalam ruangan khusus.
Saat itu bapak melihat dengan jelas sorot tajam kang waris yang benar-benar penuh dengan amarah.

Ia sangat marah karena sesuatu yang dimasukkan ke dalam tubuh mas cipto ternyata bagian dari kekuatan dukun suruhan dari pak lingga yang berasal dari salah satu kota di daerah utara.

‘’Arto! Tolong masakkan air hangat!”

‘’Iya kang.’’
Bapak pun segera memasak air hangat pesanan dari kang waris. Belum tahu juga, apa kegunaan air hangat tersebut.

Namun sewaktu bapak berada di dapur, ia mendengar suara teriakan dari mas cipto.
Mas cipto benar-benar tersiksa karena telah membeberkan rahasianya kepada kang waris dan juga bapak.

Setelah selesai memasak air hangat, bapak pun segera membawanya ke kamar tersebut. Namun kamar masih dikunci dari dalam.
‘’Kang… airnya sudah selesai dimasak.’’

Kang waris pun langsung membukakan pintu. Ia meminta kepada bapak untuk membantu mengeluarkan sesuatu yang berada di dalam perut mas cipto.

Saat bapak masuk ke dalam ruangan tersebut, bapak sudah melihat perut mas cipto benar-benar membesar. Kali ini diameternya benar-benar tidak seperti waktu itu. Lebih besar seperti orang yang dimasukkan balon ke dalam perutnya.
‘’Kang… ini kenapa?”

‘’Ini ulah dukun suruhan pak lingga.’’ Jawab kang waris.
Kang waris pun menyuruh kepada bapak untuk memegang kedua tangan dari mas cipto.

‘’Aku akan mengeluarkan sesuatu yang berada di dalam perut cipto dengan metode telor. Siapa tahu perutnya benar-benar bisa kembali seperti semula lagi.’’

Perlahan, kang waris mengambil beberapa butir telur, lalu dia gesekkan telur tersebut ke perut mas cipto.

‘’ARGHHHHHHH!!!’’

Teriakan mas cipto semakin kencang.

Bapak sebisa mungkin menahan kedua tangan mas cipto yang terus memberontak untuk dilepaskan karena rasa sakit yang benar-benar membuatnya menderita.

‘’Kang? Masih lama?’’ Tanya bapak.
Tiba-tiba perut mas cipto kempes dengan sendirinya. Kang waris pun langsung meletakkan telur itu ke dalam wadah yang sudah diberi air hangat.

Bersamaan dengan itu mas cipto langsung terdiam. Mungkin dia pingsan karena energi negative yang dicabut dari tubuhnya benar-benar telah dimasukkan ke dalam telur tersebut.

Saat dimana telur itu diletakkan ke dalam wadah yang sudah berisi air hangat, hal yang mengejutkan pun terjadi.
Dengan seketika telur tadi pecah dan mengeluarkan beberapa material tajam serta hewan-hewan kecil seperti cacing dan yang lainnya.

Bapak yang melihat fenomena mengerikan itu langsung mual karena tidak tahan mencium bau amis yang dihasilkan dari telur tersebut.
‘’Sekarang buanglah ini di luar…’’

Bapak pun segera membawa wadah yang berisi telur lengkap dengan isinya yang benar-benar mengerikan itu keluar rumah.
Namun betapa terkejutnya bapak saat mendapati seseorang yang ia kenali berada di luar rumah kang waris.

‘’Bagaimana kabarmu arto?’’ Ucap orang tersebut dengan menggunakan blangkon khas kera***.

‘’Kau…‘’

Orang tersebut langsung berjalan meninggalkan rumah kang waris sembari menjatuhkan sebuah potongan tulang kaki yang kemungkinan besar itu adalah tulang manusia yang diambilnya dari salah satu makam.

‘’Tunggu!’’
Bapak pun segera membuang air itu dan meletakkan wadahnya begitu saja sembari mengejar orang yang ia kenali.

‘’Apa yang telah kau perbuat kepada cipto?’’

Orang itu menolehkan wajahnya ke arah bapak sembari berkata,
‘’Kamu ingin tahu tragedi pabrik bawang itu kan? Maka dari itu, datanglah ke rumah keluarga ningrat. Aku akan memberitahumu sesuatu tentang tragedi itu…‘’

‘’Tapi…‘’

Orang itu adalah raden angkoro. Dia perlahan meninggalkan bapak dan menghilang dalam kegelapan malam.
Dan saat bapak melihat benda yang dijatuhkan oleh raden angkoro, ternyata benda itu adalah media untuk membunuh mas cipto.

Tidak lama kemudian kang waris keluar dari rumah. Ia melihat bapak sedang memegang tulang itu dengan ekspresi yang sangat datar,
‘’Arto? Apa itu?’’

Kang waris pun mendekati bapak yang masih memegang potongan tulang kaki manusia yang dijatuhkan oleh raden angkoro.

‘’Barusan… raden angkoro mendatangi rumah ini. Dia menjatuhkan tulang ini dan berkata bahwa aku harus menuju ke rumah keluarga ningrat jika ingin tahu terkait tragedi pabrik bawang yang sebenarnya.’’ Jelas bapak.

Kang waris pun langsung mengambil potongan tulang itu. Dia akhirnya memberitahu kepada bapakku terkait hal yang disembunyikan di tulang tersebut,
‘’Lihatlah baik-baik arto…‘’

Seketika tulang itu langsung berubah total. Di beberapa bagiannya terdapat tulisan arab yang menandakan ada sesuatu yang tertanam di dalam tulang tersebut.

‘’Ini adalah buhul. Biasa digunakan untuk menyantet seseorang. Jika kamu pergi ke rumah keluarga ningrat, kamu tidak akan selamat.’’ Jelas kang waris kepada bapak.

‘’Tapi bagaimana cara kita agar tahu tentang tragedi pabrik bawang itu?’’

‘’Cipto adalah kuncinya. Selama kita menjaga dan melindunginya, kita akan tahu informasi selengkapnya. Tapi sampai sini, aku sudah tahu tragedi pabrik bawang itu. Prioritas kita sekarang adalah bagaimana menghentikan pejabat keparat itu beserta dukunnya.’’

Bapak paham. Ternyata dirinya hampir saja terjebak oleh rayuan raden angkoro yang mungkin saja itu adalah cara satu-satunya untuk memancing bapak agar mau mendatangi rumah keluarga ningrat lagi.

Dengan ini bapak dan kang waris akhirnya menjaga mas cipto untuk beberapa saat. Untungnya selama penjagaan itu dilakukan, tidak ada lagi serangan-serangan aneh yang menimpa mas cipto.

Sampai akhirnya mas cipto pun berhasil diselamatkan dan sembuh kembali. Dengan begini kang waris dan juga bapak mampu mengetahui apa yang belum diceritakan secara utuh oleh mas cipto terkait tragedi pabrik bawang yang membuat 5 karyawan meninggal secara misterius.

Dan tepat di satu minggu setelah penyerangan itu, mas cipto pun akhirnya menceritakan yang sesungguhnya terkait tragedi dari pabrik bawang.

‘’Raden angkoro dan juga pejabat itu berniat untuk mendapati sebuah harta misterius yang konon katanya akan didapatkan dengan cara menumbalkan banyak orang. Harta tersebut berada di satu hutan yang ada di tempat ini.’’

Kang waris pun terdiam sejenak. Dia masih belum mengerti akan tujuan asli dari raden angkoro dan juga pejabat itu.
‘’Namun ada sesuatu yang dia bicarakan. Kalau tidak salah, dia harus membunuh seorang anak yang berasal dari keluarga ningrat.’’ Ucap mas cipto.

Mendengar hal itu bapak langsung terkejut. Pantas saja ketika dirinya pertama kali memegangi tangan pak lingga, bapak seperti terbawa di dimensi lain yang ternyata itu adalah rencana dan penggambaran di masa depan yang akan dilakukan oleh raden angkoro dan juga pak lingga.

‘’Dan korbannya adalah harus seorang wanita yang benar-benar masih perawan!”
Deg! Bapak pun langsung menatap kang waris.

Kang waris hanya mengangguk paham. Ia tahu mengapa bapak sekaget itu ketika mas cipto menceritakan terkait tragedi pabrik bawang yang ia ketahui.

Jika memang apa yang direncanakan oleh raden angkoro dan pak lingga itu benar-benar terjadi, berarti ramalan akan bapak yang nantinya memiliki seorang anak dengan jenis kelamin perempuan adalah benar adanya.

Dan dalam penggambaran bapak, anak itu nantinya akan mendapatkan penjagaan yang luar biasa yang berasal dari salah satu kera*** terbesar yang ada di negeri ini.
Lalu apakah rencana selanjutnya dari kang waris, bapak dan mas cipto?

Dapatkah ketiganya menghentikan langkah dari pak lingga dan raden angkoro?
Lalu, bagaimana kabar dari keluarga ningrat?
Apakah mereka yang masih tersisa di sana masih hidup dan baik-baik saja?

BERSAMBUNG

*****
Selanjutnya

*****
Sebelumnya
close