PESUGIHAN KELUARGA NINGRAT "NGIPRI KETHEK" (Part 14) - Belut

Bagian 14 - Belut
Sebuah clue yang diberikan oleh bapakku kepada kang waris memberikan banyak gambaran penuh terkait tragedi pabrik bawang.
Kematian para karyawan yang terjadi di pabrik itu adalah sebuah tragedi yang sengaja ditutup-tutupi oleh beberapa pihak hanya untuk kepentingannya sendiri.
Bapakku mengira, kaitannya raden angkoro dengan para pembesar yang ada di ranah pemerintahan adalah salah satunya.
Dengan menutup-nutupi apa yang memang direncanakan oleh raden angkoro, semuanya ada sangkut paut dengan tangan orang-orang pemerintahan.
Para karyawan yang sedikit tahu tentang latar belakang kejadian tersebut sengaja dibungkam mulutnya dengan diberikan sebuah ancaman yang berkelas hingga menargetkan dirinya sendiri sebagai tumbal selanjutnya.
Jika apa yang memang mereka ketahui menjadi bocor dan diketahui banyak orang.
Mas cipto adalah salah satunya. Memang tidak banyak karyawan yang mengetahui akan hal tersebut. Namun bagi mereka yang mengetahui langkah-langkah dari tragedi mengerikan,
Mereka harus rela untuk melepas diri dari pabrik ini dengan cara melarikan diri atau resign secara tidak wajar (kabur).
Namun apa yang memang sudah dijelaskan oleh mas cipto adalah sebuah bukti bahwa praktek pesugihan yang tiada hentinya kini merambah
kepada masyarakat umum yang tidak berdosa sekalipun. Salah satunya adalah haji dullah. Dia yang termasuk bagian karyawan yang paling disegani oleh masyarakat sekitar harus tutup usia ketika peng-interogasian itu berlangsung.
Dari apa yang sudah dipaparkan oleh mas cipto, hanya dirinyalah yang setuju dengan apa yang direncanakan oleh raden angkoro untuk semua jalannya keinginan yang telah ditetapkan olehnya.
Berlanjut kepada kemunculan jin kala ireng yang menjadi patokan utama jika mas cipto sendiri sudah ditempeli oleh ingon-ingon milik raden angkoro jika memang apa yang telah diketahuinya menjadi bocor.
Beruntung, mas cipto masih bisa diselamatkan oleh kang waris dan juga bapakku. Akan tetapi itu semua merupakan awal petaka dari apa yang memang direncanaka oleh raden angkoro.
Dia sengaja menarik pelatuk terlebih dahulu agar tembakannya tidak terdengar di saat senjata penghasutnya sudah mulai dikendalikan. Mas cipto adalah umpan bagi raden angkoro untuk mengetahui keterlibatan dari kang waris dan juga bapakku.
Dia sengaja menyisakan satu orang selamat agar raden angkoro sendiri mengetahui sejauh mana keterlibatan antara kang waris dan juga bapakku masih tetap mengganggu seluruh rangkaian rencana dan juga ambisinya.
Hari itu kang waris dan juga bapakku pulang terlebih dahulu. Mereka berdua istirahat sejenak dari apa yang ingin mereka lakukan untuk bisa menghentikan raden angkoro.
Dari kasus yang telah terjadi, kang waris memiliki sebuah pandangan baru terkait rencana raden angkoro selanjutnya.
Jika memang sesuai dengan apa yang direncanakan raden anagkoro, kang waris bisa menyimpulkan beberapa poin penting. Di antaranya adalah:
1.Raden angkoro akan bersembunyi di balik orang-orang pemerintahan agar kasus dan tragedi dari pabrik bawang ini dapat diselesaikan.
2.Dia sengaja membuka kartu pertamanya yang tidak lain adalah mas cipto agar kang waris dan bapak bisa diketahui keberadaannya setelah menghilang selama tiga bulan lamanya.
3.Lalu raden angkoro akan secara gerilya memberikan dobrakan baru untuk bapak agar tidak ikut campur terhadap apa yang selama ini raden angkoro dan keluarga ningrat rencanakan.
4.Raden angkoro akan mematikan kartunya untuk mencari kartu lain yang tidak lain dan tidak bukan adalah orang penting dari pemerintahan.
5.Raden angkoro akan menjadikan orang tersebut sebagai bonekanya agar bisa menguntiti siapa saja orang-orang yang menghalangi segala ambisinya.
Itu berarti kehadiran dari mas cipto adalah hanya pengalihan dari apa yang selama ini mereka tutup-tutupi.
Jika memang mas cipto membuka semua apa yang dia ketahui, maka mas cipto sendiri akan menanggung sebab dan akibat terkait apa yang telah ia lakukan.
Dengan begitu meninggalnya saksi dan diperkuatnya orang berpengaruh dari raden angkoro, maka pesugihan ini akan terus berjalan dan terus merambah ke segala hal agar bisa mendapatkan keinginan dari raden angkoro dan juga seluruh keluarga ningrat.
Malam harinya saat dimana bapakku pulang ke rumah, ia mendapati ibuku sedang berada di depan rumah. Seperti biasa ibu selalu menunggu kehadiran bapak sembari menimang mas rahardian.
‘’Pak? Kang waris udah pulang? Kok gak mampir dulu di rumah?’’ Tanya ibuku.
‘’Kang waris langsung pulang ke rumah karena ada urusan lain. Rahardian bagaimana? Masih sering rewel?’’ Tanya bapak.
‘’Ada sesuatu yang ingin aku jelaskan pak. Ini tentang sesuatu yang baru saja mendatangi rahardian kemarin hari.’’
Bapak paham dengan apa yang ingin dikatakan oleh ibuku. Bapak pun menyuruh ibu untuk masuk ke dalam kamar karena memang hari sudah larut malam.
Setelah tiba di kamar, ibuku langsung meletakkan mas rahardian di tempat tidur khususnya. Ia menutupi mas rahardian dengan kelambu agar terhindar dari gigitan nyamuk atau serangga kecil lainnya.
‘’Jadi bagaimana bu?’’ Tanya bapak.
‘’Kemarin, saat mbak neneng tiba ke rumah, aku bersembunyi sembari melindungi rahardian di dalam lemari. Namun ternyata kehadiran mbak neneng bersamaan dengan kehadiran rojo kethek dan jin kala ireng itu.’’
‘’Jadi? Maksud ibu…‘’
‘’Sebentar pak. Ibu lanjutkan dulu…‘’
Bapak pun menenangkan pikirannya. Dia tidak mau terlalu dalam mengambil keputusan sebelum mengetahui dengan jelas apa yang sedang terjadi saat itu.
‘’Saat dimana aku menatap jin kala ireng, dia seperti tidak mau mendekat. Dan ternyata ada satu sosok wanita yang menimang tubuh rahardian sembari menyanyikan sebuah kidung jawa yang digunakan untuk meniduri anak-anak jaman dulu.
Aku tidak yakin jika sosok wanita menjadi penyebab mas rahardian menangis. Namun aku hanya meyakini, jika alasan rojo kethek dan jin kala ireng tidak mengambil tubuh mas rahardian adalah karena…‘’ Ucap ibuku.
‘’Karena sosok wanita itu?’’
‘’Benar pak.’’
Bapak pun mengangguk paham. Rasa penasarannya sudah terpecahkan dengan apa yang baru saja dijelaskan oleh ibuku.
Namun jika sosok wanita itu adalah penjaga dari mas rahardian, maka kemungkinan besar, dua sosok pengganggu mas rahardian tidak berani mengganggunya karena sosok wanita itu.
‘’Ibu melihat jelas tidak sosok itu?’’
‘’Sayup-sayup seperti orang kekeratonan.’’
‘’Itu mbah putri.’’
‘’Mbah putri?’’
Bapak pun akhirnya menghela nafas panjangnya. Ia baru menyadari jika mbah putri akan kembali untuk menjaga anaknya.
‘’Mbah putri itu adalah salah satu sosok penjaga yang dimiliki oleh salah satu kera*** terbesar di Negara ini. Kedatangan mbah putri berarti memiliki tujuan tertentu.’’
Bapak pun akhirnya menceritakan terkait sosok mbah putri yang dimaksud. Sembari menatap rahardian, bapak kemudian menjelaskan secara seksama.
Mbah putri merupakan sosok penjaga yang dikenal sangat sensitive. Dia akan menyerang siapa saja sosok yang mengganggu keturunannya dan akan mengejar orang tersebut.
Akan tetapi, mbah putri tidak diterima di salah satu tempat yang berasal dari utara. Dia tidak mau menjejaki langkahnya di sana karena bersinggungan dengan penguasa utara yang dinilai sangat kejam dan beringas.
Tempat itu dikenal dengan macam-macam ritual pesugihan yang sering ditampilkan dengan gambaran siluman ular. Karena itulah kehadiran dari mbah putri ini juga menjadi sebuah senjata baru bagi bapak dan juga ibuku.
Namun bapak masih belum yakin, apakah mbah putri ini benar-benar ingin menjagga mas rahardian. Karena bapakku pernah melihat di 15 tahun ke depan jika dirinya akan memiliki seorang putri lagi.
‘’Jika memang benar, maka mbah putri akan memilih salah seorang dari keturunan kita. Dan dengan hadirnya mbah putri, mungkin ikatan antara kita dengan keluarga ningrat dan juga keluarga brotoseno akan terlepas.’’
Ibuku mengangguk paham. Sembari memperhatikan rahardian kecil, dia semakin tahu akan siapa-siapa yang nantinya akan terus berjuang untuk menghentikan praktek pesugihan yang konon katanya akan terus berlangsung hingga 15 tahun ke depan.
Malam itu bapak menyuruh ibuku untuk tertidur. Karena hari sudah larut malam, mereka pun menyudahi percakapan yang sangat sensitive ini.
Seluruh ruangan tertutup rapat. Bapak mengunci semua jendela dan pintu yang ada di rumah. Ia tidak mau jika malam nanti ada gangguan aneh yang akan menimpa mereka.
Tepat di saat dimana bapakku tertidur, ia bermimpi aneh. Bapak disuruh memilih dua tunas kelapa yang ada di hadapannya.
Dua tunas kelapa ini merupakan gambaran dari masa depannya nanti dan bisa diartikan juga sebagai anak-anaknya kelak.
Bapak pun akhirnya memilih sebuah tunas kelapa yang berwarna emas dan masih sangat muda. Entah mengapa tunas kelapa ini sangat menarik di matanya. Selain memiliki warna yang emas, tunas kelapa yang satu ini menghasilkan kilauan cahaya yang mampu menerangi kegelapan malam.
Saat bapak selesai memilih, ia pun akhirnya diberitahu akan gambaran-gambaran yang akan terjadi di masa depan.
Gambaran-gambaran itu bersifat seperti sebuah lelakon (gambaran perjalanan hidup) yang harus dijalankan oleh bapak selama menjalani kehidupannya.
Di antara gambaran-gambaran tersebut, bapak akhirnya menyadari, jika kehadiran mbah putri benar-benar ada dan melindungi salah satu dari dua anaknya kelak.
Pagi harinya bapak bangun kesiangan. Dia dibangunkan oleh ibuku tepat jam 6 pagi saat matahari sudah benar-benar memunculkan sinar hangatnya.
Namun, dibangunkannya bapak bukan tanpa alasan. Bapak kedapatan seorang tamu yang ibu sendiri tidak mengetahui siapa tamu tersebut.
‘’Pak! Bangun, pak!’’
‘’Astaghfirullah! Jam berapa sekarang bu?’’
‘’Jam 6 pak. Ada tamu di depan.’’
‘’Tamu? Siapa?’’ Tanya bapak.
Ibu hanya menggeleng-gelengkan kepala. Bapak pun menyuruh ibu untuk diberikan minum dan makanan terlebih dahulu.
Namun setelah bapak keluar rumah, ia terkejut saat mendapati tamunya itu…
‘’Mas cipto?’’
‘’Mas…‘’
Mas cipto pun langsung menyalami tangan bapak. Namun bukan kedatangan mas cipto saja yang membuat bapak terkejut.
Akan tetapi, bentukan dari perut mas cipto-lah yang membuat bapak kaget hingga tidak bisa berkata apa-apa.
‘’Mas? Kenapa perutnya?’’
‘’Begini mas…‘’
Perut mas cipto tiba-tiba membengkak seperti orang hamil. Bapak sendiri kebingungan saat melihat perut mas cipto yang dalam hitungan hari saja sudah membesar.
‘’Malam tadi, mereka menyerangku.’’ Ucap mas cipto dengan wajah yang penuh ketakutan.
‘’Mereka? Siapa?’’ Tanya bapak.
‘’Raden angkoro dan anggota pemerintahan.’’
Deg! Bapak langsung teringat sesuatu. Ia langsung mengingat siapa saja orang-orang yang tergabung dan berada di balik sosok raden angkoro.
‘’Malam itu aku didatangi sesosok jin hitam. Ia marah kepadaku. Lalu aku ditumpahi air yang ia bawa dengan menggunakan kendi. Saat air itu tumpah, tiba-tiba perutku langsung kembung. Dan pagi harinya entah mengapa, perutku langsung membuncit dan membesar seperti ini.’’
Bapak pun terkejut mendengar pengakuan dari mas cipto. Dia kemudian meminta mas cipto untuk menjelaskan secara detail apa yang terjadi saat malam itu juga.
‘’Aku sendiri merasa takut mas. Aku yang di sini sebagai pendatang harus menerima semua yang dibicarakan oleh raden angkoro. Namun semuanya bersinggungan dengan kata hatiku. Tolong mas! Selamatkan aku! Aku tidak mau menjadi tumbal berikutnya! Tolong mas!’’
Mas cipto pun memohon-mohon sembari memegangi tangan bapak. Ibu yang melihat hal itu merasa kasihan dengan mas cipto.
Ternyata apa yang dikatakan oleh kang waris memang benar adanya. Raden angkoro berencana untuk mengeluarkan kartunya, lalu dia juga akan melenyapkannya sendiri untuk bisa menghilangkan semua saksi atas segala kejahatan yang ia perbuat.
‘’Mas? Apa ada sesuatu yang dikatakan oleh jin kala ireng itu kepada mas?’’ Tanya Bapak.
‘’Dia berkata sesuatu, namun aku tidak tahu betul apa yang diucapkannya.’’
‘’Mas… jika mas mau, hari ini kita harus menuju ke rumah kang waris. Siapa tahu dia bisa menyembuhkan mas atas bantuan Allah Swt.’’
‘’Baik mas. Aku akan lakukan apa saja asalkan aku bisa selamat dan pergi dari kota ini!’’
Bapak pun mengangguk paham. Ia kemudian masuk ke dalam rumah dan segera mengganti baju.
Ibuku yang kebetulan mendengar percakapan mereka berdua langsung bertanya sesuatu,
‘’Pak? Bapak mau ke kang waris?”
‘’Iya bu. Bapak mau menyelamatkan mas cipto.’’
‘’Tapi pak…‘’ Potong ibuku.
‘’Ada apa bu?’’
‘’Ibu punya firasat yang gak enak. Jika benar apa yang dikatakan oleh mas cipto terkait anggota pemerintahan itu benar, maka pelakunya adalah orang-orang pejabat yang berada di balik sosok raden angkoro.’’ Ucap ibu.
Bapak pun tersenyum. Ia tahu akan kekhawatiran ibuku terkait siapa pejabat yang dimaksud. Namun bapak juga tidak bisa tinggal diam melihat bertambah banyaknya korban tumbal-tumbal selanjutnya.
‘’Bu… Kita punya tuhan. Tuhan kita maha segala-galanya. Ibu jaga rahardian di rumah. Bapak dan kang waris harus menyelesaikan langkah dari raden angkoro.’’
Ibu pun memeluk bapakku sembari menangis. Ia tidak mau jika bapak akan menjadi tumbal berikutnya dari pesugihan yang akan dilakukan oleh raden angkoro dan keluarga ningrat lainnya.
‘’Hati-hati pak. Mereka bukan orang biasa. Mereka ini iblis yang menyamar menjadi manusia hanya demi ambisi besarnya.’’
‘’Ibu tidak usah khawatir. Kita semua masih memiliki Allah SWT. Tuhan segala-galanya.’’
Bapak pun melepaskan pelukan ibu. Sebelum ia pergi, bapak mencium kening mas rahardian sembari membacakan do’a untuk keselamatannya.
Setelah selesai, bapak dan mas cipto pun langsung berangkat menuju rumah kang waris.
Kurang lebih 15 menit perjalanan, mereka pun sampai di rumah kang waris. Saat itu kang waris sedang menyirami tumbuhan jahenya yang sudah mulai layu.
‘’Assalamu’alaikum, kang…‘’
‘’Wa’alaikum salam…‘’
Kang waris tidak terkejut saat mas cipto ikut bersama bapak. Ia bahkan lebih tahu dulu jika hari itu mas cipto akan mendatanginya.
‘’Kang… ini ada mas cipto.’’
‘’Langsung masuk ke dalam saja.’’
Bapak pun paham akan maksud dari kang waris. Sama seperti sebelumnya, jika ada satu tanaman yang layu, itu berarti, ada serangan yang memang masih berkaitan dengan orang-orang yang berada di sekitarannya.
‘’Kang… tolong bantu kempesin perut saya. Malam tadi mereka menyerang saya.’’
Jelas Kang waris pun langsung memegang perut mas cipto. Namun saat kang waris memegang perutnya, tiba-tiba mas cipto berteriak kesakitan.
‘’Di dalam perutnya ada sesuatu.’’ Ucap kang waris.
Dan benar saja. Saat dimana bapakku melihat bentukan perut dari mas cipto, tiba-tiba ada sesuatu yang meliuk-liuk di bagian dalam perut mas cipto. Ia memiliki kepala yang berbentuk seperti ular namun ukurannya tidak terlalu panjang.
Usut demi usut, saat jin kala ireng itu menumpahkan air ke perut mas cipto, ternyata air itu bukan air sembarang.
Air itu merupakan air penyakit yang biasanya digunakan untuk menyerang seseorang dengan cara mematikannya lewat bagian dalam organ tubuh.
Mas cipto pun langsung di bawa ke dalam ruangan khusus yang biasa digunakan untuk meletakkan pasien yang kadang meminta bantuannya.
Bapak hanya menunggu di luar ruangan tersebut. Ia penasaran dengan apa yang akan dilakukan oleh kang waris saat ada sesuatu yang menjanggal sedang menyerang mas cipto.
Saat kang waris telah melakukan sesuatu ke perut mas cipto, tiba-tiba mas cipto berteriak kencang. Ia merintih kesakitan karena ada sesuatu yang keluar dari bagian anusnya.
Tidak lama kemudian, kang waris pun keluar dari ruangan tersebut sembari membawa ember yang telah berisi dua belut yang sudah mati beserta dengan sisa-sisa darah yang dihasilkan dari bagian dalam organ tubuh mas cipto.
‘’Astaghfirullah, kang! Itu belut?’’
‘’Ini adalah bagian dari serangan yang berasal dari pejabat itu. Sejatinya jin kala ireng itu adalah suruhannya.
Sedangkan kendi yang di bawa oleh jin kala ireng itu adalah bagian dari kiriman seorang dukun untuk membunuh orang yang sudah ditargetkan.’’
Kang waris pun langsung mencangkul tanah. Ia kemudian mengubur dua belut yang sudah mati itu beserta dengan sisa-sisa darahnya yang sangat amis baunya.
Setelah dikubur, kang waris pun kembali masuk ke dalam ruangan itu. Ia kemudian meminta bapak ikut masuk agar bisa melihat keadaan terbaru dari mas cipto.
Dan saat bapak masuk ke dalam kamar itu, bapak terkejut saat melihat kondisi dari perut mas cipto sudah mengecil dan benar-benar kempes seperti sedia kala.
Tidak lama kemudian, kang waris pun menanyakan sesuatu kepada bapak. Namun baru kali ini nada pertanyaannya sedikit penuh dengan amarah.
‘’Arto… siapa nama pejabat itu?’’ Tanya kang waris kepada bapakku.
‘’Maksud kang waris? Pejabat yang pernah aku temui sewaktu berada di rumah keluarga ningrat.’’ Jawab bapak.
‘’Iya.’’
‘’Lingga. Namanya lingga…‘’
Kang waris pun langsung terdiam. Ia kemudian menatap lampu kamarnya yang tiba-tiba saja menjadi menyala dan redup kembali.
Bapak yang mengetahui hal itu langsung merinding seketika. Ia merasakan pancaran energi yang sangat besar dari tubuh kang waris.
‘’Dia adalah pejabat yang sangat mengerikan.’’ Ucap kang waris kepada bapak.
Apa yang akan dilakukan oleh kang waris setelah mengetahui perpaduan serangan yang menyerang mas cipto adalah berasal dari raden angkoro dan juga seorang pejabat yang bernama pak lingga?
Akankah kang waris menghentikan pak lingga? Lalu bagaimana dengan raden angkoro? Apakah kang waris mampu menghentikan keduanya dengan seorang diri?
Lalu bagaimanakah dengan nasib dari mas cipto yang terkena serangan dari jin kala ireng dan juga air kendi kiriman dari seorang dukun yang ditumpahkan oleh jin kala ireng tersebut atas perintah dari pak lingga dan raden angkoro?
Akankah saksi dari tragedi pabrik bawang akan mati? Ataukah akan membongkar lebih dalam akan kasus yang ditutup-tutupi ini?
BERSAMBUNG
*****
Selanjutnya
*****
Sebelumnya