Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

KISAH NYATA DEDEMIT PANTAI PLARA

"Awas Pak hati-hati dilaut!" sahut Rashit "Bapak ada garis keturunan Pajajaran!" Konon katanya kalo yang memiliki garis keturunan Pajajaran bisa melihat Nyi Roro Kidul, semua yang dikatakan Rashit bagiku seperti kiasan.

Aku tahu, Rashit seorang CS di gudang limbah dus memang sedikit aneh, kadang suka ngomong sendiri, tapi ada juga yang bilang kalo dia itu anak Indigo, katanya dia biasa ngopi sama sosok penunggu gudang limbah dus 'Aki Darmini'.

"Gua kan lahir di Sukabumi Sit, jadi ngapain takut sama laut!" jelasku.

Bukannya sombong, tapi memang aku terlahir di Sukabumi 26 tahun silam, tapi hanya lahir saja, setelah itu keluargaku pindah ke kampung halaman Ibuku di Bandung.

Seiring berjalannya waktu aku bekerja di BoloSmart, Cabang Bandung sebagai Marketing Event, dan harus pindah tugas ke cabang Cianjur karena ada pengalihan tugas.

'Kocomon Rider Club' itulah nama club motor kami, anggotanya adalah karyawan BoloSmart dari lintas Departemen, kami berencana touring menuju pantai Pelabuhan Ratu di akhir pekan.

Rencana touring ini sudah dari jauh hari kami rencanakan, namun tidak semua member yang bisa ikut, karena sebagian ada yang berhalangan, jadi hanya 5 motor saja yang ikut touring.

Aku satu motor dengan sahabatku Astrid, yang sama menjalani LDR dengan kekasihnya, sebelum mulai perjalanan kami berkumpul di Mini Outlet BoloSmart yang lokasinya masih di area kantor.

"Jadi kalian touring?" Tanya Pak Lardi BM BoloSmart.

"Jadi pak, masih nunggu yang lain," jawabku.

"Hati-hati di perjalanan jangan ugal-ugalan! nanti kalo ada apa-apa jadi banyak yang izin gak masuk, hehee," sahut Pak Lardi sambil bercanda.

Setelah semua sudah berkumpul kami memulai perjalanan dari Cianjur pukul 07:00, supaya sampai di penginapan milik Sara tidak terlalu malam.

Dalam perjalanan melewati hutan entah daerah apa aku lupa nama tempatnya, hanya yang kuingat disana aku punya mantan namanya Kiki Alfiani.

Dulu dia kasir outlet BoloSmart Bandung, namun setelah putus denganku dia pindah ke cabang Bogor dan sekarang kabarnya sudah menjadi Kepala Outlet BoloSmart daerah Pelabuhan Ratu.

Sampailah kami di penginapan milik orang tua Sara, tepatnya di dekat outlet BoloSmart Sunset, member yang lain langsung bergegas ke penginapan, aku dan Astrid mampir ke outlet BoloSmart membeli Kopi RTD.

"Aku jadi ingat mantanku orang sini, dulu dia pindah, sekarang gak tau kabarnya entah kemana," curhatku.

"Yaelah bang kamu mah udah mau nikah juga, masih aja mikirin mantan," jawab Astrid.

"Bukan mikirin sih, tapi ya mau gimana da kepikiran, hehee," jelasku sambil berguyon.

"Ati-ati Bang, sakit hati dikit, disini bisa membunuh tanpa menyentuh!" sahut Astrid.

Aku yang selalu berpikir logis tidak terlalu menghiraukan apa yang Astrid katakan, waktu sudah larut malam, kami pun langsung menyusul member yang lain ke penginapan.

Sabtu pagi kami bermain di pesisir pantai, ada yang asik bermain ombak dengan pasangan ada yang mencari keseruan masing-masing.

Riza teman satu kostanku, mengajakku berkeliling untuk menemui seseorang yang sudah janjian dengannya di outlet BoloSmart Patuguran.

Saat Riza asik ketemuan dengan perempuan kenalannya, aku pamit mencari makan siang ke sebuah warung nasi di pesisir pantai Patuguran.

Kulihat dari jalan ada sebuah kedai Mie Ayam, dikedai itu seperti Teteh-teteh yang masih muda pelayannya.

"Punten, Teh,"

"Tteh Yam Mien 1 yah, pedesnya dikit.." pesanku ke Teteh warung itu.

"Silahkan A," Teteh itu langsung bergegas menyiapkan pesananku.

Kulihat Teteh itu sangat menarik, dengan celana pendek jeans yang hanya menutupi setengah paha, dengan tubuh yang ah, jika ku gambarkan aku takut kalian berhayal terlalu jauh.

"Teteh suka tutup sampe jam berapa jualannya?" Tanyaku.

"Sampe sepi aja a, soalnya disini mah gak tentu." Jawabnya sambil mengangkat kedua pipinya dan menatapku dengan tajam.

"Ya Tuhan, apa maksud hambamu yang satu itu, kenapa senyumannya seakan mengajakku untuk kembali ketempat ini nanti malam." Gumamku dalam hati.

Teteh itu menyiapkan mie sambil membelakangi ku, aku yang duduk di sebuah bangku dan meja menghadap ke belakangnya, kulihat jelas ada sebuah tato menyerupai duyung bermahkota di pundaknya yang terbuka.

"Silahkan A." Dia menyajikan mie dimejaku sambil tersenyum.

Teteh itu beralih duduk ke sebuah sofa didepan TV sambil memainkan gadgetnya, sesekali kulihat hingga kebetulan dia juga menoleh ke arahku.

Duh pasti kalian juga tau gimana rasanya ketika aku menatapnya, terus dia juga menatap ku, jadi merah deh pipiku.

Tak lama aku makan datanglah Riza yang sudah ketemuan dengan seorang kasir.

"Wih pantesan betah kau disini, ayo ah cus balik!" Ajaknya, akupun mempercepat makan ku, seusai makan kupanggil Teteh itu,
"Teh, jadi berapa?" Tanyaku yang akan membayar.

"Sama minuman nya jadi Rp25.000 a."

"Bukan ini, maksudku no What's App teteh berapa?" Sambil guyon aku menggodanya.

"Hahaha," Riza dan aku tertawa, sementara teteh itu seperti gondok karena aku menggodanya, kubayar mie yang ku makan dan teteh itu masih seperti tak menerima dengan candaanku, kulihat dia mengerutkan jidatnya saat aku berpamitan dan mengucapkan terima kasih.

Setelah melewati Hari pertama di Pelabuhan Ratu, sorenya kami kembali ke penginapan untuk merayakan acara ulang tahun Sara.

Setelah acara bakar-bakar ikan aku, Milan dan Riza berkeliling pantai sambil menunggu malam untuk memberikan surprise pada Sara.

Kami bertiga hanya duduk di pinggir pantai sambil ngobrol dan menikmati kopi, kulihat disana banyak anak-anak yang bermain bola dibawah cahaya bulan.

Milan dan Reza asik dengan cerita horor vs ilmu sains yang mereka debatkan, aku hanya fokus pada gadget ku mencari akun Facebook Alpi mantan kekasihku yang kuceritakan pada Astrid.

Kutemukan ada 2 akun FB milik Alpi, 1 akun yang berteman denganku, 1 lagi akun yang tidak berteman dan ku kirim pertemanan padanya.

"De apa kabar? Kamu masih kerja di BoloSmart gak? Kaka lagi di Pelabuhan Ratu sekarang." Kukirim pesan lewat messenger ke 2 akun tersebut.

Setelah kopi kami habis lanjut kami ke penginapan untuk memberikan surprise karena waktu sudah hampir jam 24:00.

Ketika member lain sedang asik bermain gitar sambil mengerumuni api unggun di belakang penginapan.

"Triling." Gadget ku menerima pesan messenger dan kulihat ternyata itu balasan dari akun lama Alpi.

Alpi mengajakku bertemu dipesisir pantai, dengan senang hati aku lanjut berangkat menemuinya ke pesisir pantai membawa motorku.

Jalanan sudah sangat sepi dan aku membelokan motor ku menelusuri ke pesisir pantai yang diterangi cahaya bulan.

Kulihat didepanku ada sebuah motor yang membonceng seseorang, gadgetku terus berbunyi, kupikir itu pesan dari Alpi yang menungguku.

Kukencangkan laju motorku untuk menyusul motor yang didepan, kulihat yang dibonceng motor didepan itu seorang perempuan dengan kebaya berwarna hijau daun dan bersanggul seperti sinden, perempuan itu tersenyum kearah ku, akupun membalas senyuman perempuan itu.

Wajahnya tak asing seperti aku baru melihatnya, motor yang gunakannya motor tua seperti motor tahun 80an, ketika kulewati motor itu.

"Astagfirullah!"

"Brak. Aggght." Aku terjatuh dan motorku tersungkur disemak, kulihat pengendara motor tua itu, kepalanya tidak ada dan perempuan cantik yang diboncengnya berubah menjadi seperti nenek tua dan beruban.

"Hiiii hi hiii hii." Perempuan tua itu tertawa menyekikik, seakan menertawakan ku yang terjatuh.

"Astagfirullah, Ya Allah beruntungnya aku tak tersungkur ikut motorku ke semak." Gumamku.

Dari belakang terdengar seperti suara langkah kuda berlari.

"Hemmeeeeehhem." Kulihat Suara kuda yang berlari itu menuju ke arahku, aku berlari kesemak tempat motorku tersungkur dan bersembunyi.

Kulihat seperti rombongan kerajaan yang melintas, lengkap dengan pasukan dan balatentara, sepertinya itu rombongan Ratu laut kidul.

Setelah rombongan itu berlalu, aku berdiri dan mengangkat motorku.

"Kaka." Alpie manggilku dan kulihat dibelakang dia sudah berdiri.

"Alhamdulillah De, ahirnya kita ketemu, lho ko kamu bukannya baru pulang kerja?" Alpi memakai gaun berwarna putih, harusnya kalau dia baru pulang kerja, masih memakai seragam BoloSmart.

"Kaka lagi apa? Kenapa Kaka ada disini dengan pakaian berlumuran pasir?" Tanya Alpi, kulihat wajahnya sangat pucat seperti kedinginan.

"Nanti Kaka jelaskan De, barusan Kaka terjatuh dari motor." Jawabku sambil duduk disebuah batu.

"Ayo kak bersihkan dulu pakaian Kaka, nanti gersang kalo Kaka pake baju kotor." Alpi menarik tanganku ke pinggir pantai untuk membersihkan bajuku.

"Ini sudah malam De!" Aku menolak "gak usah dibersihkan disini De, Kaka ada baju ganti ko!".

Alpi terus menarik tanganku ke pinggir pantai, aku berusaha menolaknya, namun kekuatannya seperti lebih besar dari tenagaku, dia menarik sambil membelakangi ku.

Aku terus menolak dan kubantingkan tanganku dari genggamannya.

"Heee hee he hee, kamu mencoba melawan yah?" Apli tertawa dan membalikan badan.

"Astagfirullah." Kulihat wajahnya seperti wanita yang menyajikan mie ayam tadi namun tidak secantik tadi siang saat kutemui, wajahnya sangat menyeramkan, seakan penuh luka yang busuk dan matanya menatap dengan tajam ke arahku.

Aku merangkak mundur menjauhinya dan membaca ayat-ayat suci dalam hati sambil berteriak meminta pertolongan.

Kulihat sosok yang awalnya menyerupai Alpi itu menjauh dan menghilang ditelan ombak.

Aku berlari menuju penginapan, namun yang kurasakan seakan lari berputar-putar dipesisir pantai, hingga kudengar suara adzan dan kulihat cahaya yang terang membentuk pintu, aku masuk ke cahaya itu, tibalah aku didepan mesjid.

"Kenapa Kang?" Tanya seorang bapak-bapak yang kulihat seperti mau berangkat kemesjid, kuceritakan apa yang kualami pada mereka.

Beruntungnya aku bersembunyi ketika rombongan kerajaan itu melintas, kalo saja aku terlihat salasatu dari rombongan itu pasti aku akan dibawa ke kerajaan laut kidul, beruntungnya juga ketika sosok itu mengajakku ke pinggir laut aku bisa melawannya, kalau tidak aku sudah terbawa kedalam laut.

Sesampainya di masjid, aku lanjut pulang ke penginapan yang lokasinya tidak jauh, kulihat motorku ada dan teman-temanku sedang tertidur pulas.

Setelah teman-temanku pada bangun, langsung kuceritakan kejadian yang aku alami semalam.

Ternyata gadgetku berbunyi bukan messenger balasan dari Alpi, melainkan itu pesan WA dari teman-temanku yang mencari ku ketika acara surprise ulang tahun Sara.

Pagi itu kami langsung bergegas kembali ke Cianjur, dan aku mendapatkan kabar dari akun facebooknya Alpi yang baru kalau Alpi mantan kekasihku itu sudah tidak bekerja di BoloSmart.

Dari kejadian itu aku Sadar kalo aku memang bisa melihat Ratu Kidul, namun aku juga mengerti kalau di daerah sana aku tidak boleh asal berbicara dan bercanda kepada orang lain.


KISAH MISTERI BERDASARKAN KISAH NYATA
-------------------------------------------------------
~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~
close