Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Nyai Tasniah - KuntilAnak Bermuka Hancur

"Prak." Kulihat beberapa dus popok bayi terjatuh, jika itu karena dorongan angin, suatu hal yang sangat mustahil, karena 1 dus popok bayi itu lumayan berat.

Aku mengabaikan beberapa dus jatuh itu, berpura-pura seolah aku tak melihat apapun, karena kejadian seperti itu sudah sering terjadi di lorong YeZet warehouse.

Lorong YeZet adalah lorong penyimpanan barang yang tidak masuk planogram, lokasinya paling ujung, biasanya disana digunakan untuk menyimpan barang baru, barang hadiah, barang sarana marketing dan sebagian barang-barang yang entah apa aku juga tidak terlalu mengerti.

Namaku Azis, karena mataku seperti orang keturunan, teman-teman lebih akrab memanggilku Panda, aku bekerja di DC BoloSmart sebagai Helper/Picker, istilah bumingnya anak gudang.

Rutinitas Helper seperti biasa saat masuk shift sore, yaitu briefing dengan leader, bagi-bagi tugas, minta data kiriman ke admin issuing lalu mulai menyiapkan barang yang akan dikirim ke outlet, kalo tidak ada lemburan, biasanya pulang jam 10:00 adapun kalau lembur yah sampai jam dua atau jam tiga dini hari.

Sore itu aku masuk sendiri, karena partner shift ku Dena sedang kebagian off, dan Ade masuk shift pagi.

"Nda kamu alokasikan Sarana promosi yang kemarin dari marketing yah, malam ini harus terkirim ke semua outlet!" perintah Agung leader lorong YeZet, "soalnya besok outlet harus proses perubahan harga!".

Sarana promosi adalah barang yang digunakan outlet untuk menunjang kegiatan iklan, alokasi barang seperti ini sudah menjadi rutinitas setiap akhir bulan atau pertengahan bulan, biasanya mengikuti periode promo atau perubahan harga.

Aku bergegas ke ruang admin issuing untuk meminta list outlet yang akan dikirim, hal yang membuatku paling semangat kalo harus ke ruangan admin issuing adalah Revi.

Revi kakak kelasku di SMA, dia vokalis Band yang suaranya sangat merdu, wajah cantik dan body goalsnya mejadi pusat perhatian kaum Adam, jika aku gambarkan sebelas dua belas lah sama Ghania Alianda vokalis Bilfold.

"Sore Teh Mvii?" kusapa Revi dengan panggilan Teteh karena dia lebih tua dariku, kulihat dia sedang asik dengan komputernya.

"Sore, kenapa Nda?" jawab Revi menanyakan apa kepentinganku, kulihat raut wajah cueknya yang dingin seperti Es krim mochi yang membuatku ingin menyantapnya.

Kuterima list alokasi sarana promo dan bergegas ke lorong YeZet untuk memulai pekerjaan, kulihat disana hanya ada Akbar yang sedang memasang batre Forklift.

Sore itu kegiatan berjalan seperti biasanya, hingga waktu adzan Maghrib berkumandang, aku lekas beristirahat dengan Helper yang lainnya.

Seusai melaksanakan sholat Maghrib aku lanjut makan sore dan merokok ditempat parkir, sambil ngobrol, beberapa temanku menceritakan kejadian horor saat pembangunan DC BoloSmart dibangun.

Sebagian dari yang bercerita ada salah satu anak Helper yang menakut-nakutiku sambil bercanda karena aku masuk sendirian.

"Gapapa lah ditemani Kuntilanak juga, asalkan Kuntilanaknya secantik Revi ajah!" jawabku sambil berguyon, toh aku tidak terlalu percaya dengan hal-hal seperti itu.

Cuaca sore itu seperti akan turun hujan, kulihat gelap dan geledek seperti berseteru dilangit, singkat cerita, hujan pun turun tidak deras namun menggericik.

"Teeeettt,," bel masuk kerja berbunyi, kulihat beberapa teman-teman ku sudah masuk ruang Warehouse, aku mampir ke ruangan Admin untuk melaporkan beberapa sarana yang sudah siap kirim.

"Teh Emvii, , sarana sudah 47 toko yah, sisa 86 lagi!" jelasku pada Revi yang kulihat sedang asik ngobrol bersama pak Ahmad dan Om Gilang.

"Oh iya sip, makasih ya Nda." jawab Revi sambil tersenyum.

Aku lanjut berjalan ke lorong YeZet, beberapa Helper sudah memulai aktivitas, aku langsung menarik trolly untuk mengambil beberapa container dirak paling pojok untuk mengemas sarana.

Dari jauh kulihat beberapa Helper bergegas mengambil kontainer juga, namun tak lama mereka pergi seperti terburu-buru, seakan melihat aku datang takut ditagih hutang.

"Kenapa pada rusuh, kaya yang ketakutan gitu?" gumamku dalam hati, kuambil beberapa Container yang akan kusiapkan untuk dikirim ke outlet.

Saat aku menarik trolly sambil mundur, entah datang dari mana, kulihat sicantik Revi seperti sedang ngechek stock barang disamping rak Ye.

"Punten teh? Ngecek apaan teh Emvii? Tumben turun ke lorong." tanyaku sambil melewatinya.

Revi hanya diam membisu tanpa jawaban, "ah mungkin dia sedang sibuk, toh biasanya juga dia kalo digoda gak pernah nyaut." pikirku.

Belum sampai satu menit, saat aku menurunkan container dari trolly, Revi yang barusan kulihat sedang ngecek barang sudah tidak ada, sepertinya sudah kembali ke ruang admin.

Suara hujan yang menimpa atap bangunan Warehouse, menambah rasa dingin yang menyelimuti karena masuk sendiri dan gak ada teman ngobrol.

Ketika aku memastikan surat jalan dan kode outlet yang akan di kirim barang, tiba-tiba.

"Brak."

"Asstagfirulloh aladzim!" Kulihat beberapa dus popok bayi terjatuh, sontak aku kaget dan kulihat dilorong itu tidak ada siapa-siapa.

Hal seperti itu memang sudah biasa terjadi, tapi kali ini berbeda, barang yang jatuh adalah dus popok bayi yang beratnya sekitar 5Kg.

Aku berpura-pura seolah tak melihat apapun dan bergegas menyerahkan barang yang akan dikirim ke Outlet ke bagian loading.

Ketika aku kembali, dus popok bayi yang tadi terjatuh ternyata sudah kembali berada ditempatnya, tersusun dengan sangat rapi seperti tidak berubah saat sebelum jatuh.

Aku kembali mengecek beberapa box sarana promo, dan kuantarkan satu persatu, setelah semua teralokasi aku kembali ke pojok untuk mengambil lagi box yang akan dikirim.

Saat aku berjalan kearah pojok sendirian, tiba-tiba aku mencium seperti bau kamper mayat, dan dari belakang terdengar suara.

"Kresek."

Aku mendengar seperti seseorang sedang mencari barang, kulirik kearah belakang tidak ada siapa-siapa.

Aku lanjut berjalan, suara itu kudengar kembali seperti berada tidak jauh dibelakangku, kembali aku menoleh dan masih tidak ada seorangpun tepat dimana tadi kulihat Revi berdiri.

Aku kembali memastikan barangkali dirak itu ada seekor tikus atau kucing liar yang terperangkap dan ketika ku buka tumpukan barang.

"Astagfirulloh!" Kulihat sesosok perempuan yang wajahnya sangat menyeramkan seperti luka yang tersayat pisau, perempuan itu memakai gaun berwarna merah, dia loncat dari rak Ye ke rak Zet seperti menempel didinding rak.

"Aaaaght!" aku terjatuh kebelakang, ternyata perempuan itu adalah kuntilanak, kulihat dia merayap dari bawah keatas rak yang sangat tinggi sambil tertawa.

"Hiii, , hii, , hiihi, ," suara perempuan itu tertawa sangat menakutkan, sontak aku bangun dan berlari ke arah depan.

Aku berlari secepat mungkin tapi yang kurasakan lorong itu sangat jauh dan panjang, aku terus berlari menjauhinya dan diujung kulihat kuntilanak itu turun seperti melayang dihadapanku.

Aku langsung berhenti dan membalikan badan untuk memutar arah ke arah belakang lorong, tapi entah kenapa aku tak bisa berlari.

Ternyata kuntilanak itu memeluk tubuhku dari belakang, aku mencoba berontak, berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan pelukannya, tapi aku malah dibawa terbang.

Aku berdoa membaca ayat-ayat suci, sambil berusaha melepaskan kuku jemari kuntilanak itu dari badanku, dan kuntilanak itu melepaskan aku terjatuh dari ketinggian sekitar 8 meter.

"Aaaah, tolong, , tolong, ," teriaku meminta bantuan barangkali ada yang bisa membantuku menjauh dari lorong itu, karena badanku sangat sakit setelah terjatuh.

Kulihat kuntilanak itu menghilang entah kemana, saat aku sadar setelah wajahku diusap Bang Andi leader lorong sebelah dan beberapa teman Helper lain yang membantuku berdiri.

"Kenapa Nda?" tanya Bang Andi.

Saat aku menjelaskan kejadian yang terjadi padaku, katanya mereka hanya melihatku tertimpa tumpukan dus popok bayi dan tidak melihat kalau aku dibawa terbang sosok Kuntilanak itu.

Ketika aku dibawa ke ruangan loker, tiba-tiba dari zona mezzanine terdengar beberapa Helper perempuan berteriak dan meminta tolong.

Bang Andi dan teman-teman Helper berlari menuju zona mezzanine dan disana ada beberapa Helper perempuan mengamuk sambil dipegangi beberapa Helper perempuan lainnya, ada juga yang menangis, ada juga yang berkata-kata tak jelas menggunakan bahasa Sunda yang aku kurang paham.

Kami semua panik membantu Helper perempuan memegangi yang kerasukan, tak lama berselang diruang Admin juga terdengar Revi menangis, Pak Ahmad memanggil security dan tak lama kulihat Pak Radjib datang sambil menelpon seseorang.

"Iyah Wa ini banyakan yang kerasukannya!" sahut Pak Radjib seperti menelpon seorang ustad "Cepetan Wa kesini! Kasihan anak gudang."

Pak Radjib langsung membantu kami membacakan doa-doa, tiba-tiba datang Pak Tibi SPV Finance dan Kang Huda SPV IT.

Mereka langsung membacakan doa dan ayat suci Al-Qur'an sambil berdiri.

"Eren maneh tong babacaan! tong ngusik gawean aing!" ( "Berhenti kamu jangan baca doa! jangan ganggu pekerjaan kami!" ) ucap Ajeng yang sedang kerasukan, seperti ingin menyerang mereka, memberontak berusaha melepaskan pegangan.

Tak lama setelah Pak Tibi dan Kang Huda membaca doa, semua yang kerasukan sadar, kami semua dikumpulkan sambil brifing, semua kegiatan selesai sebelum waktu jam kerja berakhir.

Ternyata kerasukan masal itu penyebabnya Nyai Tasniah, dia tidak suka mendengar kami bercanda diparkiran motor saat jam istirahat.

Nyai Tasniah adalah sesosok Kuntilanak, dulunya menghuni sebuah pohon besar yang ditebang sebelum dibangun menjadi Warehouse BoloSmart.

Menurut cerita warga sekitar, dulunya kuntilanak bergaun merah itu sering menampakan wujudnya dipinggir jalan raya Bandung - Sukabumi, kadang berwujud perempuan cantik berkebaya merah, kadang berwujud sangat menyeramkan seperti yang kulihat.

Dulunya kuntilanak itu adalah seorang perempuan yang bernama Tasniah, dia meninggal setelah diperkosa beberapa orang tentara Jepang, kejadian itu terjadi pada tahun 1985, mayatnya dikubur dan tidak ditemukan oleh suami dan keluarganya.

Tapi percaya atau tidak, bagiku itu sebuah pengalaman mistis yang sangat menakutkan, karena kata Kang Huda, jika aku tidak sadar dan membaca doa, saat Nyai Tasniah membawaku terbang, mungkin sukmaku akan dibawa ke Alas Maya untuk dijadikan budak pengikutnya.


KISAH MISTERI BERDASARKAN KISAH NYATA
-------------------------------------------------------
~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~
close