Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

SUSUK TERATAI PUTIH (Part 30) - Permana dan Gendis


PERMANA dan GENDIS

Sumirah tersadar dari pingsannya. Tenaganya telah pulih kembali. Anggara masih tetap tidur di pangkuan kakinya. Sumirah yakin saat ini Anggara pasti masih melihat masa lalunya. Sumirah menyeringai tatkala mengingat bagaimana dirinya membunuh sepasang iblis itu. Yaitu Permana dan Gendis.

Sementara itu Anggara yang masih melihat kilas balik kehidupan Sumirah kini tengah menatap bagaimana nasib Permana dan Gendis di tangan Sumirah.

"Sumirah!! Sumirah, lepaskan aku!"

Klonteng.....klonteng...... klonteng....

Permana terus memukul-mukul kurungan besi yang mengurungnya sambil terus memanggil-manggil nama mantan istrinya itu. Tak lama Sumirah pun datang, Permana yang melihatnya langsung berteriak.

"Lepaskan aku Sumirah!."

Sumirah berdiri tepat di hadapan Permana, raut wajah Sumirah nampak datar.

"Kalau aku melepaskanmu, apa yang akan kau lakukan Permana!."

"Lepaskan aku, aku harus mencari Gendis!."

"Dasar bodoh! Sudah kubilang Gendis sudah hidup bahagia dengan meneer Jhon. Kok masih tidak percaya dengan perkataanku!."

"Aku tidak akan percaya sampai aku melihat dengan kedua mataku sendiri, aku yakin Gendis tidak akan mendua!."

"Ckckckck......Baiklah kalau begitu, aku akan pertemukan kau dengan Gendis!."

Wajah Permana langsung berbinar sementara itu Sumirah tersenyum miring.

"Benarkah! kalau begitu! cepat keluarkan aku, aku berjanji jika kau melepaskanku, aku akan menjadikanmu istri keduaku!."

Sumirah menatap jijik  wajah Permana yang masih angkuh itu. Siapa juga yang sudi untuk menjadi istri keduanya.

"Bersiaplah! aku akan melepaskanmu dan menuntunmu untuk menemui Gendis."

"Cepatlah Sumirah! aku sudah sangat merindukannya!."

Sumirah menatap salah satu ular yang sedari tadi menjaga Permana, perlahan ular tersebut merayap dan mendekati Permana. Permana yang ketakutan lalu berjalan mundur sampai akhirnya menabrak dinding kurungan besi.

"Ttttttunggu Sumirah, suruh ular itu pergi! Hush... Hush... Hush....!!!"

Sumirah diam mematung, membiarkan ular tersebut terus merayap mendekati Permana.

"Sumirah! woi.... Suruh ular ini pergi! kamu dengar tidak,!! Heh! iblis! Suruh ular ini pergi cepat. kau tidak Tuli kan! Hush..... Hush.... Hush....!"

Ular itu terus merayap, bahkan kini mendekati kaki Permana kemudian terus merayap ke atas dan ke leher lelaki tersebut kemudian melilitnya. Permana melotot karena menahan sakit, nafasnya putus-putus karena tercekik seekor ular.

"Ssssummmirrraaaah....!!!"

Sumirah diam dan terus menatap Permana dengan tatapan dingin dan membiarkan Permana kesakitan karena tercekik ular.

Perlahan Permana menutup matanya sambil terus memegangi lehernya sambil terus berusaha melepas ular yang melilit lehernya itu.

"Aaaaaaaaarght.... Sialan...!"

Permana membuka matanya, ternyata ular yang melilit lehernya telah hilang entah ke mana. Permana sudah bisa bernafas dengan lega.

"Tunggu! dimana ini!."

Permana kaget, karena saat membuka mata dirinya telah berada di sebuah gubuk reyot.

"Ini bukan rumahku! Hoooeeekk.... !!"

Permana muntah karena mencium bau busuk. Permana tersadar ternyata bau busuk itu berasal dari tubuhnya yang penuh koreng dan bernanah.

"Jo! Paijo!! Paijooooo!."

Permana terus menerus memanggil Paijo, tapi yang dipanggil tak kunjung datang.

"Sialan, dimana Paijo itu!"

Ssssssst...... Ssssssst.... Ssssssst...

Tiba-tiba seekor ular kobra telah berada di hadapan Permana dengan posisi kepala yang tegak dan siap menyerang.

"Hush..... Hush..... Hush....!!!"

Permana berusaha mengusir ular tersebut namun si ular tak bergeming. Tetap berada di posisinya dengan lidah bercabang yang menjulur.

"Jika kau ingin bertemu dengan Gendis, ikuti ular itu Permana !."

Tiba-tiba terdengar suara di telinga Permana, ular di hadapan Permana perlahan bergerak menjauh.

"Woi.... Tunggu!!"

Permana perlahan mengikuti ular yang ditemuinya.

Permana sampai disebuah rumah megah.

Permana melihat Gendis turun dari pedati sambil memeluk mesra tangan seorang lelaki Belanda.

Amarah Permana langsung mendidih, mukanya merah padam, tanpa babibu Permana langsung berteriak memanggil nama istrinya.

"Gendiiis....!!!!"

Gendis yang merasa ada yang memanggilnya langsung mencari sumber suara. Matanya melotot saat tahu jika yang memanggilnya adalah suaminya.

"Kangmas Permana..!!!"

BERSAMBUNG
close