Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

MINYAK PENGASIHAN

Ada beberapa DM yang bercerita tentang teror Gaib yang mereka dapatkan karena penggunaan minyak ini. Saya coba menarik benang merah dari cerita mereka dan menjadikanya sebagai cerita pendek ini.. Semoga kisah ini bisa bermanfaat...


Saya Bila, seorang ibu berusia kepala tiga yang sudah mempunyai seorang anak perempuan. Bukan tentang keluarga saya yang ingin saya ceritakan, melainkan mengenai perbuatan bodoh saya yang hampir mengacaukan keluarga saya. Kisah ini dimulai ketika saya melihat sebuah postingan di twitter yang membahas mengenai pengasihan. Awalnya saya menganggap postingan itu sebagai bacaan biasa, namun saat membaca beberapa komen balasan sayapun memperhatikan postingan itu. “Beda sama pelet, ini bagus untuk membuat keluarga lebih harmonis,” “Pengasihan tidak dilarang agama, toh kalau dipikir-pikir parfum dan make up juga termasuk pengasihan,” Kurang lebih itulah isi komen-komen tersebut. Saat itu aku memang sedang dalam titik jenuhku dimana suami saya benar-benar cuek. Jarang sekali Ia mempedulikan saya. Postingan itu berakhir dengan sebuah penawaran akan benda yang membuatku tertarik. “Minyak pengasihan,” Aku sempat ragu, namun rasa penasaranku membuatku ingin berikhtiar dengan cara itu. Selain penasaran akan khasiat minyak pengasihan, setidaknya yang ada di dipikiranku hanyalah apakah benda ini manjur atau tidak manjur. Kalau tidak aku hanya akan rugi uang sejumlah beberapa ratus ribu saja. Singkatnya, dalam waktu seminggu minyak pengasihan itu sampai kepadaku. Sebuah botol kecil yang berisi beberapa helai akar-akaran dan bubuk yang mengendap di bawahnya. Di dalam bungkusan itu juga terdapat lipatan kertas yang bertuliskan sebuah kalimat yang bahasanya kurang kumengerti.

Pertama, kenakan minyak ini di dahi. Setelahnya kenakan di leher , punggung tangan, dan dada sembari membaca tulisan yang ada di salah satu kertas yang dilipat. Cara mengemas dan perpaduan isi dari paket itu membuatku merasa bahwa ini akan berhasil. Akupun menggunakan minyak itu saat suamiku sudah selesai menyelesaikan kegiatan malamnya dan bersiap untuk tidur. seperti yang tertulis di kertas petunjuk, di kamar mandi aku mengusapkan minyak itu di beberapa bagian tubuhku sembari mengucapkan kata-kata yang tertulis di kertas. Minyak ini memiliki bau ciri khas. Tapi ternyata saat sudah dioleskan di tubuh, baunya tidak lagi tercium. Akupun menghampiri suamiku seolah tidak melakukan apa-apa. Awalnya ia hanya melirikku sekilas, namun semakin lama tiba-tiba tangan suamiku mulai meraba tubuhku. Ia akhirnya mengajakku untuk berhubungan setelah sekian lama! “Berhasil.. minyak pengasihan ini benar-benar bermanfaat,” itulah pikirku. Besok pagi aku bangun seperti biasa dan memulai aktivitas pagiku dengan memasak untuk bekal sekolah anakku. Tidak seperti biasa, suamiku ikut terbangun dan memelukku dari belakang. Akupun membalas dengan memencet hidungnya. “Hebat, semalem kayak bukan kamu aja,” Puji suamiku. Akupun menerima pujianya dengan senang hati. Semakin hari berlalu, akupun beberapa kali menggunakan minyak itu ketika suamiku mulai terlalu sibuk dan lupa denganku. Ternyata yang terjadi lebih dari yang kuharapkan. Saat setelah menggunakan minyak ini, hampir semua yang kuminta pada suamiku pasti dia usahakan. Sampai aku sadar akan sesuatu. Indri, anakku. Ia masih berumur delapan tahun dan bersekolah di kelas dua SD Entah mengapa ia begitu menjaga jarak dariku. Sesekali kami memang mengobrol saat sedang bersama. Tapi saat hanya ada kami berdua, indri lebih milih mengunci dirinya di kamar. Memang setiap aku panggil dia selalu menyahut. Tapi bila tidak, dia benar-benar tidak ingin menghampiriku. Suatu ketika, ada hal yang sama sekali tidak kumengerti.

Di tengah tidurku aku bermimpi sedang mendatangi kamar Indri. Tapi ada satu hal yang aneh di sana. Indri menatapku dengan wajah ketakutan. Indri pucat-sepucatnya dan memintaku untuk pergi. Saat pagi harinya, semua berjalan seperti biasa. Namun saat sarapan, beberapa kali indri melirikku. Ia seperti memastikan sesuatu. “Kenapa, Indri?” Tanyaku. “E—enggak,” indripun kembali menyelesaikan makananya dan berangkat. Akupun membersihkan kamar indri selama indri sekolah. Tapi baru saja aku akan memulai, aku terhenti saat melihat sebuah benda. Benda itu adalah sebuah gunting yang selalu ada di kamarku. Saat itu juga aku samar-samar mengingat bahwa di mimpi tadi aku juga sedang membawa gunting ini. Apakah mungkin semalam itu bukan mimpi? Apakah aku mengigau dan berjalan ke kamar indri? Tapi mengapa ia ketakutan? Beberapa malam kemudian aku bermimpi hal yang serupa. Indri benar-benar menatapku dengan takut. Saat terbangun, akupun segera datang ke kamar Indri dan mendapati bahwa benar ia sedang menahan pucatnya. Ia benar-benar takut dengan kedatanganku. “Kamu kenapa Ndri? Kok takut sama ibu?” Tanyaku. “Serem.. ibu serem, ibu kayak mau bunuh Indri,” balas Indri. Aku tidak mengerti apa yang Indri bicarakan, sampai ada kejadian lagi yang membuatku terpukul. Pada suatu malam aku menghabiskan waktuku dengan menonton drama sampai malam. Setelahnya, akupun kembali ke kamar suamiku. Tapi betapa terkejutnya aku saat itu… Dari celah pintu, aku melihat suamiku sedang berhubungan badan denganku. Iya, aku! Itu adalah sosok yang benar-benar menyerupai aku. Sontak akupun merinding ketakutan. Aku sempat ingin menuduh sosok itu adalah manusia yang berdandan sepertiku, tapi tidak akan mungkin semirip itu. Tapi, rasa emosiku melebihi rasa takutku.

Akupun memberanikan diri untuk membuka pintu untuk menyadarkan bapak bahwa itu bukan aku. Tapi makhluk yang menyerupai aku itupun menolehkan wajahnya ke arahku. Ia tersenyum dan lambat laun wajahnya berubah menjadi sosok yang mengerikan dengan wajah putih dan sangat pucat. Aku ingin berteriak, tapi suaraku tertahan sesuatu tertahan. Saat itu juga, aku tersadar dengan sosok yang memandangku dari belakang. Aku menoleh lagi dan mendapati sosok perempuan berbaju putih panjang yang lusuh dengan wajah yang pucat berada di belakangku. Ia berada di sana seolah menyatakan bahwa karenanyalah suaminya bisa terpuaskan dan berbuat baik padaku. Sudah jelas ini salah… Akupun masuk ke dalam kamar dan sosok itu tiba-tiba menghilang. Suamiku dalam kondisi setengah sadar. Entah ia mabuk, atau memang terhipnotis akan sesuatu. Tapi saat mengetahui kedatanganku, iapun kaget. Aku mencoba menenangkanya, dan membawakanya segelas air. Saat sudah tenang akupun menceritakan tentang apa yang terjadi. Saat itu suamiku malah menatapku dengan tatapan yang bingung dan tidak kumengerti. Suatu pagi, tiba-tiba rumahku kedatangan beberapa orang. Salah satunya adalah ustad yang kukenal, dan sisanya seperti kenalan dari pak ustad. Ternyata suamikulah yang memanggil mereka kerumah. Dan saat mengetahui tujuanya, akupun benar-benar kaget. “Indri sering ngeliat kamu ngedatengin kamarnya malam-malam. Katanya kamu nggak ngomong tapi cuma menatap indri sambil senyum-senyum sendiri. Indri ketakutan,” Jelas suamiku.

Akupun tersentak mendengar cerita itu, berarti apa yang kurasakan saat itu bukanlah mimpi? Tak hanya itu, setelah kejadian aku memergoki suamiku, ia mulai sadar bahwa ada yang aneh saat kami berhubungan. Ia merasakan ada perbedaan atas perilaku dan cara bicaraku. Penjelasan itupun membuatku menerima permintaan mereka untuk dilakukan rukyah padaku. Pak Ustad dengan dibantu beberapa ulama lainyapun membacakan doa-doa dan ayat-ayat suci padaku. Sontak kepalaku terasa seperti dipukul dengan keras. Rasa mual campur aduk dengan sakit di kepala. Mulutku meracau tanpa kuingini. Aku mengucap kata-kata tanpa kusadari. Yang sempat kuingat hanya beberapa kata. “Aku diundang… dia yang meminta… kami menikmatinya…” Suara itu bukanlah suaraku, namun suara itu semakin tersiksa bersama rasa sakit yang kurasakan. Puncaknya aku semakin tidak tahan dan memuntahkan cairan dari mulutku. Seketika semua rasa sakit di tubuhku hilang, hanya saja tubuhku menjadi begitu lemas. Pak Ustad membawakanku segelas air yang telah ia bacakan doa. Akupun meminumnya dan mendapatkan kembali sedikit kesadaranku. “Apa itu tadi?” Tanyaku bingung. Suamiku terus merangkulku sembari mengelus-ngelus punggungku untuk menenangkanku. “Maaf, Bu Bila. apa ibu pernah menggunakan benda-benda yang memanggil jin atau sejenisnya?” tanya pak ustad. Akupun mencoba mengingat, dan satu-satunya yang mencurigakan adalah minyak pengasihan yang beberapa kali aku pakai itu. “Astagfirullahaladizim..” Ucap Pak Ustad yang segera beristiqfar saat aku menunjukkan botol berisi cairan itu.

“Ini Musryik Bu, ini benda haram,” Jelas Pak Ustad. Perasaan dalam tubuhku ingin melawan. Aku ingin mengatakan benda ini tak lebih dari minyak seperti parfum yang gunanya menarik perhatian pasanganya. Tapi satu sisi akal sehatkupun menahanya. “Memangnya ini apa, Ma?” Tanya suamiku. “Minyak… minyak pengasihan,Pa. katanya bisa membuka aura dan membuat orang-orang nyaman” Jawabku berusaha menutupi tujuan utamaku menggunakan minyak itu tapi sepertinya suamiku menyadarinya. “Ini Salah, Bu Bila! Ibu tahu ini apa? Di dalam minyak ini ada abu orang yang sudah meninggal, ada akar yang dicabut dari kuburan dan benda-benda mengerikan lainya. Perempuan yang berdiam di tubuh ibu adalah jin yang sebelumnya mengikuti orang yang abunya ada di minyak ini,” jelas Pak Ustad. Mendengar ucapan itu jantungku serasa mau berhenti. Aku tidak menyangka bahwa benda yang kugunakan ternyata semengerikan itu. Akupun meminta maaf pada suamiku dan pak ustad atas perbuatan bodohku itu. Sebelum pergi, Pak ustad memberikanku beberapa bacaan yang harus kubacakan setelah sholat. Tujuanya agar sosok itu tidak kembali lagi berdiam di tubuhku. Tak hanya itu, sepertinya pak ustad menyadari mengapa aku menggunakan minyak itu. Iapun turut memberikan kata-kata untuk suamiku yang tidak kuketahui dengan jelas. Tapi, setelah kejadian itu walaupun sedikit, suamiku mulai sedikit peduli padaku. Begitu juga Indri, sebagai permintaan maafku sesekali aku tidur di kamarnya untuk menemaninya sembari membacakan beberapa cerita favoritnya.

Setelah aku merasa semua kembali normal, akupun mencoba mencari akun twitter yang menjual minyak pengasihan itu padaku untuk menunjukkan pada semua pengikutnya, tentang benda apa itu sebenarnya. Tapi aku tidak bisa menemukanya… Entah akun itu mengganti semua username dan data-datanya. Atau malah ia sudah menutup akunya. Entahlah… semoga cukup aku saja yang menjadi korban. Semoga saja tidak ada yang ikut terjebak karena iming-iming seperti pengasihan yang bisa didapat dalam waktu singkat. Sekian
close