Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PESTA DI KEBUN BAMBU (Part 3) - Asal Muasal


KisaH cerita horor hantu pesta di kebun bambu seri 3

Yeni sengaja kesuruan untuk mengetahui asal muasalnya.

Mampukah Yeni mengetahui asal muasal para hantu itu?

Yeni menutup kedua mataku dengan tangannya, lalu mulutnya komat-kamit membaca mantra yang tidak kumengerti.

"Jangan mencarinya. Dia tidak suka dengan manusia," jawab Yeni.

"Mereka sedang berpesta, tapi terlihat menyedihkan..?" tanyaku.

Yeni menepuk bahuku, "Entahlah, Na. Besok akan aku cari tahu jawabannya bersama bapak" jawab Yeni.

Keesokan harinya Yeni menepati janji.

Ia mengajak bapaknya yang bernama Pak Darmo untuk mengecek kebun bambu belakang rumah.

Yeni tidak mengizinkanku untuk memasuki kebun bambu. Aku diminta untuk menunggu di dekat pintu belakang dapur.

Kulihat Pak Darmo menaburi sesuatu saat mereka sedang berjalan ke dalam kebun bambu.

Pak Darmo memang paranormal. Wajar jika Yeni mampu melihat, berinteraksi dan mengusir para makhluk astral.

Siang itu, untuk pertama kalinya siang bolong terasa dingin. Hawa dingin menusuk bulu kuduk sampai merinding.

Kulipatkan kedua tangan di atas perut sambil menggosok-gosok.

"Astaghfirulloh.." ucapku kaget.

Di dalam kebun bambu Yeni sedang kesurupan. Berteriak-teriak sambil menangis histeris.

Kulihat tangan Pak Darmo memegangi kening Yeni. Lalu, membaca mantra yang tidak kutahu sama sekali.

Pak Darmo menepuk kening Yeni sebanyak tiga kali, dan Yeni kembali sadar.

Kulihat Yeni agak tersengal-sengal dan kelelahan.

Pak Darmo menyuruhnya untuk meminum air yang dibawanya.

Setelah itu, Pak Darmo berbincang-bincang dengan para makhluk penunggu kebun bambu.

Sedangkan, Yeni meninggalkan kebun bambu lebih dulu. Dia menghampiriku.

"Kenapa wajahmu pucat sekali, Na?" tanya Yeni santai.

"Kamu baru saja kesurupan," jawabku.

Yeni menepuk bahuku, "Karena aku kesurupan, makanya aku dan bapak jadi tahu. Asal muasal mereka."

"Bagaimana ceritanya..? tanyaku penasaran.

"Dahulu kala, sebelum para kolonial Belanda datang. Kebun bambu itu adalah lapangan untuk perayaan warga atau pesta rakyat."

"Para kolonial Belanda datang, menghancurkan lapangan itu. Merubahnya menjadi lapangan latihan tembak para tentara," jawab Yeni.

BERSAMBUNG
close