Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PUCUK KEMBANG (Part 6) - Nyi Paninggir

Sesembahan Jantung Bayi, Untuk Nyi Paninggir.


“Kui sing tak Maksut Kali Botohsari” (itu yang saya maksut sungai botohsari) Ucap Mbah nir pada Surtini.

“Adem tenan mbah, Koyo neng surgo yo” (adem tenan mbah, seperti di surga ya) sambung surtini Kagum.

“Kali iki seng iso weruh mung aku ro awakmu” jelas mbah Nir.

Perjalanan Mereka telah sampai di Rintangan Terkahir, telah sampai Di Sungai botohsari. Sungai yang Di Buat oleh mbah Singo untuk mencegah Siapapun yang datang ritual dengan Nyi Paninggir.

Banyak yang gagal dan Mati di Sungai Botohsari. Sungai yang Terlihat indah, segar di minum dan sejuk ternyata petaka bagi siapapun yang menyentuh air Sungai Botohsari.

“Awakmu ngikuti pijakan ku, ojo sampe nyentuh banyu kui” (kamu mengikuti Pijakan ku, Jangan sampai kamu menyentuh air itu) ucap Mbah nir

Melangkah melompat dari batu ke batu surtini lakukan mengikuti langkah mbah nir. Godaan ingin menyentuh air Sungai Botohsari sangat kuat, bagaimana tidak Perjalanan yang melelahkan menggoda surtini untuk meneguk Air yang jernih dan segar,-

benar-benar Menggoda Bagai air surga yang sedang di lewati surtini, tak hanya itu suasana tenang, dedaunan yang hijau dan kicauan burung di sungai Botohsari, membuat Surtini terbawa suasanan ketenangan.

Di sela perjalanan Surtini Melihat bayanganya sendiri. dosa surtini terlihat menyeramkan saat mengaca di Air botoh sari, surtini terlenan dan Terhipnotis oleh Air Sungai Botohsari. Pikiran surtini mulai Terlenan untuk sengera menyentuh air sungai botohsari.

"Surtini…..! Ojo di mek…!” (Surtini….! Jangan sentuh….!) Ucap Mbah nir Dengan nada keras yang juga baru menyadari jika surtini tertinggal dari langkahnya.

Seketika Surtini tersadar akan hal yang dia lakukan. Hampir saja surtini mati dan gagal untuk menemui Nyi Paninggir. Surtini langsung berlari menyusul mbah Nir.

“Meh wae sur, Dewe podo-podo terlenan, aku do wae keno hipnotis sur, ayo cepet lungo kadi kene” (hampir saja sur, kita sama-sama terlenan, saya juga kena hipnotis sur, ayo cepat pergi dari sini) Sambung mbah nir.

Mereka Telah berhasil Melewati Rintangan yang terakhir, Namun Malam Semakin malam Gunung paninggir semakin Menyeramkan, tak Jarang Berbagai Demit menyambut mereka.

“Mbah kui opo” (mbah itu apa) tanya surtini yang melihat bayangan Besar di Depanya.

Ya benar saja Buto Pasukan Nyi Paninggir Menyambut kedatangan Mereka.

“Tenang Sur, kui penjaga Gerbang Istana Nyi Paninggir, koe aman karo kui” (tenang sur, itu Penjaga Gerbang istana Nyi Paninggir) jawab mbah nir dengan rasa aman karena sebentar lagi Mereka akan sampai istana puncak Paninggir.

Tak terasa Perjalanan mereka sudah sampai di puncak gunung, sambutan bintang-bintang dan Bulan baru sangat terlihat oleh mereka, pemandangan bawah gunung menghapus rasa lelah surtini.

Di Sela-sela pengelihatan surtini nampak cahaya kuning terlihat dari kejauhan, surtini bergegas pergi menghampirinya. Cahaya tersebut datang dari sebuah goa, surtini mengikuti datangya cahaya tersebut.

Surtini terus berjalan masuk mengikuti jalur lorong goa. Lorong yang surtini ikuti semakin besar, menjadi seperti sebuah ruangan.

“Cah ayuu sing tak nteni puluhan tahun uwis teko khekhekhek" (anak cantik yang saya tunggu sejak puluhan tahun sudah datang) ucap salah seorang wanita yang ada di dalam goa tersebut.

“Eeee njenengan sinten mbah” (kamu siapa mbah) tanya surtini yang kaged dengan kedatangan Wanita dari salah satu ruangan goa.

“Aku nyi paninggir cah ayuuu….” (saya nyi paninggir cah ayu) ucap nenek tersebut.

aneh benar-benar aneh, setelah berkenalan dengan surtini, nenek yang surtini temui sektika berubah menjadi Nenek yang cantik layaknya seorang ratu. paras wajahnya cantik dan berwibawa.

“Mbah nir…. Mbaaah” ucap surtini memanggil mbah nir, yang ternyata surtini sudah terpisah dari tadi.

“Mbah nir neng omah nduk ayuuu.. sukmo mbah nir yo do wae wis teko umah, awakmu karo aku aman, ora usah Kuwatir” (mbah nir di rumah anak cantik, sukma mbah nir juga sudah sampai rumah, kamu sama aku aman, tidak usah khawatir) ucap nyi paninggir.

Surtini tak tau apa yang harus dia lakukan. Rasanya ingin berlari pergi namun tubuh surtini berat untuk di gerakan. mbah Nir yang sedari tadi Mengantarnya hilang tak tau kemana dia pergi.

“Ku..kulo niki Nyi, Jantung Bayi ne” (sa sayaa ini nyi, jantung bayinya) ucap Surtini ketakutan sembari menyerahkan Jantung bayi yang dia bawa hasil dari Penumbalan Anak wasti.

“Matursuwunnn cah ayuuuu…” (Terimakasi anak cantikk) Ucap Nyi paninggir lirih sambil mengambil bingkisan kain kafan yang berisi jantung tumbal Bayi

“Awakmu jauk opo seko aku cah ayuuu…” (Kamu minta apa dari aku anak canti) sambung Nyi paninggir.

Belum juga surtini menjawab seketika surtini muntah-muntah. Nampak langsung dia merasakan kehamilan seperti pada umumnya. Paras surtini seketika berubah Menjadi cantik dan berwibawa. Surtini merasakan bahwa dirinya tak ada yang bisa menandingi.

“Cah ayuuu….mengko ngapati awakmu teko rene maneh yo.. sewulan cukup siji kanggo ngempani anakmu" (anak cantik…. Nanti 4 bulanan kamu kesini lagi yaaa, satu bulan cukup satu saja, buat memberi makan anakmu) ucap nyi paninggir yang meminta surtini menyertakan tumbah pada 4 bulan anaknya.

Namun surtini masih bimbang harus bagaimana dia mencari Tumbal jantung bayi lagi, sementara hati kecil surtini tak tega membunuh bayi kecil yang selalu dia mimpikan.

Baru surtini menyatakan untuk tidak menyanggupi pernyataan nyi paninggir tiba-tiba surtini tak tersadarkan diri.

Bentar Guys, Ini thread kok harus ngetik satu2 ya ngga bisa di plus.

***

“Mboteeen nyi, kuloo mboten siap, kulo mboten tego” (tidak nyi, saya tidak siap, saya tidak tega).

“Bu….buuu… tangi… sampean neng opo” (bu.. buuu.. bangun, kamu kenapa) tanya carto yang kaged mendengar Suara keras surtini dari tidurnya.

“Pak. Bapak, kok neng kene…” (pak… bapak, kok disini) gelagap surtini yang terbangun dari tidurnya.

Linglung kebingungan Surtini rasakan, benar-benar aneh perjalanan jauh yang surtini lalui dengan nyata tiba-tiba tersadar hanya di kamar tidurnya.

“Ibuk rep repen, tak jukoke Wantah yo bu” (ibu mimpi buruk, tak ambilkan air putih ya bu) ucap carto.

“Nggih pak matursuwun” (iya pak Terimakasih) jawab surtini sambil kebingungan akan hal yang terjadi pada dirinya.

“Huaaaak…huuaaaak” tiba-tiba surtini merasakan mual. benar saja hal yang terjadi pada mimpinya kini benar-benar terjadi di kehidupan surtini.

***

“Pak.. ibu sampun 2 minggu niki kok telat datang bulan nggih” (pak… Ibu sudah 2 minggu ini kok telat datang bulan ya) ucap surtini pada suaminya.

“Wah tenane bu, sesok cek neng mbah munah yo, ben di urut mbok menowo ono dedek bayine heheh” (wah beneran bu, besok cek ke mbah munah ya, barangkali ada adeknya heheh) sambung Carto bahagia karena mendengar ucapan surtini.

Kebahagiaan Surtini tercapai karena dia akan memiliki momongan yang dia mimpikan. namun setiap malam surtini selalu di hantui akan mimpi buruknya bertemu dengan sosok nyi paninggir yang selalu menagih janjinya.

BERSAMBUNG

*****
Selanjutnya

*****
Sebelumnya
close