PESUGIHAN KELUARGA NINGRAT "NGIPRI KETHEK" (Part 7) - Rencana Terselubung

Bagian 7 - Rencana Terselubung Raden Anggoro
Raden suropto namanya. Dia adalah adik dari Raden brotoseno yang merupakan ayah dari Raden angkoro. Bapakku belum mengetahui secara pasti siapa raden suropto tersebut.
Namun ibuku mengatakan jika beliau adalah orang yang sangat menolak keterkaitan antara dunia perpolitikan yang memasuki wilayah kekera*****.
Belum diketahui apa maksud yang diingikan dari raden suropto sendiri. Namun dirinya tidak menginginkan adanya campur tangan antara pejabat dengan keluarganya hingga menjadikan seluruh aturan dan system kekelurgaan benar-benar dijadikan seperti boneka oleh para pejabat yang menganut paham dunia perpolitikan itu sendiri.
Bapakku yang mengetahui percakapan antara kedua belah pihak yakni raden angkoro dan beberapa pejabat penting, akhirnya bisa menyimpulkan satu persatu mengenai privasi yang memang disembunyikan oleh keluarga brotoseno secara mendalam.
Jika memang nantinya rencana itu berhasil, berarti semua rencana yang memang telah dipikirkan oleh raden angkoro benar-benar berjalan dengan mulus.
Satu hal yang masih bapakku pikirkan. Mengapa tumbal berikutnya berasal dari keluarga brotoseno? Mengapa tidak berasal dari keluarga ningrat saja? Padahal di keluarga ningrat sendiri masih ada beberapa orang yang bisa dijadikan tumbal berikutnya.
Jikalau raden angkoro mau, mungkin saja dirinya akan menumbalkan mas sugeng terlebih dahulu. Mengapa mas sugeng? Jika dipikirkan, peran mas sugeng di keluarga ningrat tidak banyak. Dia hanya menjadi pengikut dari mas pangarep.
Sehingga jika raden angkoro mau, kemungkinan besar dia akan menumbalkan mas sugeng untuk dijadikan pengawal dari rojo kethek. Namun jika raden Angkoro memang berkeinginan untuk mencari tumbal yang berasal dari keluarganya sendiri, berarti ada beberapa kesimpulan yang mungkin bisa ditarik.
1.Raden angkoro tidak menginginkan adanya kecurigaan dari keluarga ningrat untuk bisa menjalankan apa yang menjadi hak keinginan dan rencana terbesarnya.
2.Diketahui, raden suropto merupakan satu-satunya anggota keluarga dari keluarga brotoseno yang tidak menyukai langkah dari raden angkoro. Dia adalah satu-satunya dari keluarga brotoseno yang mengecam raden angkoro ketika memasukkan politik ke dalam kekeluargaan kekera*****
3.Alasan lainnya yang benar-benar kuat adalah mungkin saja raden angkoro memiliki sebuah rencana besar terkait mengapa dirinya menumbalkan raden suropto yang merupakan bagian dari keluarganya sendiri.
Jikalau benar apa yang memang dipikirkan bapakku, raden angkoro melakukan hal ini karena memang dalam pesugihan ini cukup mencari 2 tumbal pertama untuk mendapatkan banyak tumbal lainnya.
Bisa dibilang kunci utama dalam melakukan pesugihan ini adalah dengan cara menumbalkan dua orang untuk mendapatkan banyak tumbal lainnya.
Bapakku yang menyadari hal ini langsung terkejut. Dia langsung mengatakan kepada ibuku terkait apa yang baru saja dipikirkannya.
‘’Bu! Dimana rumah raden suropto?’’
‘’Di-dia di sebuah pelinggihan (perumahan) yang jaraknya tidak jauh dari tempat ini.’’
‘’Bu! Ini benar-benar gawat!”
‘’Maksud bapak kenapa?’’
‘’Jika raden suropto ditumbalkan, maka kita semua akan terkena imbasnya.’’
Ibuku masih belum paham terkait apa yang menjadi jalan pikiran dari bapakku. Dia sendiri masih ragu jika memang raden suropto yang akan dijadikan tumbalnya.
‘’Kunci dari rencana raden angkoro adalah ketika dia menyebutkan akan menumbalkan karyawannya. Jika dipikirkan, maka pesugihan ini berjalan tidak selektif lagi.’’ Jelas bapakku.
‘’Maksud bapak bagaimana? Ibu tidak paham.’’
Bapakku mencoba untuk menenangkan diri. Dia tidak ingin ada kesalahpahaman yang tercipta dari penyampaiannya yang buru-buru itu.
‘’Ibu tahu kan? Siapa korban pertama pesugihan yang dijalankan keluarga ningrat ini?’’ Tanya bapakku.
‘’Nyi endang, ibuku sendiri.’’
‘’Benar. Dia akan dijadikan ratu oleh rojo kethek. Namun pada kenyataannya, ratu yang sebenarnya yang ada di rumah ini adalah mbak neneng. Nyi endang hanya dijadikan tumbal untuk mengkultuskan ratu kethek itu sendiri yaitu mbak neneng.’’
Ibuku mulai mengangguk paham. Dia mulai mengerti apa yang menjadi jalan pikiran dari bapakku terkait pesugihan ini.
‘’Lalu ada apa dengan tumbal berikutnya?’’ Tanya ibuku.
‘’Raden angkoro mengatakan jika tumbal berikutnya berasal dari keluarga brotoseno yaitu raden suropto. Jika memang apa yang dipikiranku ini benar, raden angkoro melakukan ini hanya untuk mengelabui keluarga ningrat.’’
‘’Mengelabui keluarga ningrat? Agar apa?’’
‘’Agar kita semua dijadikan tumbal!”
Deg! Hati ibuku langsung bergetar hebat. Melalui perkataan yang baru saja diucapkan oleh bapaku, semuanya seperti terbuka lebar dan begitu jelas apa yang memang sedang direncanakan oleh raden angkoro.
Ibuku mengingat sebuah perkataan yang memang dirinya sendiri dapatkan ketika nyi endang masih hidup. Nyi endang sering berpesan kepada ibuku jika ada salah satu dari keluarganya yang sangat mengerikan.
Dia akan menghalalkan segala cara untuk menjalankan semua ambisinya dan mereka berasal dari keluarga brotoseno.
Bapakku hanya terdiam ketika ibu mengatakan hal seperti itu. Dia pun sedang memikirkan banyak cara agar bisa menjalankan rencananya satu persatu.
Adapun rencananya yang akan dijalankan oleh bapak sendiri adalah:
1.Menyelamatkan Raden suropto.
2.Mengeluarkan Mbak neneng yang diketahui sebagai kunci dari rahasia pesugihan keluarga ningrat.
3.Kabur dari rumah dan memutuskan untuk melakukan pati obor.
Ketiga rencana itu harus benar-benar ia jalankan dan dilaksanakan agar raden angkoro tidak bisa menumbalkan semua keluarga ningrat.
‘’Sungguh biadab raden angkoro! Ternyata rencana terselubungnya benar-benar mengerikan.’’
Saat bapak dan ibuku sedang berbicara di dalam kamar, tiba-tiba ia mendengar suara ketukan pintu dari luar kamar.
‘’Dok! Dok! Dok! Dok!’’
Bapak pun langsung menuju ke arah pintu dan membukanya secara perlahan. Ternyata yang baru saja mengetuk pintu adalah mbak ayu.
‘’Mbak ayu. Ada apa mbak?’’
‘’Mas arto boleh keluar sebentar?’’
‘’Ada perlu apa ya mbak.’’
‘’Pejabat itu ingin menemuimu mas.’’
Bapakku langsung gugup ketika mbak ayu mengatakan hal itu kepadanya.
Jangan-jangan raden angkoro telah menceritakan dirinya kepada pejabat itu.
Untuk menghormati panggilan tersebut, bapakku pun keluar dari kamar. Ia akhirnya menuju ke ruang tamu untuk bertemu dengan pejabat tersebut.
Setelah tiba di ruang tamu, bapakku langsung menundukkan badannya sembari merendahkan sedikit demi sedikit badannya untuk terduduk di lantai.
‘’Hei! Jangan duduk di lantai. Kemari! Duduk saja di sofa empuk ini!’’ Ucap salah satu pejabat itu.
‘’Tidak apa-apa tuan. Lantai adalah tempat yang paling mulia bagi saya.’’ Jelas Bapakku.
‘’Tak usah malu. Duduklah di sofa.’’
Bapakku perlahan melihat raut wajah dari satu persatu para pejabat. Dia merasakan ada hawa negative yang terpancarkan dari para pejabat itu.
Dua dari pejabat itu ternyata sering memanipulasi pembelanjaan yang diberikan oleh pemerintahan pusat. Hal ini diketahui, karena ada dua makhluk yang bentuk wajahnya tidak sempurna. Lalu kepalanya sangat besar dan lehernya juga panjang hingga melilit ke bagian perut sampai kepalanya.
Dan yang terakhir. Dia sangat pekat sekali auranya. Sampai-sampai tubuh bapakku dibuat lemas olehnya. Ternyata pejabat yang satu ini memiliki perewangan (jin peliharaan) yang sangat banyak.
Bapakku yang mengetahui sesuatu yang memang tertanam di tiga pejabat itu hanya bisa terdiam. Dia tidak ingin jika ketiga pejabat itu benar-benar mengetahui apa yang memang dimiliki oleh bapakku.
Tiba-tiba satu dari ketiga pejabat itu pun mengulurkan tangannya kepada bapakku. Dia meminta kepada bapakku untuk duduk di atas sofa empuk yang memang dipergunakan untuk bapakku duduk di sana.
‘’Mari duduk. Jangan di lantai. Tidak sopan duduk di bawah sedangkan kami berada di atas.’’
Bapakku sekilas membaca nama yang tertempel di jas hitam pejabat itu. Dia bernama ‘’Lingga’’.
Dari namanya saja, bapakku sudah menilai jika pejabat yang memiliki banyak perewangan ini adalah orang yang tidak mau mengalah terhadap siapapun.
‘’Maturnuwun tuan.’’ Ucap bapakku sembari menggapai uluran tangannya.
Namun saat dimana bapakku menyentuh tangan itu, dia seperti terbawa di sebuah zaman/waktu yang akan terjadi di masa depan. Dengan jelas bapakku mendapatkan penggambaran terkait pejabat yang bernama ‘’Pak Lingga’’ ini.
Bapakku melihat seorang wanita yang sedang tertidur, lalu kedua tangannya diikat oleh buntut dari rojo kethek. Saat dimana wanita itu tidak bergerak, bapakku langsung menghampirinya dan membisiki wanita tersebut.
‘’Tenangkan dirimu. Jangan takut.’’
Lalu wanita itu pun langsung menenangkan dirinya dan memukulkan kedua tangannya ke arah tembok. Sontak saja buntut dari rojo kethek pun terlepas.
Wanita itu berlari hingga masuk ke dalam kamar. Ia pun melihat rojo kethek berjalan ke arahnya. Secara perlahan rojo kethek itu terhalang oleh sesuatu yang menggunakan pakaian ala kera***.
Ternyata wanita itu memiliki khodam turunan yang berasal dari leluhurnya.
Sehingga rojo kethek itu tidak bisa melakukan apapun lagi kecuali menahan diri hingga waktu subuh tiba.
Bapakku pun langsung melepaskan genggaman itu sembari menghela nafas panjangnya.
Raden angkoro dan pejabat lainnya sempat terkejut terkait apa yang baru saja terjadi kepada bapakku.
‘’Ada apa arto?’’
‘’Tidak ada apa-apa raden.’’
Bapakku pun langsung bangkit dan terduduk di sofa sembari memikirkan apa yang baru saja terjadi kepada dirinya.
Saat dimana bapakku terduduk, raden angkoro langsung mengarahkan topik pembahasan agar kejadian yang baru saja terjadi kepada bapakku tidak terpikirkan oleh ketiga pejabat penting tersebut.
Setelah mengobrol lama, akhirnya para pejabat itu pun memutuskan untuk pulang.
Raden angkoro pun mempersilahkan ketiga pejabat itu untuk pamit.
Setelah mereka bertiga pamit dari rumah, raden angkoro masih menatap bapakku dengan tatapan yang tidak biasa.
Dia pun mendekati bapakku sembari mengatakan sebuah kalimat yang membuat tubuh bapakku merinding seketika.
‘’Kau sudah tahu rahasia kami kan?’’
Bapakku hanya terdiam dan tidak mengatakan apapun terkait rahasia yang baru saja dibeberkan oleh raden angkoro.
Saat itu juga raden angkoro langsung pergi dan pamit pulang.
Dia seperti menunjukkan kepada bapakku terkait siapa yang akan dijadikan tumbal berikutnya.
Tepat dimana raden angkoro keluar, ada seseorang yang suaranya sangat familiar mendatangi rumah dan mengetuki pintu berkali-kali. Bapakku yang kebetulan belum sempat masuk kamar, langsung membelokkan arahnya ke depan rumah.
Ternyata, ketika dirinya membukakan pintu, orang tersebut adalah kang waris.
‘’Loh, kang? Ada apa datang ke rumah ini?’’
Kang waris hanya tersenyum.
Dia memegangi tangan bapakku yang mana tangan itu adalah tangan yang menggapai uluran tangan dari salah seorang pejabat yang bernama lingga.
‘’Kamu tahu kan? Apa maksud dari sesuatu yang baru saja terjadi ketika tanganmu memegang tangan dari seorang pejabat itu?’’ Tanya kang waris.
‘’Maksud kang waris?’’
‘’Itu adalah kejadian di 15 tahun yang akan datang. Ini akan terjadi kepada anak keduamu yang berjenis kelamin perempuan.’’ Bapakku langsung kaget mendengar hal itu.
Ternyata apa yang baru saja dilihatnya adalah kejadian yang akan terjadi di 15 tahun ke depan.
Hal ini membuat bapakku tidak bisa berkata-kata dan hanya terdiam mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh kang waris.
‘’Aku ke sini untuk menggagalkan rencana raden angkoro.’’
‘’Menggagalkan rencana? Dengan apa kang?’’
‘’Raden suropto adalah temanku. Dia adalah orang yang memang sudah mengetahui jalannya pesugihan turun temurun ini.’’
Kang waris yang memang dekat dengan nyi endang, ternyata dirinya berteman dengan raden suropto.
Jika memang kang warisi bisa menyelamatkan raden suropto, berarti rencana dari raden angkoro akan digagalkan secara total oleh kang waris.
‘’Tapi aku minta satu hal kepadamu.’’ Ucap Kang waris.
‘’Apa itu kang?’’
‘’Tolong jaga kedua anakmu dengan baik-baik. salah satunya akan menjadi penghalang bagi brotoseno dan juga para pejabat itu.
Karena itulah, masa depan yang baru saja kau ketahui itu akan terjadi di 15 tahun ke depan.’’
Setelah mengatakan hal itu kang waris pun pamit pergi. Bapakku mengetahui dengan jelas pesan yang tersirat dari apa yang dikatakan oleh kang waris kepadanya.
Saat dimana bapakku ingin menghampiri kang waris, tiba-tiba kang waris terhenti sejenak dan mengatakan sesuatu kepada bapakku.
‘’Ini adalah akhir hayatku. Maafkan aku yang belum bisa membantu banyak untuk mengeluarkan keluargamu dari jeratan tumbal ini.
Setidaknya, dengan mengacaukan rencana raden angkoro, kalian bisa cepat pergi dari tempat ini.’’
Setelah mengatakan hal itu, kang waris kembali melangkah dan meninggalkan bapakku yang masih terdiam karena mendengar hal yang baru saja dikatakan oleh kang waris.
Lewat pesan yang dikatakan oleh kang waris, bapakku pun menyimpulkan satu hal, apakah karena raden suropto adalah orang terpenting sehingga rahasianya bisa dijadikan senjata untuk melumpuhkan raden angkoro?
Atau memang karena kang waris memiliki tujuan lain agar bisa menyelesaikan pesugihan ini?
BERSAMBUNG
*****
Selanjutnya
*****
Sebelumnya