Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PESUGIHAN KELUARGA NINGRAT "NGIPRI KETHEK" (Part 8) - Pengawal Rojo Khetek


Bagian 8 - Pengawal Rojo Khetek

Selanjutnya, hari dimana saat bapakku menunggu tanda-tanda akan terjadinya ritual dari tumbal berikutnya berlangsung.

Mbak neneng, mbak ayu dan juga mas pangarep, ketiganya mengikuti raden angkoro untuk menuju ke sebuah tempat yang tidak diketahui letaknya.
Pikir bapakku, ketiganya akan menjalani ritual tersebut sebelum akhirnya nanti raden suropto ditumbalkan.

Namun ternyata, raden suropto yang diketahui sebagai pion terpenting selanjutnya dari dijalankannya ritual pesugihan ini, ternyata sudah mengetahui langkah dari raden angkoro.

Dengan cepat, raden suropto pun meminta bantuan kepada seseorang yang ternyata orang tersebut adalah orang terdekatnya.

Dia adalah kang waris. Kang waris sendiri yang kebetulan mendatangi rumah dari raden suropto pun meminta kepada raden suropto untuk bersembunyi di sebuah tempat yang dulunya dijadikan sebagai tempat para keturunan kekera***** untuk bersembunyi dari kejaran orang-orang belanda.

Tempat tersebut dikenal sebagai ‘’siti pangaliran’’ artinya tempat yang mengalir.
Disebut dengan ‘’siti pangaliran’’ karena jika orang tersebut mendatangi tempat tersebut dan memiliki niat buruk atau jahat kepada seseorang, maka tempat tersebut akan berubah menjadi lautan yang sangat luas.

Dengan arahan dari kang waris, raden suropto pun akhirnya berangkat menuju tempat tersebut. Tepat saat dimana raden suropto sudah pergi ke tempat tersebut, raden angkoro dan ketiga keluarga ningrat lainnya mendatangi rumah raden suropto. Sesampainya di sana, mereka berempat bertemu dengan kang waris yang sedang terduduk sembari menunggu kedatangan raden angkoro dan ketiga keluarga ningrat lainnya.

Raden angkoro penasaran, bagaimana mungkin kang waris bisa lebih dulu mendatangi rumah raden suropto. Dengan tegas raden angkoro pun langsung menanyakan kepada kang waris terkait keberadaan dari raden suropto.

Namun kang waris hanya tersenyum sembari mengatakan sesuatu hal yang membuat raden angkoro terkejut.

‘’Kalian semua sedang mencari pengawal rojo kethek kan?’’ Tanya kang waris.

Raden angkoro yang semula terdiam, kini ekspresi wajahnya berubah secara drastis. Di dekatinya kang waris dengan penuh amarah dan emosi yang sangat meluap-luap.

‘’Kau menyembunyikan para pengawal rojo kethek?’’ Tanya raden angkoro dengan nada yang rendah namun aura kemarahannya sudah terasa sangat jelas.

Kang waris pun bangkit dari duduknya. Dia kemudian menatap sebuah pepohonan yang sudah sangat tua usianya. Seperti mengingatkan perjalanannya saat mengetahui keluarga brotoseno yang telah melakukan praktek pesugihan ini secara turun temurun.

‘’Aku sebenarnya sangat benci dengan apa yang memang dijalankan keluarga brotoseno secara turun temurun ini. Namun karena aku adalah rakyat biasa dan tidak memiliki garis keturunan, mungkin ini bukan menjadi urusanku.’’

‘’Akan tetapi, karena nyi endang sudah sangat baik kepadaku, maka akan aku penuhi permintaan dari nyi endang untuk menyembunyikan semua pengawal rojo kethek supaya sistem pesugihan yang kalian inginkan tidak berjalan dengan mulus.’’

Raden angkoro yang mendengar ucapan dari kang waris pun terkejut. Ternyata di balik hilangnya para pengawal rojo kethek karena kang waris orang yang mengarahkan semua ini.

Selain itu kang waris juga mengatakan jika nyi endang sudah mengetahui praktik pesugihan ini memang sengaja menjadikan dirinya sebagai tumbal agar dirinya bisa terlepas dari jeratan keluarga brotoseno.

‘’Nyi endang sudah lama mengetahui praktik pesugihan ini. Ia tidak mengatakannya kepada seluruh anak-anaknya kecuali kepadaku. Dan dalam perkataannya, aku terkejut akan satu hal…‘’ Jelas Kang waris.

‘’Apa itu?’’ Tanya Raden angkoro.

‘’Dia rela menjadikan dirinya sebagai tumbal dari berlangsungnya pemilihan ratu kethek, namun dia sendiri tidak rela jika rojo kethek mencari tumbal berikutnya yaitu pengawal rojo kethek itu sendiri.’’

‘’Bajingan!’’

‘’Dengan tidak terpenuhinya syarat itu, maka pesugihan yang kalian lakukan tidak berarti apa-apa. Sedangkan rojo kethek akan memilih secara acak jika waktunya telah tiba. Jadi kemungkinan besarnya, selama kalian tidak mendapatkan pengawal rojo kethek yang kalian inginkan, maka para lelaki yang sekarang berada di keluarga ningrat-lah yang akan dipilih secara acak untuk dijadikan sebagai tumbal berikutnya.’’

Ucap kang waris dengan senyuman yang penuh dengan penyiksaan kepada raden angkoro.
Mas pangarep yang mendengar hal itu langsung ketakutan. Dia sendiri tidak percaya terkait apa yang memang menjadi sebuah aturan baru dari syarat pesugihan ngipri kethek ini.

‘’Jadi? Jika pengawalnya tidak ketemu, maka tumbal berikutnya adalah salah satu dari keluarga ningrat yang masih terikat dengan pesugihan itu sendiri?’’ Tanya mas pangarep.

Kang waris menatap tajam mas pangarep. Dia adalah satu-satunya dari keluarga ningrat yang sangat ia benci karena kebodohan dan ambisi jahatnya untuk mendapatkan kekayaan selama 7 turunan.

Mas pangarep adalah orang yang membuat nyi endang meninggal dunia. Dari segala anggota keluarga ningrat, hanya dirinyalah yang berani menjual nama keluarga ningrat hanya untuk bekerja sama dengan keluarga brotoseno yang termasuk keluarga rengget.

Keluarga brotoseno yang memang mengiming-imingkan kekayaan dengan jumlah yang besar membuat mas pangarep terpicut hatinya. Ia lalu mengajak mbak ayu untuk bergabung. Lalu adik-adiknya yang lain dipaksa untuk mengikuti perintahnya.

Jika tidak, nasib mereka akan seperti ibunya yang akan dijadikan tumbal dari pesugihan itu sendiri.
Alasan utama mengapa mas pangarep menginginkan saudara-saudaranya yang lain untuk menjalankan pesugihan ini adalah karena aturan dalam pesugihan ini sangatlah membuat orang menjadi buta akan kehidupan.

Jika orang tersebut sudah berhasil menjalankan semua aturan dari pesugihan ini, maka dirinya akan mendapatkan kekayaan yang sangat berlimpah. Bukan hanya itu saja, kekayaan itu akan meneruskannya kepada keluarganya yang lain sampai tujuh turunan.

Kekayaan ini akan terus menerus meliputi dirinya dan juga generasi selanjutnya sampai pesugihan ini terus dijalankan secara turun temurun.

Artinya, mereka cukup mencari dua orang untuk dijadikan tumbal. Tumbal yang pertama adalah mereka harus mencari ratu kethek (wanita), lalu mereka juga dituntut untuk mencari pengawal rojo kethek (pria).

‘’Ibumu sangat membencimu. Dia tidak rela jika anak-anak sepertimu menjadi kaya raya karena telah menjatuhkannya ke dalam lubang penderitaan.’’ Ucap kang waris.
‘’Sialan!’’

Mas pangarep pun langsung menghajar wajah kang waris. Namun itu tidak berjalan lama karena mbak ayu dan mbak neneng mencekalnya terlebih dahulu.

Raden angkoro benar-benar dalam kondisi yang sangat membingungkan. Dia sama sekali tidak mengerti mengapa rencananya selalu saja ada yang menghalanginya.

Kang waris pun bangkit kembali. Dia menatap ke arah raden angkoro dengan tatapan yang sinis,
‘’Jadi sudah dua pengawal ya? Yang sudah lari dan kabur meninggalkan tempat tinggalnya?’’ Ucap kang waris sembari tersenyum.

‘’Apa maksudmu?’’ Tanya mas pangarep.

‘’Aku adalah orang yang menyuruh mas krishna untuk lari kabur dari rumah tepat di hari kematian nyi endang. Kalian sadar kan? Dari seluruh keluarga ningrat yang hadir, hanya mas krishna yang tidak ada di tempat itu?’’

Mbak ayu pun langsung terkejut saat dirinya mendapati mas krishna menghilang tepat di hari pemakaman nyi endang. Namun dia juga merasa ada yang janggal. Karena ada salah seorang yang mendatangi rumahnya dan hanya berdiri tepat di depan rumah.

‘’Jadi orang yang hanya berdiri di depan rumah itu adalah…?” Tanya mbak ayu.

‘’Benar. Itu aku. Aku menunggu kedatangan mas krishna untuk memberikan arahan terkait tempat yang harus ia jadikan pelarian.’’

‘’Sialan kau!’’ Teriak mas pangarep.

Raden angkoro pun langsung mendekati kang waris dan dengan cepat mencekik leher kang waris dengan kuat hingga kang waris sendiri merasakan adanya bantuan tenaga dari makhluk lain yang menyelimuti tubuhnya.

Dia adalah khodam bawaan dari leluhurnya, algojo kera***.

‘’Jika kau tidak mengatakan dimana kedua pengawal yang telah kau sembunyikan, kau bisa lihat sendiri kan? Apa yang ada di belakangku ini akan menusuk organ dalammu sampai hancur hanya dengan aku mencekik lehermu?’’

Kang waris melihat sosok algojo dengan wajah yang menyeramkan itu sudah siap untuk mengangkat senjatanya dan perlahan mengarahkan ke perutnya secara perlahan.

Namun bukan kang waris namanya jika dia tidak memiliki rencana lain untuk bisa kabur dari jeratan raden angkoro.
‘’Le-lepaskan… aku.. du-luuuu.’’ Ucap kang waris.

Raden angkoro pun melepaskan kedua tangannya dan menunggu kang waris tenang sejenak untuk mengatakan letak keberadaan dari dua pengawal rojo kethek yang sudah lari. Mereka berdua adalah mas krishna dan juga raden suropto.

‘’Cepat katakan! Dimana mereka berdua?”

Kang waris pun tersenyum dan menatap mereka berempat dengan tatapan yang sangat mengerikan.

‘’Kota kembang dan siti pangaliran!’’

Deg! Raden angkoro pun terkejut mendengar dua nama itu. Mereka semua benar-benar telah dimanipulasi oleh kang waris sampai-sampai kedua pengawal ini telah berada jauh dari tempat asalnya.

‘’Kalian tahu, mas krishna tidak akan bisa kalian temukan. Begitu juga dengan raden suropto. Dia berada di siti pangaliran (tempat yang mengalir). Tempat dimana jika orang-orang seperti kalian mendatangi lokasi itu, tempat tersebut akan berubah menjadi lautan yang sangat luas.’’

Bersamaan dengan itu, muncul suara kelelawar yang entah datangnya dari mana. Tiba-tiba dari pepohonan tepat di belakang kang waris, telah keluar ratusan Kelelawar itu segera menyerang para keluarga ningrat termasuk juga raden angkoro.

Dengan cepat kang waris pun segera meninggalkan tempat tersebut dan segera pergi menjauh dari cekalan raden angkoro dan keluarga ningrat lainnya.
‘’Sialan kau waris! Lihat saja! 15 tahun yang akan datang, kau akan mati dengan mengenaskan!’’

Hari itu adalah hari terburuk bagi keluarga ningrat dan juga raden angkoro. Pasalnya, mereka semua ditipu habis-habisan oleh kang waris dan merasa jika kang waris sudah selangkah lebih maju dari rencana mereka.

Kang waris yang diketahui memiliki kedekatan dengan nyi endang ternyata dia sudah lebih dulu diberitahu oleh nyi endang akan kematiannya.

Lalu dengan disembunyikannya para pengawal rojo kethek, maka tidak ada lagi kemungkinan mereka untuk mendapati tumbal berikutnya kecuali dengan menumbalkan satu dari keluarga ningrat yang tersisa.

Lalu siapakah yang akan dijadikan tumbal berikutnya yang berasal dari keluarga ningrat? Apakah nantinya mas pangarep atau mas sugeng yang akan dijadikan tumbal berikutnya?

Lalu apa jadinya jika ritual itu berhasil dijalankan? Apakah ketakutan yang dipikirkan oleh mas arto akan benar-benar terbukti? Atau sebaliknya?

Kang waris lebih dulu mencekal raden angkoro untuk bisa mendapatkan tumbal berikutnya sehingga dia tidak mampu untuk mencari tumbal berikutnya selain dengan menjadikan dirinya sebagai pengawal dari rojo kethek itu sendiri?

BERSAMBUNG

*****
Selanjutnya

*****
Sebelumnya
close