Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PART INDEX - TITIK BALIK ILMU LELUHUR


"Sepertinya kedua sosok itu sangat tidak senang dengan kehadiran saya Datuk.. bahkan sorot mata mereka menyiratkan kebencian yang tak beralasan.."

"Anak muda, kehadiran dan kedatangan-mu.. menjadi alasan dari kebencian mereka, selama aku masih hidup maka selama itu mereka mendapatkan persembahan dariku.."

"Apa wujud dari persembahan yang biasa Datuk lakukan untuk mereka.." tanyaku.

"Sepasang kepala Kambing hitam.. dan terkadang mereka meminta kepala manusia..."

"Apa yang Datuk dapatkan dari ritual persembahan buat mereka" tanyaku penasaran.

"Aku seorang nelayan, tentu saja bukan hanya satu kelong yang kutanam ditengah lautan., dan tidak sedikit hasil melaut yang kudapatkan, secara materi aku tidak kalah dengan orang-orang kaya yang ada dikota ini., datuk sendiri sudah terikat janji dengan dua sosok yang jadi penguasa perairan pulau ini.. bahwa akan ada genarasi datuk yang meneruskan perjanjian gaib yang sudah turun temurun sejak jaman leluhur Datuk, ilmu ini ilmu langka dan sangat tua dari sisi keilmuan, apa yang terjadi di Rumah Sakit bukan yang pertama terjadi, tidak sedikit orang-orang pintar, kyai dan ustad yang mencoba untuk melebur semua ilmu yang bersarang dalam tubuh Datuk, jujur Datuk sangat berkecil hati, saat melihat engkau yang datang, hati kecil Datuk lebih condong pada saudaramu.. tapi bukan berarti Datuk mengecilkan kehadiranmu disini" ujar Datuk Lolo panjang lebar dengan posisi terbaring seperti semula.

"Saya faham.. tentu saja Datuk lebih Awas dibanding saya dan Datuk sendiri sudah bisa untuk merabanya.."

"Hahaha... kenapa tidak kau panggil leluhurmu.. untuk berhadapan dengan kami.." kali ini suara Datuk Lolo bergema, tubuhnya serentak duduk bersila, kedua telapak tangan terentang dengan mulut yang komat kamit membaca japa mantra.

"Rara serunting.. Jala Paksi.. aku tidak ada urusan dengan kalian.."

"Kedatanganmu jadi urusan bagiku.."

Datuk Lolo bersujud, dirinya seakan menahan agar dua makhluk yang selama ini mengikuti dirinya agar tidak keluar dari tubuh rentanya dan menampakan wujud aslinya.

"Cik Puan.. aku sudah tidak kuat, tolong akhiri semua ini, cabutlah nyawaku dan ambil ragaku sebagai ganti dari persembahan yang biasa aku lakukan.. cabut saja nyawaku" suara Atuk Lolo terdengar bergumam.

"Tidak.. Lolo, aku akan terus meminta persembahan darimu, kecuali anak laki-lakimu yang meneruskan semua ini maka, penderitaan-mu akan berakhir dengan sendirinya..."
Balas satu sosok Wanita bangsawan melayu, terlihat satu selendang berwarna merah tersampir dipundaknya, rambut hitam bergelung kebelakang dengan hiasan beberapa tusuk konde yang menancap di rambut hitam yang bergelung.
close